Lima Makna Imam dalam Alquran

Lima makna imam dalam Alquran
Lima makna imam dalam Alquran

Saat ini, mayoritas kaum muslimin pasti akan memaknai  lafaz imam sebagai pemimpin. Hal ini tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Dalam Bahasa Indonesia, makna imam ialah suatu kata serapan dari Bahasa Arab, yang memang berarti sebagai pemimpin, baik dalam konteks masyarakat, salat, keluarga, dan lain-lain. Pada intinya kata imam  tersebut pasti dikaitkan erat dengan seorang pemimpin.

Namun, di dalam Alquran tidak semua kata imam diartikan sebagai pemimpin. Terdapat beberapa ayat Alquran yang menggunakan kata imam dengan dimaksudkan untuk menunjukkan makna-makna tertentu. Pada artikel ini, saya membahas beberapa ragam makna imam berdasarkan pada pendapat Harun Musa, dalam kitabnya yang berjudul al-Wujuh wa an-Nadhair.

Baca juga: Dua Dimensi Makna Wali Menurut Imam Al-Qusyairiy

Pengertian Imam

Kata imam berasal dari Bahasa Arab amma-ya’ummu, أم – يؤم yang artinya menumpu, meneladani, menyengaja, bermaksud kepada, dan menuju. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata imam memiliki banyak arti dalam  nomina (kata benda), diantaranya yaitu pemimpin salat (pada salat jamaah seperti pada Salat Jumat), pemimpin madzhab, pemimpin umat/jamaah, pastor yang mempersembahkan kurban misa atau memimpin upacara gereja, dan padri.

Kata إِمَام beserta berbagai macam bentuk derivasinya dalam Alquran itu disebutkan sebanyak kurang lebih 119 kali, yang 12 di antaranya berupa إِمَام (tujuh dalam bentuk mufrad dan lima dalam bentuk jamak).

Sedangkan kata إِمَام pada hadis dalam definisi secara terminologi, maka pembahasannya sering dikaitkan dengan imamah (kepemimpinan religius-politik) dalam masyarakat muslim. Dalam hal ini, al-Mawardi memaknai kata imam dan imamah sebagai posisi pengganti kepemimpinan Nabi yang mengemban tugas menjalankan kepemimpinan umum maupun agama. Selain itu, al-Jurjani juga memaknai imam itu sebagai orang yang menjalankan kepemimpinan umum dalam urusan agama maupun politik.

Lima Ragam Makna Imam dalam Alquran Menurut Harun Musa

  1. Pemimpin dalam kebaikan. Q.S. Albaqarah [02]: 124 .

قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا

“Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”

Dalam ayat tersebut, kata imam diartikan sebagai “seorang pemimpin dalam kebaikan”. Disebutkan dalam Tafsir al-Mukhtashar ketika Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim, “Sesungguhnya Aku menjadikanmu sebagai suri teladan bagi manusia agar tindakan dan perangaimu mereka jadikan contoh.” Nabi Ibrahim kemudian meminta agar keturunannya juga dijadikan sebagai pemimpin. Namun, Allah SWT menolaknya karena kepemimpinan dalam agama tidak dapat dipegang oleh orang zalim.

Hal ini dikarenakan orang-orang zalim tidak dapat dijadikan panutan dan tidak dapat memimpin pada kebenaran. Sehingga, seorang imam haruslah dapat memimpin dalam kebaikan, untuk kemudian dapat dijadikan teladan, serta membimbing masyarakat disekitarnya agar selalu melakukan kebenaran. Selain itu, Allah SWT juga bersabda dalam Q.S. Al-Furqon [25]: 74

وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

  1. Catatan amal perbuatan Bani Adam. S. Alisra [17]: 71

يَوْمَ نَدْعُوْا كُلَّ اُنَاسٍۢ بِاِمَامِهِمْۚ

“(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan imam mereka”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT bersabda mengenai bani Israil. Yang dimaksud dengan imam dalam ayat tersebut ialah catatan amal manusia. Mengutip Harun Musa dalam kitabnya, al-Wujuh wa an-Nadhair, diksi imam diartikan dengan kitab atau catatan dari segala amal perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia.

