BerandaKisah Al QuranPesan Az-Zarkasyi bagi Para Pengkaji Ilmu Al Quran

Pesan Az-Zarkasyi bagi Para Pengkaji Ilmu Al Quran

Dalam perkembangan Ilmu Alquran, kita mengenal nama Badruddin Az Zarkasyi (w. 794 H.). Ia adalah pengarang Al Burhan Fi Ulum al-Qur’an, salah satu referensi tentang Ilmu Alquran yang terbilang komperehensif, karena bahasan di dalamnya meliputi banyak hal, tidak hanya satu topik  keilmuan Alquran.

Ada 47 bahasan dilist daftar isi dalam bagian pendahuluan kitab tersebut, dan sebelum menutup muqaddimahnya, ia menulis

وَاعْلَمْ أًنًّهُ مَا مِنْ نَوْعٍ مِنْ هَذِهِ الْأَنْوَاعِ إِلاَّ وَلَوْ أَرَادَ الْإِنْسَانُ إِسْتِقْصَاءَهُ لَاسْتَفْرَغَ عُمْرُهُ، ثُمَّ لَمْ يَحْكُمْ أَمْرَهُ، وَلَكِنْ إِقْتَصَرْنَا مِنْ كُلِّ نَوْعٍ عَلَى أُصُوْلِهِ، وَالرّمْز إِلَى بَعْضِ فُصُولِهِ،فَإِنَّ الصَّنَاعَةَ طَوِيْلَةٌ وَالْعُمْرَ قَصِيْرٌ’

‘Ketahuilah, bahwa tidak ada satu dari banyak macam ilmu (Alquran) ini kecuali jika seseorang ingin , mengkajinya, maka umurnya akan habis (terlebih dahulu), sementara ia belum bisa memutuskan urusannya (menyelesaikan belajarnya). Kebalikannya, yang dilakukan justru hanya meringkasnya dan mengambil inti-intinya saja. Sesungguhnya pekerjaan ini sangat panjang, sedang umur (seseorang) terbatas’.

Dengan kata lain, setiap orang yang akan mempelajari Ilmu Alquran, maka sebenarnya ia tidak akan pernah samapi pada kata selesai, karena Ilmu Alquran itu sangat luas, sedang kesempatan hidup kita hanya satu kali dan itupun terbatas. Dalam berbagai kesempatan, Said Agil Munawar, guru besar studi Quran Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyampaikan bahwa keluasan Ilmu Alquran itu sejalan dengan bunyi surat Al Kahfi [18] ayat 109

قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

“Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

Menurutnya, ayat ini bertutur tentang keluasan Alquran, otomatis ilmu yang bersumber darinya juga sangat luas, bahkan tidak terbatas. Ada pula yang mengatakan bahwa tiap huruf dalam Alquran itu melahirkan ilmu, sehingga dari 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu) huruf Alquran juga akan lahir ilmu minimal dengan jumlah yang sama.

Berdasar pada akhir pengantar Az Zarkasyi, setidaknya ada empat pesan yang harus diingat dan dijadikan pegangan oleh siapapun yang berniat belajar ilmu Alquran atau apapun yang terkait dengan Alquran

  1. Secara literal, pesan tadi dapat dipahami bahwa Ilmu Alquran ini memang sangat luas, bahkan tak terbatas. ini dapat dilihat dari perkembangan keilmuan Alquran pasca Az Zarkasyi. Ini bisa dicek antara lain di Al Itqan fi Ulumil Qur’an karya Jalaluddin As Suyuthi. Sekarang kajian Alquran juga semakin variatif.
  2. Pernyataan tadi seakan berkata bahwa tidak cukup untuk berbangga diri jika seesorang hanya menguasai satu, dua atau tiga cabang ilmu Alquran, sehingga dengannya ia langsung bisa menyalahkan dan menghakimi orang lain.
  3. Penutup muqaddimah ini memperlihatkan betapa rendah hati nya seorang Az Zarkasyi. Ini sikap bijak dari para ilmuwan yang tidak selalu menganggap dirinya paling benar dan paling pintar yang memungkinkan salah dan perlu dikritik, pun tidak langsung menganggap yang lainnya salah dan menyesatkan yang memungkinkan orang lain utuk mengoreksi.
  4. Seperti teladan yang dicontohkan oleh sang pengarang, para pengkaji atau pembelajar Ilmu Alquran juga harus senantiasa bersikap rendah hati. Ahmad Rafiq (Dosen Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga) dalam suatu kesempatan menyebut sikap ini sebagai adab seseorang dalam belajar, yaitu mengakui –kemungkinan- kekurangan dan keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya dengan senantiasa belajar dan meminta penjelasan kepada gurunya, para pendahulunya dan juga orang-orang  yang ahli (di bidangnya masing-masing) jika ia tidak mengetahui. Seperti semangat ayat فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ‘maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui’ (S. Al-Anbiya’ [21]: 7)

Jika seorang Az Zarkasyi saja masih menghargai para guru dan pendahulunya dengan cara menukil pendapatnya, mengutip penjelasannya, bahkan juga dengan sangat tegas mengakui keterbatasannya, apalagi kita yang masih sangat jauh dari level Az Zarkasyi. Selamat belajar.

Wallahu A’lam

Limmatus Sauda
Limmatus Sauda
Santri Amanatul Ummah, Mojokerto; alumni pesantren Raudlatul Ulum ar-Rahmaniyah, Sreseh Sampang
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...