BerandaTafsir Al QuranMengenal Kitab Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir Karya Syekh Ali Ash-Shabuni

Mengenal Kitab Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir Karya Syekh Ali Ash-Shabuni

Pada Jumat (19/3) kemarin, kita telah kehilangan salah satu ulama besar panutan umat, Syekh Ali Ash-Shabuni. Beliau merupakan guru besar ilmu al-Qur’an dan tafsir Universitas Umul Qura’ Mekah. Beliau meninggal di kota Yalova Turki di umur 91 tahun. Salah satu karya beliau di bidang tafsir adalah Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir.

Beliau dikenal sebagai ulama yang hati-hati dan produktif. Kehati-hatian beliau tunjukan ketika menulis karya-karyanya. Beliau tidak menulis sesuatu dengan kesewenang-wenangan tanpa ilmu. Dalam penulisan kitab tafsir Rawai’ al-Bayan misalnya, beliau mengatakan dalam pendahuluan kitabnya “Aku meringkas apa yang para ulama katakana. Aku mengumpulkan pendapat lama dan pendapat baru. Tidaklah aku menulis sesuatu kecuali aku telah membaca minimal 15 rujukan dari kitab-kitab tafsir induk.”

Produktivitas beliau tunjukan dengan banyak karya tulis. Beberapa karya yang beliau wariskan diantaranya adalah al-Mawarits fi al-Syari’ah al-Islamiyyah, al-Nubuwwah wa al-Anbiya’, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an, Min Kunuz al-Sunnah, Ijaz al-Bayan fi Suwar al-Qur’an, Subhat wa Abathil haul Zaujat al-Rasul, Risalah al-Shalah, al-Zawaj al-Islamy al-Mubkir Sa’adah wa Hashanah, Harakah al-Ardh wa Duranuha Haqiqah ‘Ilmiyyah Atsbataha al-Qur’an.

Baca Juga: Umat Islam berduka Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni Dikabarkan Wafat

Tiga karya penting yang beliau wariskan dalam kapasitas sebagai seorang mufasir adalah Rawai’ al-Bayan (tafsir tematik ayat-ayat hukum Islam setebal dua juz), Shofwah al-Tafsir (tafsir al-Qur’an lengkap dengan tartib mushaf setebal tiga juz), dan Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir (ringkasan Tafsir ibn Katsir setebal tiga juz).

Tulisan ini akan sedikit mengulas kitab tafsir yang ketiga, mengingat kitab tafsir yang pertama dan kedua telah dibahas dalam tulisan sebelumnya.

Mengapa Meringkas Tafsir Ibn Katsir?

Syekh Ali Ash-Shabuni melihat ada sebuah kecenderungan masyarakat kontemporer untuk kembali merujuk pada turats terlebih pada tafsir al-Qur’an dan sunah Rasulullah. Banyak pula dijumpai pertanyaan, ”Kitab tafsir apa yang paling mudah dipahami dan memberikan banyak faidah bagi para pembaca?” Syekh Ali As-Shabuni melihat banyak kitab tafsir yang mudah dipahami namun kitab-kitab tersebut penjelasannya terlalu panjang. Demikian sekilas latar belakang penyusunan Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir

Fakta ini juga terdapat dalam kitab Tafsir Ibn Katsir yang baginya sangat istimewa. Menurutnya, keistimewaan kitab ini adalah sebab kitab ini menggunakan metode tafsir bi al-ma’tsur (menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an, sunah, pendapat para sahabat, dan tabiin) dengan ungkapan yang jelas dan mudah dan memadukannya dengan tafsir bi al-ra’y (tafsir dengan penalaran akal). Beliau menguatkan klaimnya dengan mengutip pendapat As-Suyuthi yang menyatakan “Belum pernah disusun tulisan yang sepadan dengan gaya tafsir ini”.

Baca Juga: Muhammad Ali Ash-Shabuni, Begawan Tafsir Ayat Ahkam Asal Aleppo, Suriah

Jalan Peringkasan Syekh Ali Ash-Shabuni

Meringkas bukan hal yang sepele, peringkas harus mampu memberikan prioritas mana yang perlu ditulis dan mana yang harus ditinggalkan. Untuk itu, dalam menyusun Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir Syekh Ali memegang tujuh rambu-rambu peringkasan, yaitu:

  1. Membuang sanad-sanad sunah yang panjang dan mencukupkan pada penyebutan periwayat pertama (sahabat) dan
  2. Penulisan ayat yang dijadikan sebagai penafsir ayat utama hanya dituliskan potongan yang diperlukan saja.
  3. Mencukupkan pada penulisan hadis sahih, membuang hadis yang lemah, membuang riwayat atsar yang tidak tetap sanadnya sebagaimana Ibnu Katsir ingatkan.
  4. Menyebutkan tokoh-tokoh populer dari kalangan sahabat serta menetapkan riwayat-riwayat yang paling sahih.
  5. Berpegang pada pendapat-pendapat populer tabiin yang penukilannya sahih dan meninggalkan penyebutan semua pendapat mereka sebab tidak semua pendapat tabiin adalah sahih.
  6. Mebuang riwayat-riwayat Israiliyat
  7. Membuang permasalahan-permasalahan hukum dan perbedaan pendapat yang tidak urgen dan mencukupkan pada penuturan hukum secara ringkas.

Demikian sedikit pengenalan tentang warisan Syekh Ali Ash-Shabuni yang berupa Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir. Dengan ringkasan ini, beliau telah berjasa dalam penulisan kitab tafsir yang mudah dipahami, memiliki banyak faidah tetapi ringkas dengan tetap memperhatikan substansi kitab. Jika kitab aslinya setebal delapan juz, ringkasan Syekh Ali As-Shabuni hanya setebal tiga juz sehingga memudahkan pembaca dalam memahami substansi tafsir tebal Ibn Katsir.

Nafa’ana Allah Bi’ulumih fi Ad-Darain. Amin

Akhmad Sulaiman
Akhmad Sulaiman
Doktor Studi Islam lulusan UIN Sunan Kalijaga. Mengabdi di UNU Purwokerto. Menulis untuk menyuguhkan Islam rasional dan kontekstual.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...