Baca juga: Makna Dibalik Panggilan Hamba di Cerita Isra Nabi Muhammad dalam Alquran

Dari pemaknaan tersebut, keseluruhan ayat itu dapat dipahami dengan barang siapa yang mendapat catatan amalnya di tangan kanannya, maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia, karena niscaya hanya kebaikanlah yang terdapat di dalamnya. Begitu juga sebaliknya, barang siapa yang diberikan catatan di tangan kiri mereka, maka tidak lain adalah karena hanya keburukan yang ada di dalamnya.

  1. Q.S. Yasin [36]: 12

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

“Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhmahfuz)”

Kata imam dalam ayat ini ditafsirkan dengan makna Lauhulmahfuz. Lauhulmahfuz merupakan sebuah kitab yang berisi ketetapan Allah SWT bagi makhluk-Nya dan segala hal yang ada di alam semesta ini. Menurut al-Tabataba’i, kitab tersebut juga memiliki beberapa nama lain seperti: Ummul Kitab, al-Kitab al-Mubin, atau al-Imam al-Mubin.

Dalam Tafsir Al-Muyassar disebutkan bahwa segala sesuatu telah dicatat oleh Allah SWT dalam sebuah kitab yang jelas (إِمَامٍ مُبِينٍ), yaitu Ummul Kitab yang merupakan induk segala kitab, yang disebut pula dengan nama Lauhulmahfuz.

  1. Q.S. Hud [11]: 17.

وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ

“dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat”

Lafaz اِمَامًا pada potongan ayat tersebut itu berkedudukan sebagai hal untuk menjelaskan posisi Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk bagi setiap amal perbuatan kaum Bani Israil serta menjadi rahmat bagi mereka.

Seperti penafsiran dalam kitab Zubdat al-Tafsir Min Fath al-Qadir, makna (الإمام) diartikan dengan sesuatu yang menjadi pedoman dan teladan dalam agama (Taurat), dan Taurat ini merupakan nikmat yang agung, yang diberikan oleh Allah kepada umat Nabi Musa.

  1. Q.S. al-Hijr [15]: 79

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْۘ وَاِنَّهُمَا لَبِاِمَامٍ مُّبِيْنٍۗ

“maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang jelas.”

Dalam ayat tersebut, kata imam di artikan sebagai “jalan yang jelas”. Di dalam Tafsir Kemenag, disebutkan bahwa akibat dari perilaku buruk dan kezaliman yang dilakukan oleh Ashab al-Aykah, yakni sebutan bagi kaum Nabi Luth dan kaum Nabi Syuaib, Allah SWT kemudian telah membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua negeri itu, yakni kota Sodom dan Aikah terletak di satu jalur jalan raya yang masih bisa dilalui oleh manusia hingga saat ini. Dalam hal ini, al-Tabataba’i mengemukakan bahwa letak kedua kota tersebut berada di sepanjang jalan antara kota Madinah dan negeri Syam. Jadi, kedua negeri itu terletak di satu jalur jalan raya.

Baca juga: Benarkah Islam Melarang Kepemimpinan Perempuan? Mari Telisik Lagi Dalilnya

Ragam makna imam dalam Alquran menunjukkan bahwa tidak semua lafaz imam diartikan sebagai pemimpin. Ada juga beberapa ayat yang didalamnya memuat kata imam, diartikan sebagai suatu hal yang lain. Misalnya imam dengan arti Lauhulmahfuz, jalan, ataupun kitab Taurat. Untuk itu, dalam memahami Alquran, tidak cukup hanya dengan membaca makna tersurat saja, karena Alquran juga memiliki makna tersirat dalam setiap ayatnya. Wallahua’lam.