BerandaBeritaKrisis Kemanusiaan, Gus Mus Serukan Para Kyai Memviralkan Kandungan Surat Al-Hujurat

Krisis Kemanusiaan, Gus Mus Serukan Para Kyai Memviralkan Kandungan Surat Al-Hujurat

Ujaran kebencian dan kekerasan semakin menggila di negeri ini. Mengaku benar hingga merendahkan orang lain seakan-akan menjadi kewajaran. Pembunuhuan dengan atas nama “kebenaran” personal pun menguat, terlebih bayang-bayang hoax selalu menyertainya. Atas fenomena krisis kemanusiaan ini, Gus Mus pun menyerukan kyai dan ustadz-ustadz untuk memviralkan kandungan surat Al-Hujurat.

Kyai kharismatik asal Rembang ini menyampaikan pesan dalam pengajian rutin kitab Tafsir anggitan ayah beliau, KH Bisri Mustofa. Dalam pengajian di pesantren beliau yang disiarkan live streaming di channel youtube GusMus Channel pada 27 November lalu, pesan di penghujung pengajian mendadak viral. Banyak sekali youtube reuploader yang memotong bagian akhir pengajian itu untuk lebih menegaskan pentingnya pesan Gus Mus. 

Beberapa youtube reuploder itu seperti channel Ngaji KiaiKu dengan judul “Pesan Syaikhina KH. A. Mustofa Bisri untuk Gus Baha dan Kiai-Kiai”, sampai saat ini postingan itu mencapai 126 ribu views. Ada juga channel Generasi Muda Nusantara dengan judul “Apa Isinya!! Hingga Gus Mus Berpesan kepada Gus Baha’ untuk Memviralkan QS. Al-Hujurat?”, sampai saat ini pun sudah mencapai 163 ribu views.

Baca juga: Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 11: Larangan Saling Menghina Dan Merendahkan dalam Al-Quran

Dalam pengajian ini, Gus Mus semula menjelaskan tentang surat Al-Baqarah ayat 253 tafsir Al-Ibriz. Ayat ini berbunyi,

 ۞ تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۘ مِنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللّٰهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍۗ وَاٰتَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنٰتِ وَاَيَّدْنٰهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِيْنَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ وَلٰكِنِ اخْتَلَفُوْا فَمِنْهُمْ مَّنْ اٰمَنَ وَمِنْهُمْ مَّنْ كَفَرَ ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا اقْتَتَلُوْاۗ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ ࣖ ٢٥٣ 

Artinya: Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus. Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya.

Dalam penafsiran ini, kaum-kaum setelah Nabi Isa saling berselisih, bahkan ada yang bunuh-bunuhan. Ini yang ditanggapi Gus Mus bahwa umat Islam pun demikian. Setelah era Nabi Muhammad banyak sekali perselisihan hingga saat ini. Padahal Al-Qur’an sudah menjelaskan agar bersosial dengan baik.

Ini yang kemudian menjadi keresahan Gus Mus. Apakah umat Muslim saat ini tidak membaca Al-Qur’an? Atau membaca Al-Qur’an namun tidak memahami, tidak menghayati, apalagi mengamalkan?. Gus Mus pun berasumsi ada dua kemungkinan, pertama umat muslim memang tidak membaca Al-Qur’an. dan asumsi kedua umat muslim mulai mengabaikan pedomannya sendiri. Sungguh Ironi.

Baca juga: Jangan Berprasangka Buruk! Renungkanlah Pesan Surat Al-Hujurat Ayat 12

Dalam pengajian itu Gus Mus secara tegas memberikan pesan terhadap para Kyai, Ustadz dan penceramah lainnya untuk memviralkan kandungan QS. Al-Hujurat.

“Saiki kyai-kyai, ustadz-ustadz suruh Ngaji khusus surat Al-Hujurat. Saat ini penting kon moco, Kandani Gus Baha barang kon mulang surat Al-Hujurat,”

“Saat ini kyai-kyai, ustadz-ustadz suruh mengaji khusus surat Al-Hujurat. Saat ini penting untuk membaca itu. Sampaikan juga ke Gus Baha agar mengajar surat Al-Hujurat,” ujar Gus Mus.

Kyai yang piawai bersastra ini juga membacakan beberapa kandungan QS. Al-Hujurat.

  1. Al-Hujurat; Pedoman Bersosial untuk Sesama

Gus Mus memberikan beberapa contoh kandungan surat ini, di antaranya yaitu ayat tentang diciptakannya manusia dari beragam bangsa hingga suku untuk saling mengenal. Kemudian, kemuliaan seseorang di hadapan Allah dinilai dari ketaqwaanya. Ayat ini merupakan ayat ke-13 yang berbunyi,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣ 

Gus Mus juga membacakan ayat sebelas tentang larangan mengolok-olok.

لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ

“Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).”

وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ

“Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”

Kemudian Gus Mus pun membacakan ayat kedua belas tentang larangan berprasangka buruk.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.”

Baca juga: Surat Al-Hujurat Ayat 13: Dalil Sila Kedua Pancasila

Terakhir, Gus Mus mulai mempertanyakan umat Islam tentang fenomena caci maki, merendahkan antar golongan. Ayat ini pun mempertanyakan, apakah ada yang tega memakan daging saudara sendiri? Tentu ayat ini bertanda akan pentingnya intropeksi diri.

اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ

“Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik,”

Dari pesan-pesan ini, jelas sekali Gus Mus mengajak kepada para ulama lain agar menyampaikan kasih sayang menghindari permusuhan. Jauh dari beberapa ayat yang disebutkan Gus Mus, memang dalam QS. Al-Hujurat banyak narasi perdamaian. Mari kita turut menyebarkan pesan ini, semoga Indonesia kembali damai, mari mengaji lagi QS. Al-Hujurat.

Wallahu a’lam[]

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Mahasiswa Magister Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal-Universitas PTIQ, Jakarta. Juga Aktif di kajian Islam Nusantara Center dan Forum Lingkar Pena. Minat pada kajian manuskrip mushaf al-Quran.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU