BerandaKhazanah Al-QuranMushaf Al-QuranEmpat Mushaf Kuno Koleksi Museum Ronggowarsito, Bagamaina Bentuknya?

Empat Mushaf Kuno Koleksi Museum Ronggowarsito, Bagamaina Bentuknya?

Museum Ronggowarsito yang berlokasi di Semarang Jawa tengah menyimpan banyak benda bersejarah dan edukatif untuk peradaban bangsa. Museum yang diresmikan pada tahun 1989 ini menggunakan nama pujangga agung dari Kasunanan Surakarta sebagai afirmasi dan mengenang jasa sang pujangga. Dari berbagai koleksi yang ada, kali ini kita fokus pada empat mushaf kuno koleksi museum Ronggowarsito.

Apakah empat mushaf itu memiliki hubungan personal dengan Ronggowarsito, sehingga disimpan di sana?

Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dipahami bahwa status Museum Ronggowarsito adalah museum Negeri, bukan museum warisan sang pujangga. Dengan status tersebut, tentu koleksi yang ada tidak terbatas pada sisi personal sosok Ronggowarsito belaka. Namun lebih jauh dari itu, museum ini menyimpan berbagai koleksi yang menandakan landscape peradaban Jawa Tengah bahkan Indonesia secara umumnya.

Empat mushaf kuno koleksi Museum Ronggowarsito merupakan koleksi hibah dari tangan yang berbeda. Nampaknya penelitian terkait empat mushaf ini masih sangat minim dan tulisan ini pun berposisi sebagai penyambung informasi tersebut.

Baca juga: Keunikan Mushaf Pangeran Diponegoro; Iluminasi yang Mewah hingga Tanda Tajwid yang Lengkap

Dalam buku Mushaf Kuno Nusantara Edisi Jawa yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Al-Qur’an tahun 2019, terdapat banyak mushaf yang dideskripsikan secara ringkas. Dalam buku ini dipaparkan ragam mushaf kuno yang tersebar dari provinsi Banten hingga Jawa Timur. Tentu di salah satu babnya mengurai tentang mushaf kuno yang ada di Jawa Tengah, termasuk di Museum Ronggowarsito ini.

Dalam buku tersebut, memang hanya menuliskan deskirpsi sederhana. Namun kita patut mengapresiasi usaha Lajnah sebagai pemegang kunci khazanah Mushaf Nusantara. Dari buku ini potensi kajian mushaf terbuka luas, baik dari sisi ulumul Qur’an seperti rasm, qiraah, dabt, atau waqaf-ibtida’-nya ataupun ragam informasi yang menggambarkan budaya dan lokalitas suatu daerah. Sehingga potongan puzzle peradaban ini semakin utuh keindahannya.

Empat Mushaf Koleksi Museum Ronggowarsito ini tidak diberi nama khusus, melainkan hanya disebut mushaf museum Ronggowarsito 1, 2,3, dan 4. Lantas bagaimana bentuknya?

Mushaf Kuno Museum Ronggowarsito 1

mushaf yang pertama ini memiliki ukuran medium, yakni 38 x 21 cm, dengan tebal 5,5 cm, dan ruang teksnya berukuran 22,7 x 13,8 cm. Bahan kertas mushaf ini dari Eropa dengan cap kertas ProPratia.Naskah masih dalam kondisi lengkap dan tulisannya terbaca jelas.

Mushaf kuno ini memiliki iluminasi gaya floral yang terdapat di bagian awal, tengah, dan akhir naskah. Secara umum, rasm yang digunakan adalah rasm imla’i. Adapun tinta yang digunakan terdiri dari warna hitam, merah, dan kuning. Layaknya mushaf kuno lazimnya, mushaf ini belum ada keterangan nomor ayatnya, bahkan nomor halaman pun tidak ada.

Sayangnya, mushaf ini tidak ada kolofon apapun yang mampu menambahkan informasi khusus terkait penulisan mushaf ini. Keterangan yang ada hanya tentang pemberi hibah mushaf ini kepada pihak museum, yaitu salah seorang keturunan generasi ke-3 murid Sunan Bayat, yang bernama Temu Hadi.

