BerandaTafsir TematikRagam Penyebutan Manusia dalam Al-Quran, dari Ins sampai Anam

Ragam Penyebutan Manusia dalam Al-Quran, dari Ins sampai Anam

Dengan segala karakteristik dan aspek yang dimilikinya, manusia merupakan mahluk yang sukar dipahami tapi menarik untuk dikaji. Beragam definisi ditawarkan oleh para cendekiawan dari berbagai perspektif keilmuan yang digelutinya. Sementara dari mereka mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Pendapat lain menyebut jika manusia merupakan hayawan natiq, hewan yang berfikir. Setidaknya dua definisi tersebut yang paling sering terdengar atau kita baca dari beberapa referensi. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusia berarti mahluk yang berakal budi (menguasai mahluk lain).  Dalam Al-Quran pun, penyebutan manusia juga terdapat di beberapa tempat dan tulisan ini akan mengulasnya.

Baca juga: Reformasi Lingkungan Perspektif Yusuf al-Qaradhawi: Membentuk Manusia Ber-mindset Eko-Teologis

Al-Quran tidak luput untuk membicarakan eksistensi dari mahluk Tuhan yang dianggap sebagai mahluk ahsan taqwim itu. Penyebutan manusia di dalam Al-Quran diungkapkan dengan beberapa istilah. Ragam penyebutan manusia tersebut merujuk kepada aspek kualitas dan karakteristik tertentu yang terdapat di dalam diri manusia. Beberapa istilah dalam Al-Quran yang secara harfiah bermakna manusia diantaranya ins, insan, naas, basyar dan anam. Sekilas, semua istilah ini merujuk pada pengertian tunggal sebagai manusia. Akan tetapi, jika kita telaah kepada kamus-kamus Bahasa Arab yang otoritataif serta siyaq al-kalamnya dapat dipahami perbedaan unsur pada setiap istilah yang digunakan.

Ins

Istilah ins disebutkan Al-Quran sebanyak 18 kali yang tersebar dalam 9 surat. Secara etimologis, ins bermakna tidak biadab, ramah, jinak, dinamis, bersahabat, dan menyenangkan. Raghib al-Ashfahani mengatakan bahwa ins berlawan kata dengan jinn yang berarti tertutup atau tersembunyi. Al-Quran seringkali menyebut ins dan jinn beriringan dalam suatu ayat. Selain itu, nufur, yang bermakna lari menjauh, juga merupakan lawan kata dari kata ins. Kata ins yang melekat pada manusia menggambarkan jika mereka selalu hidup berdampingan dengan yang lainnya. Manusia tidak bisa mempertahankan hidupnya sendiri. Mereka harus saling tolong menolong. Manusia sebagai ins mencerminkan makhluk sosial yang cenderung hidup berkelompok, bermasyarakat, berkeluarga, bekerjasama, dan perilaku sosial lainnya. Karakter tersebut menjadi fitrah bagi manusia pada umumnya.

Insan

Istilah berikutnya yang bermakna manusia adalah insan. Insan berasal dari akar kata yang sama dengan dengan ins. Istilah ini disebutkan sebanyak 65 kali menurut Fuad Abu Baqi. Meskipun berasal dari kata yang sama, istilah insan lebih menunjukkan karakter manusia yang lebih khusus. Dalam ilmu psikologi manusia mempuyai dua kecenderungan untuk melakukan hal yang positif dan melakukan hal negatif. Manusia dianugerahi potensi rohani seperti qalb dan akal. Potensi ini menempatkan manusia sebagai mahluk yang memiliki posisi martabat tertinggi. Artinya apabila potensi ini tidak digunakan secara maksimal, maka kedudukan manusia tak ubahnya seperti mahluk lain bahkan bisa lebih hina. Adapun manusia yang mampu mengelola kedua kecenderungan tersebut disebut dengan insan kamil. Menurut sementara ulama, predikat ini merujuk kepada sosok Nabi Muhammad. Dengan demikian, penyebutan manusia dengan insan menunjukkan potensi kualitas spesifik serta konsekuensi yang dimilikinya.

Baca juga: Memahami Makna Setan dan Kejahatan Dalam Al-Quran

An-Naas

Adapun istilah an-naas disebutkan sekitar 240 kali dalam Al-Quran. Secara umum, istilah ini digunakan untuk menunjukkan manusia sebagai spesies yang universal. Sementara ulama mengatakan istilah ini terbentuk dari akar kata yang bermakna tidak stagnan atau selalu bergerak.  Dalam pandangan Bint Syati, penyebutan manusia dengan istilah naas menggambarkan karakter manusia yang dinamis. Mahluk yang mempunyai kecenderungan untuk berjuang dan berkembang demi kehidupan yang lebih baik.

Basyar

Istilah basyar berdasarkan al-Mu’jam al-Mufahras li al-Faz Al-Quran dengan berbagai derivasinya disebutkan sebanyak 37 kali. Asal kata dari istilah ini menurut kitab Al-Mufradat Fi Gharib Al-Quran adalah al-basyarah yang bermakna permukaan kulit. Penggunaan istilah basyar sebagai manusia dapat dipahami karena permukaan anggota tubuh manusia yang paling tampak adalah kulitnya. Hal tersebut berbeda dengan hewan yang lebih terlihat bulu atau rambut yang menutupi permukaan anggota tubuhnya. Kata bisyarah dan busyra yang bermakna kabar gembira merupakan kata turunan dari kata basyar. Bisa dipahami karena saat kondisi gembira, darah yang terdapat dalam tubuh manusia akan menyebar ke seluruh kulit yang mengakibatkan perubahan pada raut wajahnya. Selain itu, istilah mubasyarah yang dikiaskan sebagai hubungan suami istri, secara bahasa diartikan dengan persentuhan kulit juga berasal dari kata basyar. Penjelasan di atas mengarahkan bahwa ketika manusia disebut Al-Quran dengan kata basyar menunjukkan manusia dari segi biologis. Hal ini diperkuat dengan ayat-ayat yang menggunakan istilah basyar lebih banyak menjelaskan aspek yang menunjukkan persamaan fisik antara rasul dengan manusia lainnya.

Baca juga: Menelisik Jin dalam Al-Quran, Makhluk yang Juga Dibebani Syariat

Anam

Satu istilah lagi yang secara harfiah bermakna manusia adalah anam. Anam disebutkan satu kali dalam surat al-Rahman (55): 10. Dalam Lisanul Arab dijelaskan bahwa istilah anam digunakan oleh kalangan Arab untuk merujuk semua mahluk hidup di bumi ini termasuk juga manusia. Dengan demikian, istilah tersebut secara hakikatnya tidak hanya merujuk kepada pengertian manusia.

Demikian penjelasan singkat tentang ragam penyebutan istilah bermakna manusia di dalam Al-Quran. Dapat dipahami bahwa istilah-istilah di atas mewakili berbagai karakteristik serta hakikat diri manusia. Di sisi lain, penjelasan tersebut menunjukkan sisi keunikan gaya bahasa Al-Quran berupa kekayaan kosakata yang dikandungya. Wallahu a’lam[]

Arif Rijalul Fikry
Arif Rijalul Fikry
Alumni Studi Quran Hadis (SQH) UIN Sunan Kalijaga. Berminat pada kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...