BerandaUlumul QuranMeninjau Keindahan Alquran dengan Studi Fonologi

Meninjau Keindahan Alquran dengan Studi Fonologi

Kajian linguistik dan telaah kebahasaan Alquran memiliki diskursus pembahasan tersendiri dari segi nahwu, shorof dan balaghah beserta cabang-cabangnya. Ketinggian gaya bahasa Alquran senada dengan ketinggian makna atau pesan yang terkandung di dalamnya. Pengkajian mengenai struktur internal bahasa dapat meliputi empat hal, salah satunya adalah studi fonologi. Terkait perintah untuk mendengarkan Alquran dengan seksama dan mengharap rahmat atas-Nya terdapat dalam surah Ala’raf [7]: 204.

وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Quraish Shihab di dalam bukunya yang berjudul “Mukjizat Al-Qur’an” (Shihab, 1997: 118-149) memaparkan, di antara kemukjizatan Alquran dari segi susunan kata dan kalimatnya antara lain: 1) Nada dan langgamnya. Hal ini disebabkan oleh huruf dari kata-kata yang dipilih sehingga melahirkan keserasian bunyi dan kemudian kumpulan kata-kata itu melahirkan keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat-ayatnya. 2) singkat dan padat, menampung sekian banyak makna. 3) memuaskan para pemikir dan kebanyakan orang dalam memahami ayat-ayat Alquran sesuai dengan keterbatasannya. 4) memuasakan akal dan jiwa dalam saat bersamaan. 5) keindahan dan ketepatan maknanya. 6) keseimbangan redaksi 7) dan ketelitian redaksi.

Baca juga: Stilistika al-Qur’an, Wajah Modern dari Kajian Sastra Klasik

Alquran memiliki substansi bahasan yang dapat dipetakan dan mengandung makna yang dalam secara keseluruhan. Bahkan, tidak ada satu ayat pun yang bermakna kosong. Sebuah kitab suci yang memiliki ragam penamaan yang beriringan dengan sifat yang dimilikinya. Sebagai petunjuk berupa hidayah taufiq (bimbingan ilahi) atau bayan (penjelas) dari Allah, penyembuh pada bagian kesehatan manusia secara fisik maupun psikis, pembeda yang menuntut kinerja akal (baik dan buruk) dan masih banyak nama serta fungsi lain yang bertujuan untuk menjadi pedoman hidup manusia sebagai bentuk kasih sayang Allah pada makhluk-Nya.

Fonologi

Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti ilmu atau tatanan. Secara ringkas dapat kita artikan dengan ilmu yang memahami dan mengkaji tata bunyi. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam kajian fonologi bukan sembarang bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna dalam bahasa lisan ataupun tulisan yang digunakan oleh manusia (Hamdani, 2018: 459).

Sebuah investigasi yang diteliti oleh ilmuan Jordan dan Turki dengan judul “An Investigation of Rhythm in Subject Matters of The Holy Quran” yang dimuat dalam International Jurnal of Linguistics, Literautre and Translation (Al-HajEid et al., 2020: 2) menunjukkan bagaimana keajaiban Alquran berperan dalam menciptakan ketenangan hingga membawa pada kesehatan mental dan kenyamanan jiwa seperti metode terapi melalui suara dengan studi fonologi. Mukjizat Alquran terlihat dari suara, ritme, pilihan dan urutan kata. Sistem pelafalan suara Alquran memiliki fungsi retoris, dan bunyinya berpengaruh pada makna dan pesan yang diungkapkan. Irama Alquran mempengaruhi makna karena memiliki keteraturan suara. Studi ini juga mengungkapkan bahwa ritme estetika redaksi ayat Alquran bersinkronisasi dengan suara, serta memiliki penjiwaan ekspresif yang kuat dari sisi ritmik dan fonologis.

Vokal (Shawait)

Vokal termasuk bunyi yang bersuara. Bunyi ini disebabkan oleh tekanan yang dihasilkan dengan menusuk lipatan pita suara. Dalam pengucapannya, udara yang keluar dari paru-paru tidak terhalang di kerongkongan dan mulut, serta tidak ada penyempitan saluran udara yang menyebabkan gesekan. Vokal dasar bahasa Arab adalah fathah, kasrah, dan dammah.