Berikut tampilan mushaf tersebut.

Mushaf kuno 1
Manuskrip 1

Mushaf Kuno Museum Ronggowarsito 2

Mushaf yang kedua ini juga hibah dari Temu Hadi. Ukuran besarnya 30,5 x 20 cm, dengan ruang bidang teks 22 x 13,3 cm. Tebal mushaf ini mencapai 6,5 cm, lebih tebal dari pada mushaf yang pertama.

Mushaf kuno ini lebih meriah di antara mushaf-mushaf yang lain. Karena iluminasi yang ditampilkan lebih bervariasi dan rapat. Warna yang digunakan di mushaf ini didominasi merah, hitam dan keemas-emasan. Adapun kondisi naskahnya masih utuh dan jelas dibaca. Kertas yang digunakan sama degan mushaf pertama, yakni dari Eropa dengan cap ProPatria.

Lagi-lagi informasi masih sangat terbatas, karena tidak ada kolofon yang tertera di mushaf tersebut. Berikut ini tampilannya.

Mushaf kuno 2
Manuskrip 2

Mushaf Kuno Museum Ronggowarsito 3

Mushaf ini disebut berasal dari Surakarta dan berbahan kertas khas dari Nusantara. Kertas ini dari pohon saeh yang sering dikenal dengan daluwang. Ukuran mushafnya 32 x 24,5 cm dengan tebal 4,5 cm, dan bidang teksnya 21,3 x 15 cm.

Tampilan mushaf ini lebih sederhana dari mushaf sebelumnya. Hanya menampilkan garis segi empat dan segitiga di awal mushaf. Kondisi mushafnya tidaklah lengkap, karena sampai pada surat An-Nahl saja. Meski terbaca jelas, mushaf ini pun tidak memiliki kolofon. Sementara rasm yang digunakan, masih sama seperti mushaf sebelumnya, yakni rasm imla’i. berikut tampilan muhafnya.

Mushaf kuno 3
Manuskrip 3

Mushaf Kuno Museum Ronggowarsito 4

Mushaf keempat disebut berasal dari Semarang. Ukuran mushaf ini 34 x 21 cm dengan tebal hanya 3 cm, dan ruang teksnya 23,7 x 13,2 cm. Bahan kertas yang digunakan merupakan kertas Eropa, namun tidak ada cap watermark-nya.

Masih sama dengan mushaf sebelumnya, rasm yang digunakan adalah rasm imla’i. Tentu ini memberikan gambaran bahwa di Jawa Tengah khazanah mushaf manuskrip belum nampak rasm usmaninya. Dekorasi yang digunakan pun sederhana, hanya ada goresan-goresan melengkung saja.

Baca juga: Serba-Serbi Mushaf Standar Bahriyah Indonesia

Mushaf ini kondisinya tidak lengkap hanya sampai pada surah Al-Anbiya’ ayat 41 saja. Belum ada nomor ayat dan nomor halamannya. Serta tidak ada informasi tambahan apapun di mushaf tersebut. Berikut tampilannya.

Mushaf kuno 4
Manuskrip 4

Demikian uraian singkat mushaf kuno koleksi museum Ronggowarsito. Semoga bermanfaat dan semakin cinta pada khazanah Al-Qur’an di Nusantara.

Wallahu a’lam[]

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Mahasiswa Magister Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal-Universitas PTIQ, Jakarta. Juga Aktif di kajian Islam Nusantara Center dan Forum Lingkar Pena. Minat pada kajian manuskrip mushaf al-Quran.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Istidraj: Jebakan Nikmat bagi Mereka yang Tak Taat

Istidraj: Jebakan Nikmat bagi Mereka yang Tak Taat

0
Allah tidak hanya menguji manusia dengan kesulitan, tetapi juga dengan kemudahan. Kemudahan hidup, kekayaan, kesenangan, dan kemewahan yang terus-menerus dialami seseorang bisa jadi merupakan...