BerandaKisah Al QuranKisah Kesabaran Nabi Yusuf Yang Membuat Kagum Nabi Muhammad

Kisah Kesabaran Nabi Yusuf Yang Membuat Kagum Nabi Muhammad

Andai kita difitnah orang, sehingga  menjalani hukuman penjara selama 14 tahun, lalu Allah berkehendak membuat presiden mengeluarkan kita dari penjara dan meminta kita menemuinya, sebab jasa kita untuk negeri, maka apakah yang kita lakukan?. Mungkin akan segera keluar dari penjara. Atau malah kemudian mengincar orang yang memfitnah kita. Namun ini berbeda dengan Nabi Yusuf, malah kisah kesabaran Nabi Yusuf ketika dipenjara yang kemudian menjadi penyebab kekaguman nabi Muhammad terhadap pribadi beliau.

Enggan Keluar Dari Penjara

Tatkala Nabi Yusuf yang sudah bertahun-tahun mendekam di penjara akibat fitnah Zulaika, kemudian memperoleh panggilan Raja Mesir melalui seorang utusan sebab berhasil mengartikan mimpi yang dapat menyelamatkan penduduk mesir, nabi yusuf tidak lantas segera keluar dari penjara. Ia justru enggan keluar dari penjara dan meminta raja meninjau kembali kasus yang membuatnya dipenjara.

Allah berfirman dalam Surat Yusuf:

وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ فَلَمَّا جَاءَهُ الرَّسُولُ قَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ مَا بَالُ النِّسْوَةِ اللَّاتِي قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ إِنَّ رَبِّي بِكَيْدِهِنَّ عَلِيمٌ

Raja berkata: “Bawalah dia kepadaku.” Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: “Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana perihal wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha mengetahui tipu daya mereka.” (QS: Yusuf [12] 50).

Di dalam ayat di atas dikisahkan Nabi Yusuf menolak keluar dari penjara. Ia justru meminta sang utusan kembali kepada raja dan memintanya agar mencari tahu perihal para perempuan yang melukai tangannya. Yaitu perempuan-perempuan yang diundang Zulaikha untuk menyaksikan ketampanan Yusuf, dan tidak sadar telah melukai tangan mereka sebab takjub pada ketampanan Nabi Yusuf.

Baca juga: Kisah Nabi Ilyas as dalam Al-Quran dan Pertemuan dengan Nabi Ilyasa as

Dalam surat yusuf ayat 51 kemudian dijelaskan, hal ini bertujuan agar Nabi Yusuf dapat menunjukkan kepada orang-orang, ia tidaklah berbuat khianat dengan menggoda istri menteri Mesir yang telah merawat dirinya dan menganggapnya sebagai anak sendiri. Tindakan Nabi Yusuf itu membuahkan hasil berupa sang istri menteri Mesir; Zulaikha mengakui perbuatannya tanpa melalui paksaan.

Ada beberapa sikap mulia Nabi Yusuf yang dapat kita perhatikan dalam kisah di atas.

Pertama, Nabi Yusuf tidaklah menyimpan dendam pada pramusaji minuman raja dengan mempersulitnya, yang datang menemuinya untuk menanyakan arti mimpi sang raja. Padahal jauh sebelum peristiwa mimpi aneh sang raja, saat si pramusaji dipenjara bersama Nabi Yusuf dan mengalami sebuah mimpi, Nabi Yusuf berkenan mengartikan mimpinya dan berpesaan saat si pramusaji bebas agar mau melaporkan kasus nabi yusuf kepada raja. Namun si pramusaji lupa akan pesan Nabi Yusuf.

Kedua, pada saat Nabi Yusuf meminta raja untuk meneliti kembali kasusnya, Nabi Yusuf sama sekali tidak menyinggung soal Zulaikha maupun sang menteri Mesir. Padahal keduanya adalah yang paling tahu dengan kejujuran Nabi Yusuf. Nabi Yusuf memilih tidak meluapkan kekesalannya dipenjara bertahun-tahun, dengan mempermalukan keduanya atau bahkan melayangkan tuduhan pada keduanya.

Baca juga: Kisah Nabi Zulkifli Dalam Al-Quran: Sosok Hamba Yang Penyabar

Kekaguman Nabi Muhammad Pada Kesabaran Nabi Yusuf

Sikap Nabi Yusuf tersebut yang jauh dari rasa marah sebab dizalimi orang lain, mengundang kekaguman dari nabi Muhammad. Imam Bukhari meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda:

وَلَوْ لَبِثْتُ فِى السِّجْنِ طُولَ مَا لَبِثَ يُوسُفُ لأَجَبْتُ الدَّاعِىَ »

Andai aku berada di penjara seperti lamanya Nabi Yusuf berada di penjara, pastilah aku akan menerima panggilan keluar dari penjara (HR. Imam Bukhari)

Imam Ahmad meriwayatkan sabda Nabi Muhammad yang sedikit berbeda dengan riwayat di atas. Ia meriwayatkan dari Abi Hurairah bahwa Nabi bersabda mengenai Surat Yusuf ayat 50:

« لَوْ كُنْتُ أَنَا لأَسْرَعْتُ الإِجَابَةَ وَمَا ابْتَغَيْتُ الْعُذْرَ »

Andai itu aku, pasti aku akan segera memenuhi panggilan tersebut. Dan aku tidak perduli dengan hal lain (HR. Imam Ahmad).

Baca juga: Kisah Kesetiaan Abu Bakar As-Shiddiq dibalik Surah At-Taubah Ayat 40

Ibn Katsir mengutip hadis mursal yang diriwayatkan Imam Abdur Razzaq dari ‘Ikrimah (Tafsir Ibn Katsir/2/632):

 لقد عجبت من يوسف وصبره وكرمه والله يغفر له حين سئل عن البقرات العجاف والسمان ولو كنت مكانه ما أجبتهم حتى أشترط أن يخرجوني ولقد عجبت من يوسف وصبره وكرمه والله يغفر له حين أتاه الرسول ولو كنت مكانه لبادرتهم الباب ولكنه أراد أن يكون له العذ 

Aku kagum terhadap kesabaran dan perangai mulia Nabi Yusuf. Semoga Allah mengampuninya tatkala ia ditanya tentang arti dari mimpi sapi-sapi kurus dan gemuk. Andai aku berposisi seperti dirinya, aku tidak akan memberi jawaban pada mereka sampai mereka mengeluarkanku (dari penjara). Aku kagum pada kesabaran dan kemuliaan Nabi Yusuf. Semoga Allah mengampuninya saat utusan raja menemuinya. Andai aku berada di posisinya, pasti aku segera menuju pintu. Namun Nabi Yusuf memiliki alasannya tersendiri. (HR. Abdur Razzaq)

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penafsiran Esoterik Peristiwa Eksodus Nabi Musa as. dalam Tafsir al-Alusi

0
Peristiwa eksodus adalah peristiwa meninggalkan tempat asal; kampung halaman, kota, atau negara. Dalam kisah Nabi Musa, ayat yang menjelaskan tentang peristiwa ini salah satunya...