Konsonan (Shawamit)

Konsonan adalah bunyi udara yang keluar dari hidung bila sudah pas, atau bunyi udara yang keluar dari sisi kiri atau kanan mulut. Konsonan selalu mengalami kesulitan di jalan napas, baik kuat maupun lemah, yang menyebabkan ledakan atau gesekan. Dalam hal ini, konsonan dapat dikatakan sebagai huruf hijaiyah yang terdiri atas 28 konsonan dan sebagian yang lain mengatakan 26 konsonan.

Analisa Fonologi Surah Alfatihah

Sebagaimana penelitian Nabawiya (2022: 19-22) yang menganalisa tiga aspek fonologi surah Alfatihah berupa kombinasi huruf vokal dan konsonan, keindahan bunyi dari panjang pendek vokal dan keindahan bunyi berdasarkan sajak. Namun, kali ini penulis menghadirkan analisa aspek ketiga berupa keindahan sajak dari surah Alfatihah.

Semua isi surat Alfatihah dengan menggunakan notasi (fonologis) bunyi vokal panjang (ī) menjadi bukti keindahan bahasa dalam Alquran yang memiliki bentuk akhir yang serupa. Hal tersebut dapat diperhatikan melalui akhiran ayat pertama yang berbunyi al-raḥim, pada ayat tersebut vokal (i) memengaruhi munculnya buyi setelah pengucapan vokal panjang (ī). Selanjutnya juga terdapat beberapa kata dalam ayat tersebut yang mempunyai pola yang bersajak pada huruf akhir yang sama. Huruf tersebut yaitu (مِ) ِdalam lafaz (بِسْمِ), huruf (هِ) dalam lafaẓ (اللهِ), huruf (نِ) dalam lafaẓ (الرَّحْمَنِ) dan huruf (مِ) dalam lafaz (الرَّحِيمِ).

Keserasian harakat akhir dan bunyi vokal (i) pada ayat ini menciptakan pola keindahan bunyi. Tidak hanya keindahan bunyi pada akhir ayat, pada awal ayat juga terdapat keindahan bunyi, yakni dapat dibuktikan pada ayat pertama yang diawali dengan vokal /i/, ayat kedua sampai ayat keempat diawali vokal /a/, ayat kelima sampai ayat terakhir menggunakan vokal /i/. Jika digabungkan secara berurutan maka menjadi vokal i-a-a-a-i-i-i. Hal ini dapat menjadi alasan keindahan bunyi surah Alfatihah dari aspek pemilihan struktur bunyi vokal yang tertata sedemikian indah. Selain vokal panjang yang merupakan wujud ekspresi keindahan dan keagungan kitab suci Alquran, keunikan dan keindahan bahasa surat Alfatihah terletak pada kesamaan penggunaan kata-kata tersebut. suara (īn dan īm) dalam huruf Arab untuk mewakili huruf di akhir huruf seolah-olah bertemu dengan huruf nun.

Baca juga: Balaghah Al-Quran: Keindahan Penggunaan Huruf Athaf Tsumma

Pola sajak tersebut yang mempunyai keserasian bunyi, sehingga harmoni bunyi menunjukkan keindahan pemilihan kata yang dimiliki dan digunakan dalam surah Alfatihah. Harmoni bunyi terwujud dalam bentuk bunyi huruf vokal dan konsonan. Bunyi huruf vokal yang serasi dan sama ditemukan dalam surah Alfatihah sebanyak empat puluh delapan bunyi vokal /a/, lima bunyi vokal /u/, dan tiga puluh vokal /i/.

Harmoni bunyi dalam sajak surah Alfatihah menghadirkan beberapa dampak positif bagi pembaca dan pendengarnya. Pemilihan huruf-huruf tersebut menjadikan kombinasi konsonan dan vokal yang sangat serasi serta teratur pada bunyi-bunyi di akhir ayat, sehingga mudah diucapkan bagi pembaca. Keserasian bunyi tersebut dapat dirasakan bagi pendengar. Adanya bunyi yang serasi dan indah tentu menimbulkan aspek psikologis bagi pendengar yang membaca ayat-ayat tersebut, karena secara psikologis manusia sangat senang dengan semua yang indah, sehingga muncul komunikasi yang indah antara Alquran dan yang mendengarkannya.

Wallahu ‘alam bishawab.

Diaz Ataya Larsen Wijaya
Diaz Ataya Larsen Wijaya
Mahasiswa Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir IAIN Pontianak
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

QS. Al-Isra’ (17) Ayat 36: Taklid yang Diharamkan!

0
Taklid dapat dipahami sebagai suatu bentuk perilaku seseorang yang mengikuti suatu perintah atau menerima pendapat dari orang lain tanpa memiliki pemahaman yang didasari dengan...