BerandaTafsir TematikMengenal Kuliner Neraka dalam Al-Quran, dari Buah Zaqqum hingga Shadid

Mengenal Kuliner Neraka dalam Al-Quran, dari Buah Zaqqum hingga Shadid

Dalam Al-Quran dijelaskan mengenai sebuah tempat di akhirat kelak yang ditujukan kepada orang-orang yang tidak taat kepada Allah. Tempat tersebut bernama neraka. Neraka dalam Al-Quran digambarkan sebagai sebuah tempat yang sangat pedih dan penuh penyiksaan. Indra manusia bahkan tidak sampai untuk membayangkan pedihnya neraka.

Kepedihan neraka yang sangat mendalam tersebut juga ditemui pada ragam aneka kuliner yang tersedia di sana. Beberapa menu makanan neraka telah disebutkan dalam Al-Quran. Menu kuliner tersebut antara lain adalah buah Zaqqum, Hamim, Ghassaq, Ghislin, Dhari’, dan Shadid. Kepedihan neraka dan apa yang ada di dalamnya merupakan balasan dari Allah kepada para manusia yang ketika di dunia tidak mau menaati perintah-Nya. Baik perintah yang berhubungan dengan Allah, maupun perintah untuk berbuat kebaikan terhadap sesama makhluk-Nya.

Baca juga: Tafsir Surat Al A’raf ayat 12-17

Aneka kuliner neraka dalam Al-Quran adalah sebagai berikut:

Buah Zaqqum

Nama tumbuhan Zaqqum disebutkan Al-Quran sebanyak 3 kali. Di dalam surah Ad-Dukhan ayat 43, Al-Waqi’ah ayat 52, dan As-Shaffat ayat 62. Dalam Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Al-Qurthubi dijelaskan bahwa Zaqqum adalah sejenis pohon yang tumbuh di dasar neraka. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menerangkan bahwa Zaqqum adalah sebuah pohon kecil yang tumbuh di dasar neraka yang dedaunannya beraroma sangat busuk. Saking jelek dan mengerikan rupa pohon itu sehingga orang-orang Arab membayangkan buahnya seperti kepala setan. Getahnya jika dimakan bisa mengakibatkan tubuh manusia menjadi bengkak.

Al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa para penghuni neraka benar-benar memakan buah tersebut meskipun mereka tahun rasa buah tersebut sangat pahit dan busuk. Hal itu karena rasa lapar yang begitu menguasai mereka, dan rasa lapar itu tidak akan hilang meskipun mereka makan buah tersebut hingga perut mereka menggelembung. Al-Qurthubi dan Al-Maraghi sependapat bahwa sifat-sifat buah Zaqqum yang sangat menjijikkan dan mengerikan tersebut merupakan gambaran sifat-sifat syetan yang buruk juga dan telah menguasai manusia ketika di dunia dulu.

Baca juga: Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 1-6: Hari Kiamat itu Pasti, Inilah Visualisasinya 

Hamim

Hamim adalah sejenis minuman yang terdapat di neraka. Minuman ini menjadi pendamping buah Zaqqum seperti yang terdapat dalam surah As-Shaffat ayat 67:

ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ

Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setelah penduduk neraka itu memakan buah Zaqqum, perut mereka mendidih karena kepanasan. Lalu mereka mencari minuman untuk mendinginkannya. Namun yang didapati adalah Hamim, minuman yang justru sangat mendidih.

At-Thabari dalam kitab tafsirnya, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an menambahkan bahwa level mendidihnya air Hamim sampai di titik terakhir. Sehingga bukannya malah melegakan namun panasnya semakin menjadi-jadi. Dalam kitab tafsir Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya As-Sa’di dijelaskan bahwa ketika penduduk neraka meminum Hamim tersebut usus-usus mereka sampai terputus karena saking panasnya.

Ghassaq

Ghassaq adalah minuman lainnya penduduk neraka. Ghassaq disebutkan Al-Quran dalam surah Shad ayat 57:

هَٰذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ

Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.

 Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghayb menjelaskan bahwa sifat Ghassaq ini dingin karena dalam Bahasa Arab kata ini digunakan untuk memberikan keterangan kondisi sore hari ketika matahari tidak lagi menyengat tubuh manusia. Namun yang pasti dinginnya Ghassaq ini sangat menyengat dan menyiksa tubuh. Munasbah ayat yang menjelaskan ghassaq ini masih berkaitan dengan penjelasan hamim. Ketika penduduk neraka meminum air hamim yang sangat mendidih itu mereka mencari air yang bisa menyejukkan. Namun ternyata yang didapatkan adalah Ghassaq, minuman yang sama sekali tidak menyejukkan, malah memperparah keadaan mereka.

Ghislin

Ghislin disebutkan dalam Al-Quran pada surah Al-Haqqah ayat 36:

وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ

Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.

Al-Maraghi menjelaskan bahwa ghislin adalah makanan neraka yang berasal dari darah dan nanah tubuh penduduk neraka. Senada dengan pedapat tersebut Ar-Razi dalam kitab tafsirnya Mafatih al-Ghayb menjelaskan bahwa ghislin adalah makanan yang berasal dari darah dari kulit ahli neraka. Kata ghislin sendiri berasal dari kata ghasala yang artinya sesuatu kotoran yang keluar ketika seseorang membasuh tubuhnya. Maka bisa diibaratkan bahwa ghislin adalah sesuatu yang dikonsumsi penghuni neraka yang bersumber dari kulit mereka seperti nanah dan lainnya. Ar-Razi menambahkan keterangan bahwa ghislin ini adalah makanan bagi mereka yang ketika di dunia sering berbuat buruk terhadap mereka sendiri maupun terhadap orang lain.

Dhari’

Dhari’ adalah makanan bagi penduduk eraka yang disebut Al-Quran dalam surah Al-Gasiyah ayat 6-7:

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ . لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِن جُوعٍ

Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.

Al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa Dhari’ adalah sejenis tumbuhan yang berwarna merah, busuk baunya dan kering daging buahnya. Menurut Wahbah Zuhayli dalam Tafsir al-Munir bentuk pohon Dhari’ ini sangat buruk. Buahnya sulit ditelan karena berduri. Ketika dikupas kulitnya maka muncul lagi bentuk yang buruk meski dikupas sampai inti buah. Makanan ini sama sekali tidak mengandung kebaikan sedikitpun. Karena ketika dimakan pun makanan tersebut tidak membuat mereka kenyang dan juga tidak melindungi mereka dari bahaya.

Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim as Yang Tak Hangus Dibakar Api

Shadid

Kata dasar shadid disebutkan 42 kali dalam Al-Quran. Namun Shadid yang disebut sebagai minuman ahli neraka terdapat satu pada surah Ibrahim ayat 16:

مِّن وَرَائِهِۦ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِن مَّآءٍ صَدِيدٍ

“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah”

Wahbah Zuhayli dalam Tafsir al-Munir menjelaskan Shadid sebagai cairan yang mengalir di tubuh dan kulit ahli neraka berupa darah dan nanah. Kata dasar shadid sendiri mempunyai makna sesuatu yang mengalir atau keluar dari luka bakar dan hal ini diibaratkan dengan minuman ahli neraka.

Penyiksaan di neraka sangatlah pedih. Penduduk neraka mau tidak mau harus makan dan minum itu karena hanya itulah makanan dan minuman yang tersedia. Sedangkan rasa lapar dan haus mereka tidak pernah sekalipun berhenti. Selain itu, masih banyak siksaan di neraka yang begitu pedih dan kejam, tentunya diperutukkan bagi orang-orang yang sering berbuat dosa, maksiat dan tidak mau menaati perintah-Nya ketika di dunia. Semoga kita semua dijauhkan dan diselamatkan Allah dari siksa neraka. Wallahu a’lam[]

Miftahus Syifa Bahrul Ulumiyah
Miftahus Syifa Bahrul Ulumiyah
Peminat Literatur Islam Klasik dan Kontemporer
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Angin sebagai Tentara Allah: Tafsir Fenomena Meteorologi dalam Alquran

Angin sebagai Tentara Allah: Tafsir Fenomena Meteorologi dalam Alquran

0
Alquran menyebutkan fenomena alam tidak hanya sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, tetapi juga sebagai pengingat akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Salah satu elemen alam yang...