BerandaTafsir TematikTafsir EkologiGaya Hidup Zero Waste sebagai Manifestasi Nilai-nilai Alquran

Gaya Hidup Zero Waste sebagai Manifestasi Nilai-nilai Alquran

Kota-kota metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya penuh dengan gemerlap dan gedung-gedung mewah menjulang tinggi. Namun, di balik keindahannya tersebut ada pemandangan tak indah, yaitu pemandangan sampah yang terus berdatangan ke beberapa TPA di pinggiran jalan raya. Pemandangan yang tak hanya mengurangi keindahan kota, tetapi juga berbahaya bagi kualitas udara dan kesehatan lingkungan.

Salah satu penyebab fenomena tersebut terjadi adalah jumlah penduduk yang terlalu banyak. Pelajar atau mahasiswa serta pekerja dari berbagai daerah datang merantau ke kota-kota metropolitan. Semakin meningkat jumlah penduduk, semakin meningkat pula sampah yang dihasilkan. Berangkat dari fakta ini, maka penulis tertarik untuk mengulas lebih dalam tentang gaya hidup zero waste sebagai salah satu langkah meminimalisasi jumlah sampah dan apa saja nilai-nilai Alquran yang terdapat di dalamnya.

Secara bahasa, zero waste berarti nol sampah atau bebas sampah. Zero waste adalah gaya hidup yang berupaya mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan produk-produk sekali pakai seperti plastik. Tujuan utamanya ialah untuk mengurangi jumlah sampah dan menjaga lingkungan serta sumber daya alam.

Baca juga: Refleksi Q.S. Annaml Ayat 17-18: Etika Berlalu Lintas Qur’ani

Menurut Zero Waste International Alliance, gaya hidup zero waste memilki konsep yang berfokus pada pengelolaan secara menyeluruh terhadap suatu produk. Mulai dari cara produksi, konsumsi, hingga penggunaan kembali tanpa melibatkan pembakaran atau pembuangan sampah ke lingkungan. Secara umum, terdapat tiga hal yang dapat diterapkan dalam zero waste, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali) dan recycle (mendaur ulang).

Disebutkan dalam buku Zero Waste Home karya Johnson tiga hal tersebut dikembangkan menjadi lima. Yang pertama refuse (menolak), yaitu sebisa mungkin menolak penggunaan sampah plastik atau hal-hal yang tidak diperlukan. Artinya kita berusaha untuk mencari alternatif lain selain menggunakan plastik. Yang kedua reduce (mengurangi), yaitu mengurangi pembelian, penggunaan, dan konsumsi barang sekali pakai dan barang-barang lain yang tidak bisa diolah melalui pengomposan.

Ketiga reuse (menggunakan kembali), yaitu menggunakan kembali barang-barang yang masih mungkin untuk digunakan. Keempat recycle (mendaur ulang), yaitu mengubah bentuk dan fungsi suatu barang. Contohnya mengubah kantong plastik atau botol plastik menjadi barang-barang lain yang lebih bermanfaat seperti tas, sendal, dan lain-lain. Kelima rotting (membusukkan), yaitu mengubah sampah-sampah organik menjadi kompos atau pupuk tanaman. Lima hal yang telah disebutkan di atas adalah penerapa gaya hidup zero waste sebagai upaya meminimalisasi jumlah sampah.

Baca juga: Hubungan Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Surah Albaqarah Ayat 30

Jika dilihat dari beberapa penerapannya, gaya hidup zero waste merupakan gaya hidup yang mendorong kita untuk senantiasa hidup hemat, sederhana, dan tidak berlebih-lebihan. Berusaha semaksimal mungkin membeli dan menggunakan sesuatu sesuai kebutuhan. Hal ini senada dengan ajaran Islam yang tertuang dalam firman Allah sebagai berikut.

وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (Q.S. Al-Isra: 26-27).

Ayat ini menunjukkan bahwa kegiatan pemborosan dan menghambur-hamburkan harta adalah hal yang dilarang dalam Islam. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah (7/451) memberikan keterangan bahwa yang dimaksud menghamburkan harta secara boros adalah membelanjakan harta tidak pada tempatnya dan membeli barang-barang yang tidak mendatangkan kemaslahatan. Membeli dan memakai barang-barang dari plastik secara berlebihan tidak mendatangkan kemaslahatan dan malah menimbulkan kerusakan.

Gaya hidup zero waste juga salah satu bentuk dari menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Hal ini juga sesuai dengan ajaran Islam lainnya yang disinggung dalam firman-Nya sebagai berikut.

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik (Q.S. Al-A’raf: 56).

Baca juga: Tafsir Almu’minun Ayat 18: Konsep Bumi sebagai Reservoir Air

Dijelaskan dalam Tafsir al-Misbah (5/123-124) bahwa ayat ini berisi tentang larangan merusak bumi atau alam. Yang artinya kita diperintahkan untuk menjaga dan melestarikannya.

Upaya menjaga alam ini terwujud dalam gaya hidup zero waste. Zero waste sebagai gaya hidup adalah salah satu solusi yang relevan untuk menghadapi permasalahan sampah yang semakin kompleks terutama di kota-kota besar. Prinsip-prinsip dalam gaya hidup zero waste seperti refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang) dan rotting (membusukkan sampah organik) akan berdampak signifikan apabila dilakukan secara konsisten dan bersama-sama.

Maka diharapkan kesadaran dari masing-masing individu dan kelompok untuk mulai menerapkan gaya hidup ini dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan dan menfaat Bersama-sama. Prinsip-prinsip dalam gaya hidup zero waste yang berkaitan dengan nilai-nilai Alquran adalah hidup hemat dan sederhana serta menjaga lingkungan. Dengan adanya keterkaitan antara keduanya menunjukkan bahwasanya gaya hidup zero waste bukan hanya sekadar tren, tetapi bisa menjadi sarana beribadah bagi seorang muslim kepada Allah Swt.

Yusrina Salma
Yusrina Salma
Mahasiswa IAT UIN Sunan Ampel
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Antara Impian dan Keluarga: Refleksi Qur’ani Film “Home Sweet Loan”

Antara Impian dan Keluarga: Refleksi Qur’ani Film “Home Sweet Loan”

0
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, dilema antara mengejar impian pribadi dan memenuhi harapan keluarga sering kali menjadi perbincangan. Film “Home Sweet Loan” menggambarkan...