BerandaKhazanah Al-QuranMengenal Nama-nama Lain Surah Al-Fatihah dan Penjelasan Hadisnya

Mengenal Nama-nama Lain Surah Al-Fatihah dan Penjelasan Hadisnya

Selain Al-Fatihah, surah pertama Al-Quran ini juga memiliki sejumlah nama lain yang penting Anda ketahui. Setidaknya terdapat sebelas nama lain surah Al-Fatihah yang semuanya didasarkan pada penjelasan beberapa riwayat hadis.

Al-Hafizh Abu al-Faraj ‘Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab al-Baghdadi ad-Dimasyqi (w. 795 H), atau yang lebih popular dengan sebutan al-Hafizh Ibnu Rajab, menguraikan kesebelas nama tersebut dalam kitabnya berjudul Tafsir al-Fatihah (h. 33-44). Berikut ini penjelasan ringkas tentang nama-nama itu selengkapnya.

Baca Juga: Inilah Tiga Keutamaan Surat Al Fatihah

Fatihatul-kitab (Pembuka Kitab)

Nama lain surah Al-Fatihah yang pertama yaitu Fatihatul Kitab (Pembuka Kitab). Seorang sahabat bernama ‘Ubadah bin Shamit meriwayatkan hadis yang termaktub dalam kitab Shahihain, yakni Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Bahwa Rasulullah saw. bersabda,

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul-kitab (surah Alfatihah). (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Hadis ini menjadi dasar pewajiban membaca surah Al-Fatihah ketika salat, sekaligus validasi atas penamaan surah ini dengan Fatihatul-kitab atau al-fatihah. Dalam hal ini, al-Hafizh Ibnu Rajab menyebutkan tiga motif di balik penyematan nama ini.

Pertama, karena surah ini sebagai pembuka bagi surah-surah Al-Quran. Hal itu ditinjau dari aspek urutan penyusunan surah dalam Al-Quran dan juga dari aspek urutan surah Al-Quran yang dibaca dalam salat.

Kedua, karena ungkapan tahmid (alhamdulillahi rabbil-‘aalamiin) pada bagian awal surah ini, menjadi ungkapan pembuka setiap kalam atau perkataan. Terakhir, karena surah Alfatihah merupakan surah yang pertama kali turun dari langit.

Lalu, Imam ats-Tsa’labi (w. 429 H) menambahkan, bahwa alasan dinamakan Faatihatul-kitab lantaran surah ini dimulai dengan ayat pertama berupa basmalah, yang notabene dijadikan pembuka segala perkara baik yang diharap-harap keberkahannya.

Ummul-kitab (Induk/Pokok Kitab)

Nama lain surah Al-Fatihah berikutnya adalah Ummul-kitab (Induk/Pokok Kitab). Dalam Musnad Ahmad dan Sunan Ibnu Majah, disebutkan hadis dari Siti ‘Asiyah;

قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّ صَلَاةٍ لَا يُقْرَأُ فِيهَا بِأُمِّ الْكِتَابِ فَهِيَ خِدَاجٌ

Siti ‘Aisyah berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Setiap salat yang di dalamnya tidak dibacakan Ummul-kitab (surah Alfatihah), maka salat tersebut terbilang minus/kurang’.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).

Sedangkan dalam Sunan Abu Daud disebutkan hadis lain riwayat Abu Hurairah;

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي

Rasulullah saw. bersabda, “Al-Hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin (surah Alfatihah) adalah Ummul-qur’an, Ummul-kitab, dan as-Sab’ul-matsani.” (HR. Imam Abu Daud).

Kedua hadis di atas termasuk di antara hadis-hadis yang mendasari penyematan nama Ummul-kitab terhadap surah ini. Meski menurut Ibnu Rajab, masih ada perdebatan di kalangan para ulama menyangkut penyematan nama ini. Begitu pula dengan alasan yang melatarinya, para ulama juga tidak satu pendapat.

Satu pendapat menengarai alasannya karena surah ini mendahului surah-surah yang lain, sehingga seluruh surah Al-Quran menginduk kepadanya. Sementara pendapat lain mengklaimnya sebagai pangkal kitab suci Al-Quran, karena ayat-ayatnya tergolong muhkamat (jelas kandungan maknanya) yang terbebas dari nasakh.

Pendapat yang kedua tadi berdalil dengan penggalan QS. Ali ‘Imran [3]: 7,

مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ

Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Quran).

Baca Juga: Mengenal Penamaan Surat dalam Al-Quran, Begini Penjelasannya

Ummul-qur’an (Induk/Pokok Al-Quran)

Banyak sekali hadis yang menyebut nama lain surah Al-Fatihah yang satu ini. Antara lain hadis riwayat Abu Hurairah dalam Shahih Muslim (h. 395), dan hadis riwayat ‘Ubadah dalam Shahih Muslim (h. 394).

Ibnu Rajab mengungkapkan banyak ulama yang menyebutkan surah Al-Fatihah dengan nama ini. Namun demikian, ada pula ulama yang kurang suka menyematkan nama ini atas surah Al-Fatihah. Sebut saja contohnya Ibnu Sirin (w. 110 H).

