BerandaKisah Al QuranKisah Teladan Nabi di Bulan Muharram; Nabi Yunus Keluar dari Perut Ikan...

Kisah Teladan Nabi di Bulan Muharram; Nabi Yunus Keluar dari Perut Ikan Paus

Kisah teladan Nabi di Bulan Muharram, datang dari Nabi Yunus yang selamat dari cengkeraman perut ikan paus merupakan salah satu kisah yang terjadi di Bulan Muharram. Yakni Bulan pertama Hijriyyah sekaligus termasuk ashhurul hurum (bulan-bulan yang dimuliakan).

Kisah Nabi Yunus tersebut ternyata berawal dari kecerobohannya, yang disusul dengan taubat. Sehingga, pada akhirnya ia diberi pertolongan oleh Allah. Dalam Al Quran, kisah ini dinarasikan pada QS. Al-Qalam, QS. Yunus, QS. As-Shaffat, dan QS. Al-Anbiya’. Berikut ini cerita lengkapnya

Nabi Yunus Murka Pada Kaumnya

Selain menjadi nabi, Yunus a.s juga diberi mandat menjadi Rasul bagi Kaum Ninawa. Menurut Sayyid Qutb dalam Fi Dzilalil Quran, Ninawa ini terletak di Mosul, Irak.

Kisah Nabi Yunus penuh rintangan, khususnya dalam berdakwah. Berkali-kali ia mengajak untuk beriman kepada Allah, kaumnya selalu mencampakkan. Sampai pada titik letihnya, ia mengancam bahwa jika kaumnya tidak beriman dalam kurun 3 hari, maka akan turun azab.

Menurut Fadl Hasan Abbas dalam Qashashul Quran, diceritakan bahwa pada malam ketiga itu, Nabi Yunus memutuskan untuk pergi dari kaumnya. Karena sangking jenuhnya, Nabi Yunus meninggalkan kaumnya sebelum mendapat izin dari Allah. Padahal, jika ia mau bersabar sebentar, kaumnya akan mengikuti dakwahnya dan bertaubat.

Benar saja. Pagi hari selepas kepergian Nabi Yunus, saat tanda-tanda azab itu turun, sebagian dari kaumnya mencari Nabi Yunus untuk menyatakan keimanannya. Tetapi, karena tidak kunjung menemukannya, mereka menyelamatkan diri ke padang pasir seraya betaubat dan berdoa agar diselamatkan. Kejadian ini diabadikan dalam Surat Yunus ayat 98:

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ ءَامَنَتْ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُوا۟ كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu”

Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus

Saat di tengah laut, kapal yang ditumpangi Nabi Yusuf diterjang ombak. Untuk menghindari kapal karam, barang-barang dan penumpang terpaksa dilempar ke laut untuk mengurangi muatan.

Babak ini merupakan kronologi Nabi Yunus ditelan ikan Nun (paus) dan sekaligus taubatnya atas kekhilafan yang telah ia lakukan sebelumnya. Ikan Nun (paus) sendiri merupakan jenis ikan besar yang hidup di laut dalam. Cerita ini terekam dalam Surat As-Shaffat ayat 139-148:

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ ﴿١٣٩﴾ إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ ﴿١٤٠﴾ فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ ﴿١٤١﴾ فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ ﴿١٤٢﴾ فَلَوْلا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ ﴿١٤٥﴾ وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ ﴿١٤٦﴾ وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ ﴿١٤٧﴾ فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ﴿١٤٣﴾

“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” 

Berdasarkan Rangkaian Cerita dalam Al Quran oleh Anggitan Bey Arifin, saat membuang barang-barang tidak bisa menghindarkan dari karam, penumpang memutuskan untuk mengurangi muatan melalui undian dengan anak panah, Nabi Yunus pun mengikuti undian ini.  Barangsiapa kejatuhan undian itu, ia yang akan berkorban untuk terjun ke laut.

Nasib baik sedang tidak menimpa Yunus kala itu. Dua kali diundi, selalu ia yang kena panah. Sebenarnya, para awak kapal memberatkan jika Yunus yang menjadi korban, karena ia merupakan orang terpandang dan disegani. Tetapi, ketika awak kapal itu menyarankan untuk mengundi ketiga kalinya, ia menolak. Yunus lalu lompat ke laut dan kemudian ia ditelan oleh Ikan Nun.

Taubatnya Nabi Yunus

Selama dalam perut Ikan Nun, Yunus as. mengira ia sudah meninggal, tapi ternyata ikan itu menjagannya. Menurut  dalam Qashashul Anbiya’, melalui perut ikan besar tersebut Yunus dijaga oleh Allah, sehingga tidak lumat dimakan ikan. Perut ikan itu diibaratkan dengan penjara yang gelap. Sehingga Yunus pun semula mengira dirinya sudah mati karena berada di tempat yang sunyi dan gulita.

Setelah sadar bahwa ia masih hidup, Yunus kemudian bertaubat dan mengakui kesalahannya karena telah kabur dari kaumnya, sebelum diperintahkan Allah. Ia berdoa agar diselamatkan dengan bertasbih dan mengucapkan kalimat tauhid dalam perut Ikan Nun itu. Isi doa tersebut pun tertera dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 87:

وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya),maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim””

Lantaran doa itu, Allah menerima taubatnya dan menyelamatkannya dari kegelisahaannya. Ikan Nun kemudian menepi dan memuntahkan Yunus kepesisir yang tandus. Di sampingnya Yunus, Allah sediakan tanaman sejenis labu untuk Yunus yang sedang sakit.

Seperti yang tertera dalam Surat As-Shaffat sebelumnya, Yunus melanjutkan dakwah kepada sekitar seratus ribu orang. Pada akhirnya, Nabi Yunus dan kaumnya tersebut hidup bahagia dengan nikmat Allah yang diberikannya kembali.


Artikel terkait:

Peristiwa Bersejarah Apa Saja di Bulan Muharram? Ini Dia Kisahnya

Peristiwa taubat Nabi Adam di bulan Muharram

Inilah Larangan di Bulan Haram yang Perlu Diketahui


Ibrah

Dari kisah Nabi Yunus ini di satu sisi, doa Nabi Yunus dapat kita teladani tiap kita berdoa agar doa terkabul. Terlebih di momen tahun baru Hijriyah ini, saat yang tepat untuk memohonkan maaf atas kesalahan masa lalu dan menata harapan-harapan baru. Imam Turmudzi Al-hakim dan Al-Baihaqi meriwayatkan dalam pembahasan tentang doa Nabi Yunus dalam perut ikan:

فإنه لم يدع بها رجل مسلم في شيء إلا استجاب الله له

Bahwa doa itu “doa Nabi Yunus”, tidak ada satu orang pun yang berdoa dengan doa tersebut kecuali Allah mengijabahinya.

Di sisi lain, kita dapat mengambil ibrah dari kisah Nabi Yunus, bahwa pentingnya kesabaran dan ketabahan dikala menghadapi ujian. Meski secara khusus tujuan Al Quran menceritakan kisah Yunus ini untuk melapangkan hati Rasulullah ketika dicoba oleh kaumnya.

Bukan tidak bisa bagi kita untuk menjadikannya pelajaran. Karena pada dasarnya segala kesusah-payahan suatu saat akan menemui leganya. Asal tidak goyah dan menyerah. Wallahu a’lam[]

Halya Millati
Halya Millati
Redaktur tafsiralquran.id, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...