Perintah dan Keutamaan Membantu yang Lemah dalam Al-Quran dan Hadis

perintah membantu yang lemah
perintah membantu yang lemah

Perintah untuk membantu yang lemah dalam Al-Quran, khususnya membantu berupa materi antara lain terdapat dalam surah Al-Layl ayat 5-7. Kemudian juga disambung dengan ayat 17-21 di surah yang sama. Selain anjuran, di ayat ini juga menyampaikan perihal keutamaan dan balasan bagi orang yang membantu tersebut.

Enam cara membantu yang lemah

Ada sekian banyak macam kekurangan dan kelemahan yang dialami oleh seseorang dalam kehidupan, yang secara garis besarnya dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu kekurangan dan kelemahan yang bersifat materi, dan kekurangan dan kelemahan yang bersifat non-materi. Solusi untuk mengatasinya juga ada dua, yaitu solusi yang bersifat materi dan solusi yang bersifat non-materi.

Cara seseorang turut serta membantu yang lemah ini bermacam-macam. Ibn al-Qayyim, seperti yang dikutip Mahmud al-Mishri, mengatakan bahwa ada 6 kategori turut berduka cita seseorang kepada sesamanya, yaitu:

  1. Turut berduka cita dengan materi, yaitu suatu barang kepada orang yang sedang berduka, seperti dalam bentuk uang, beras, atau bentuk lainnya
  2. Turut berduka cita dengan jabatan, yaitu menggunakan kedudukan dan jabatan untuk memberi bantuan kepada orang lain.
  3. Turut berduka cita dengan memberikan bantuan dan pelayanan sebagai jasa terhadap orang lain yang sedang mengalami musibah.
  4. Turut berduka cita dengan memberikan nasihat dan petunjuk, yaitu arahan atau pandangan yang diberikan kepada orang yang sedang mengalami musibah.
  5. Turut berduka cita dengan mendoakan dan memohonkan ampun, seperti pernyataan ikut berduka, berbelasungkawa, memohonkan ampun atas dosa orang sedang mengalami musibah.
  6. Turut berduka cita dengan merasakan kesusahan yang dialami orang lain, yaitu ikut prihatin, merasakan kesulitan atau kesusahan seperti yang dialamai oleh orang yang sedang mendapat musibah.

Baca Juga: Jangan Ragu Untuk Bersedekah! Inilah 4 keutamaan Sedekah Menurut Al-Quran

Perintah dan Keutamaan membantu yang lemah dalam Al-Quran

Membantu yang lemah dalam Al-Quran dengan harta, bisa diwujudkan dalam bentuk memberikan sesuatu yang bersifat materi kepada mereka yang mengalami kerukurangan, seperti fakir miskin, dan orang-orang yang menanggung utang, juga mereka yang ditimpa musibah. Memberikan sesuatu yang bersifat materi kepada mereka sangat dianjurkan di dalam agama, bahkan merupakan sebuah kewajiban agama, seperti menunaikan zakat, dan sangat dianjurkan agama dalam bentuk sedekah. Allah swt menyatakan dalam QS. Al-Layl [92]: 5-7:

فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ ٥ وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٦ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ ٧

(5) Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, (6) dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), (7) Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

Tiga ayat ini menggambarkan bahwa orang-orang yang suka memberi atau berbagai kepada orang lain, baik dalam bentuk materi ataupun non-materi, yang didasarkan pada iman yang tulus dan ketkawaan kepada Allah, tanpa mengharapkan pujian, sanjungan, atau pamrih dalam beramal, dengan keyakian adanya pahala yang sangat baik yang didapatkan di akhirat nanti, akan mendapatkan jalan yang mudah dari Allah dalam segala urusan dan tujuannya.

Di dalam ayat 17-21 dari QS. Al-Layl [92] Allah menyatakan:

وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٠ وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ ٢١

(17) dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, (18) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, (19) Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, (20) Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi. (21) dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.

Ayat-ayat di atas menggambarkan bahwa orang-orang yang bertakwa yang selalu memberi dan berbagi itu akan dijauhkan oleh Allah dari siksaan api neraka. Orang-orang yang suka memberi dan berbagi itu adalah orang-orang yang senantiasa memberi dan berbagi kepada orang lain untuk membersihkan diri dan hartanya. Nikmat-nikmat Allah yang diberikan dan dibagikannya sebagai tanda syukur atas nikmat Allah akan mendapatkan balasan yang lebih besar di hari kiamat nanti. Mereka melakukan itu tidak lain, hanya semata-mata karena untuk mendapatkan ridha Allah swt. Mereka yang seperti itu juga akan mendapatkan kemudahan tidak hanya di dunia, tetapi kelak di hari kemudian akan merasa senang dengan balasan yang diperolehnya.

Baca Juga: Tips Agar Ikhlas dalam Berbuat Baik: Tafsir Surah Al-Qasas Ayat 77

Perintah Rasulullah untuk membantu yang lemah

Banyak pula hadis Rasulullah yang menerangkan keutamaan dalam memberikan harta kepada orang lain, di antaranya sebagai berikut.

Hadis qudsi riwayat Abu Hurairah dari Bukhari dan Muslim yang menyatakan: “Allah swt berfirman, wahai anak Adam, berinfaklah, maka Aku akan memberikan infak kepadamu.” Jika engkau memberi kepada hamba Allah, maka Allah akan memberi kepadamu.

Juga Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Setiap pagi hari, dua malaikat turun (ke bumi). Salah satu di antara keduanya memohon kepada Allah dengan mengatakan: “Ya Allah, berilah ganti (atas harta yang telah diinfakkan) kepada orang yang telah berinfak, dan yang satunya lagi memohon, “Ya Allah, berilah kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.” Ingat bahwa berinfak akan memberi kebaikan, sedangkan pelit akan membawa kerusakan.

Ada lagi hadis yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakr, Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang memiliki makanan untuk dua orang, hendaklah ia mengundang orang yang ketiga dan barang siapa yang memiliki makanan untuk empat orang, hendaklah ia mengundang orang kelima atau keenam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadis yang lain diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri, Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang memiliki kelebihan tumpangan kendaraan, berbagilah dengan orang yang tidak memiliki tumpangan kendaraan, dan barang siapa yang memiliki kelebihan bekal, berbagilah dengan orang yang tidak memiliki bekal.”

Ingatlah pula suatu hadis Rasulullah menyatakan bahwa: “Allah akan selalu membantu hamba-Nya selama hamba-Nya itu mau membantu sesamanya.”

Demikian anjuran dan keutamaan membantu yang lemah dalam Al-Quran dan hadis. Semoga memotivasi kita untuk senantiasa membantu sesame, dengan cara apapun. Amin

Wallahu a’lam