As-Sab’ul-matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang)

Sebetulnya Ibnu Rajab membeberkan penjelasan lumayan panjang perihal nama lain surah Al-Fatihah kali ini. Akan tetapi, pada intinya penggunaan nama ini sebagai sebentuk kekhususan atau keistimewaan surah Alfatihah dibandingkan dengan surah-surah lain.

Sebagaimana potongan akhir hadis riwayat Abu Hurairah yang terhimpun di kitab antologi hadis berjudul al-Jami’ at-Tirmidzi atau lebih kesohor disebut Sunan at-Tirmidzi;

وَإِنَّهَا سَبْعٌ مِنْ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُهُ

Sesungguhnya dia adalah tujuh (ayat) yang diulang-ulang dan Al-Quran nan agung, yang diberikan padaku. (HR. Imam Tirmidzi).

Al-Qur’anul-‘azhim (Al-Quran yang Agung)

Hadis riwayat Imam Tirmidzi tadi sekaligus menjadi dalil penggunaan nama ini untuk surah Al-Fatihah. Memang Ibnu Rajab menjelaskan nama lain surah Al-Fatihah yang ini secara lebih mendetail pada bagian sub-bab berikutnya.

Tepatnya, pada bahasan tersendiri tentang “berbagai keutamaan dan keistimewaan surah Alfatihah”. Ini mengisyaratkan bahwa penamaan al-Qur’anul-‘azhim terhadap surah Alfatihah adalah representasi akan keunggulan dan keistimewaannya.

Baca Juga: Abu Manshur Al-Khayyat, Pendikte Al-Quran yang Masuk Surga sebab Mengajarkan Al-Fatihah

Ash-Shalat (Salat)

Lagi-lagi Abu Hurairah merawikan hadis qudsi yang tercatat dalam Shahih Muslim;

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Allah swt. berfirman, “Aku membagi salat (surah Alfatihah) antara Aku dengan hamba-Ku jadi dua bagian, dan hamba-Ku mendapatkan apa yang ia minta. (HR. Imam Muslim).

Surah Alfatihah juga dinamakan salat karena surah ini bertautan erat dengan salat, dan lagi salat menjadi tidak sah jika tanpa disertai bacaan Alfatihah.

Ruqyatul-haqq (Jampi/Mantra yang Benar)

Penamaan lain surah Al-Fatihah dengan ruqyatul-haqq berdasarkan pada dua hadis. Hadis pertama terdapat dalam Shahih Al-Bukhari (h. 2276) dan Shahih Muslim (h. 2201). Sedangkan hadis kedua terdapat dalam Musnad Ahmad (h. 21835, 21836), Sunan Abu Daud (h. 3422, 3898, 3903), al-Kubra an-Nasa’i (h. 7492, 10804), Shahih Ibnu Hibban (h. 6111), dan dalam kitab al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain (I/559).

Suratul-hamdi (Surah al-Hamdu)

Nama ini merupakan penisbatan kepada penggalan awalnya, yaitu ayatnya yang berbunyi alhamdulillahi rabbil-‘aalamiin. Sebagai contohnya hadis dari Siti ‘Aisyah,

قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ الصَّلَاةَ بِالتَّكْبِيرِ وَيَفْتَتِحُ الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَيَخْتِمُهَا بِالتَّسْلِيمِ

Siti ‘Aisyah berkata, “Rasulullah saw. mengawali salat dengan takbir (takbiratul ihram), membuka bacaan dengan membaca alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiin (surah Alfatihah), dan mengakhirinya dengan salam”. (HR. Imam ad-Darimi).

Asy-Syifa’ (Obat)

Di antara hadis yang menyinggung nama ini adalah yang terdapat pada Sunan ad-Darimi (2/445) dan kitab al-Jaami’ li-Ahkaam al-Qur’an karya Imam al-Qurthubi (1/80).

Al-Wafiyah (Penyempurna)

Penyematan nama ini salah satu dasarnya bersumber dari keterangan salah seorang ahli hadis bernama Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198 H). Sebagaimana keterangan Imam ats-Tsa’labi dalam kitabnya, al-Kasyaf wa al-Bayan (1/127).

Al-Asas (Asal/Dasar Segala Sesuatu)

Keterangan tentang nama ini juga disebutkan oleh Imam ats-Tsa’labi dalam al-Kasyaf wa al-Bayan (1/128), yang bersumber dari sahabat bernama Ibnu ‘Abbas.

Demikianlah nama-nama lain surah Al-Fatihah yang disebutkan dalam sejumlah riwayat hadis. Untuk menelaah lebih lanjut mengenai hal ini dan hal lain terkait surah Al-Fatihah, Anda dapat mengakses langsung kitab Ibnu Rajab tersebut.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Ahmad Rijalul Fikri
Ahmad Rijalul Fikri
Mahasantri Ma'had Aly dan Mahasiswa S-2 PPs Universitas Ibrahimy Situbondo Jawa Timur. Peminat kajian keislaman dan kepesantrenan
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU