BerandaTafsir TematikHikmah dan Keistimewaan Seekor Anjing dalam Alquran

Hikmah dan Keistimewaan Seekor Anjing dalam Alquran

Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar anjing dalam Alquran? Yang pertama teringat adalah berkenaan dengan kisah ashabul kahfi. Mengapa Allah mengabadikannya dalam Alquran? Melalui artikel ini penulis akan menjawab pertanyaan tersebut dan memaparkan hikmah dari dikisahkannya seekor anjing tersebut.

Allah berfirman dalam Surah al-Kahfi ayat 18:

وَتَحۡسَبُهُمۡ أَيۡقَاظٗا وَهُمۡ رُقُودٞۚ وَنُقَلِّبُهُمۡ ذَاتَ ٱلۡيَمِينِ وَذَاتَ ٱلشِّمَالِۖ وَكَلۡبُهُم بَٰسِطٞ ذِرَاعَيۡهِ بِٱلۡوَصِيدِۚ لَوِ ٱطَّلَعۡتَ عَلَيۡهِمۡ لَوَلَّيۡتَ مِنۡهُمۡ فِرَارٗا وَلَمُلِئۡتَ مِنۡهُمۡ رُعۡبٗا

“Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (Q.S. Al-Kahfi ayat 18).

Baca Juga: Pandangan Gus Baha tentang Hadis Larangan Memelihara Anjing

Berkaitan dengan anjing yang disebutkan dalam ayat di atas, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa anjing Ashab al-Kahfi mendapat berkah karena ikut menemani mereka. Salah satu bukti keberkahannya adalah ketika Ashab al-Kahfi tertidur dalam waktu yang lama, anjing yang menyertai mereka juga ikut tertidur. Kisah ini menjadi isyarat keutamaan dan anjuran untuk bersahabat dengan orang baik (Tafsir Ibnu Katsir: 5/144).

Seperti halnya Ibn Katsir, Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan apabila anjing dapat memperoleh derajat tertinggi karena bergaul dengan orang shaleh sampai diberitakan Allah dalam al-Quran, apalagi orang beriman yang bergaul dan mencintai orang-orang shaleh (Tafsir al-Qurthubi: 10/371).

Mengutip riwayat Ibnu ‘Athiyah, Al-Qurthubi menulis bahwa Ubay bercerita: aku mendengar Abu Fadhl Al-Jauhari berkata di atas mimbar khutbahnya di sebuah masjid di Mesir “Barang siapa yang mencintai ahlul-khair (orang-orang baik) maka ia akan memperoleh berkah mereka. Seperti anjing ini yang menjadi teman ashabul kahfi. Maka Allah pun menyebutnya dalam wahyu yang diturunkanNya.”

Para ulama sepakat bahwa disebutkannya anjing dalam Alquran adalah karena sikapnya yang dikenal dengan istilah shuhbatul akhyār, ia menjadi pendamping dan penjaga orang-orang baik sehingga mendapatkan berkah dari orang-orang saleh. Apabila seekor anjing saja bisa memperoleh berkah, apalagi seorang manusia beriman. Seorang manusia tentu bisa melakukan hal yang lebih daripada anjing.

Atas hikmah tersebut, perlu kiranya kita bersahabat dan dekat dengan orang-orang shaleh, karena kita bisa mendapatkan berkah dari mereka. Hasan Al-Bashri mengatakan sebagaimana dikutip dalam Tafsir al-Baghawi (8/340) hendaklah memperbanyak teman-teman dari kalangan orang beriman sebab mereka dapat memberi syafaat pada keluarga dan teman dekatnya. Di antara penyesalan penghuni neraka ialah mereka tidak memiliki teman yang shaleh. Sebagaimana firman Allah berikut:

فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِين  َوَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ

“Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa’at seorangpun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.” (Q.S. Asy-Syu’ara ayat 100-101).

Rasulullah saw bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang itu mengikuti din (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.” (H.R. Abu Dawud no. 4833).

Baca Juga: Tafsir Ahkam: Najiskah Air Bekas Jilatan Anjing?

Dalam hadis lain Rasul saw bersabda yang artinya:

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau  mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar  pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”. (H.R. Bukhari no. 5534)

Seekor anjing mendapat kebaikan dan anugerah dari menemani perjalanan ashabul kahfi, para pemuda saleh. Ia menjadi istimewa dan disebut sebagai anjing dalam Alquran. Belajar dari faedah kisah ini, kita perlu bersahabat dengan orang-orang saleh, karena kita akan memperoleh berkah dari mereka, bahkan mereka bisa menjadi syafaat di akhirat kelak. Wallahu a’lam

Shopiah Syafaatunnisa
Shopiah Syafaatunnisa
Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...