Kunci selanjutnya dalam menggapai kebahagiaan adalah bersabar. Allah Swt selalu menguji manusia dengan berbagai ujian dan musibah. Ujian Allah itu bermacam-macam. Manusia dalam kehidupannya di dunia ini selalu mendapatkan ujian. Ada ujian yang ringan, ada berat, dan ada pula yang sangat berat. Ujian itu datang dengan tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, dan bahkan tidak diketahui dari mana datangnya. Ujian yang bermacam-macam itu bisa berbentuk kekurangan, penderitaan, sakit, dan bahkan kematian. Allah telah menggambarkan ujian itu dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur’an, di antaranya di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Di ayat yang lain Allah di dalam QS. Muhammad [47]: 31 Allah menyatakan:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”
Untuk menghadapi semua ujian yang diberikan Allah itu, kita harus memiliki kunci. Kunci untuk menghadapi ujian itu adalah sabar. Oleh sebab itu, sabar menjadi salah satu kunci penting dalam menghadapi berbagai ujian, kesulitan dan musibah yang selalu menimpa itu. Bersabar adalah salah satu sikap yang diperintahkan oleh Allah. Allah menyatakan di dalam QS. Ali ‘Imran [3]: 200: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
Di dalam QS. Luqman [31]: 17 Allah menyatakan: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Dalam banyak hadisnya Rasulullah juga menyatakan pentingnya sikap sabar dalam menjalani kehidupan ini. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudhri di bawah ini menerangkan keutamaan sabar: “Dari Abu Sa’id al-Khudhri ra, ia berkata, aku diutus oleh kelaurgaku untuk mendatangi Rasulullah saw, aku meminta kepadanya makanan, lalu aku mendatangi Rasulullah saw, sementara beliau berkhutbah. Ketika itu aku mendengar beliau berkata: Siapa yang bersabar, Allah akan membuatnya menjadi sabar, siapa yang meminta menjadi kaya, Allah akan menjadikannya kaya, siapa yang meminta menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, Allah akan menjauhkannya. Tidak ada rezeki yang diberikan Allah kepada seorang hamba yang lebih luas baginya kecuali kesebaran itu.” (HR Ahmad)
Setelah sabar dari segala ujian, kunci menggapai kebahagiaan berikutnya adalah bersyukur. Allah telah memberikan banyak nikmat kepada manusia. Nikmat begitu banyak sehingga tidak sanggup manusia untuk menghitung jumlahnya. Nikmat itu, ada pada dirinya, dan ada di luar dirinya. Semua kenikmatan yang dinikmati oleh manusia adalah nikmat Allah yang tidak terhingga. Manusia tinggal menikmati nikmat-nikmat itu. Atas nikmat-nikmat Allah itu, setiap manusia wajib bersyukur atas nikmat-nikmat itu. Bersyukur terhadap nikmat Allah akan menjadikan seseorang merasa puas, tidak sombong, dan tidak terlena dalam kenikmatan. Bahkan, jika manusia bersyukur atas nikma-nikmat Allah, maka Allah akan menambahkan baginya.
Banyak ayat Al-Qur’an yang berisi perintah dari Allah agar manusia menyatakan syukur atas nikmat-nikmat-Nya. Di antaranya Allah menyatakan di dalam QS. al-Baqarah [2]: 152:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[rahmat dan ampunan-Ku kepadamu], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Di dalam QS. al-Baqarah [2]: 172: Allah menyatakan: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
Allah mengancam orang-orang yang tidak mau bersyukur atas nikmat-nikmat Allah dengan azab yang keras. Hal ini dinytakan oleh Allah di dalam QS. Ibrahim [14]: 7: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Rasulullah menggambarkan bahwa manusia harus bersyukur, tidak hanya kepada Allah, tetapi juga kepada manusia. Rasulullah menyatakan: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata. Rasulullah saw telah bersabda: Seseorang yang tidak bersyukur kepada Allah tidak akan pernah bersyukur kepada sesama manusia. (HR Ahmad)
Demikianlah penjelasan mengenai kunci kesebelas dan keduabelas dalam menggapai kebahagiaan. Yaitu bersabar dari segala ujian dan bersyukur atas segala nikmat. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.