Surah Alfatihah adalah surah Alquran yang paling populer di kalangan umat Islam. Bagaimana tidak? Surah ini dibaca di setiap rakaat salat. Sehingga, seorang muslim minimal membacanya 17 kali sehari, sesuai jumlah rakaat salat lima waktu.
Pembacaan surah Alfatihah juga lazim di berbagai kegiatan sosial masyarakat muslim. Misalnya, ia dibaca ketika hendak memulai acara atau ketika mengakhiri doa bersama.
Tulisan ini berisi serba-serbi informasi tentang surah Alfatihah sebagai pengantar untuk lebih mengenal surah tersebut.
Urutan surah
Dalam susunan mushaf Alquran, surah Alfatihah berada di urutan pertama, meski bukan surah yang pertama turun menurut mayoritas ulama. Menurut mereka, yang pertama turun adalah lima ayat pertama surah Al’alaq. Walaupun demikian, ada pula ulama yang menganggap yang pertama turun adalah surah Alfatihah. Di antaranya al-Zamakhsyari dan Muhammad Abduh.
Al-Wahidi mengatakan, surah Alfatihah turun di periode awal Makkiyyah (Asbab al-Nuzul, hal. 17). Makkiyyah adalah wahyu yang turun di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Izzah Darwazah dalam al-Tafsir al-Hadis (1/17) menengahi tiga pendapat di atas. Dia mengatakan, surah Alfatihah turun pada urutan kelima setelah surah Al’alaq, Alqalam, Almuzzammil, dan Almuddassir. Namun, surah Alfatihah turun secara lengkap sekaligus, berbeda dengan empat surah sebelumnya yang turun bertahap, yakni awal surahnya terlebih dahulu yang turun. Sehingga, bisa dikatakan, surah Alfatihah adalah surah yang pertama turun secara lengkap.
Ada pula pendapat menarik yang mengatakan bahwa surah Alfatihah turun dua kali; sekali di Mekah dan sekali di Madinah, namun Izzah Darwazah meragukan pendapat ini (al-Tafsir al-Hadis, 1/288).
Nama surah
Surah Alfatihah termasuk surah yang memiliki banyak nama. al-Suyuti dalam al-Itqan (hal. 119) menyebutkan setidaknya ada 25 nama yang dinisbatkan kepadanya. Banyaknya nama, menurutnya, menunjukkan kemuliaan dan keutamaan sesuatu yang dinamakan tersebut. Dalam hal ini berarti surah pembuka ini lebih utama dibanding surah-surah yang lain.
Selain al-Fatihah, nama lain yang populer dari surah ini antara lain; Umm al-Qur’an/al-Kitab (intisari Alquran), al-Sab’ al-Matsani (tujuh ayat yang sering diulang-ulang), al-Wafiyah (penyempurna), al-Asas (pondasi), dan al-Nur (cahaya).
Kata al-Fatihah sendiri bermakna pembuka. Ia dinamakan demikian karena posisinya sebagai pembuka atau pengantar bagi kitab suci Alquran. Nabi Muhammad dalam beberapa riwayat menambahkan kata “al-Kitab” di belakangnya, menjadi “Fatihah al-Kitab”.
Kandungan surah
Meski tergolong surah pendek yang hanya terdiri dari tujuh ayat, surah Alfatihah mencakup tema-tema pokok dari keseluruhan Alquran. Ia membicarakan secara global pondasi dan cabang-cabang agama. Mulai dari akidah, ibadah, syariat, sifat-sifat luhur Allah, doa, puja-puji kepada-Nya, kisah umat terdahulu, dan lain sebagainya (Rawai’ al-Bayan, 1/60).
Baca juga: Empat Pembagian Surah Alquran
Keutamaan surah
Keutamaan surah Alfatihah telah banyak disebutkan dalam hadis. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan Ubay bin Ka’ab berikut:
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ مِثْلَ أُمِّ الْقُرْآنِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي
Allah tidak pernah menurunkan wahyu, baik di Taurat maupun di Injil yang seperti induk Alquran, yaitu tujuh ayat yang diulang-ulang (surah Alfatihah) (H.R. al-Tirmizi, al-Nasa’i, dan al-Hakim).
Surah ini juga satu-satunya bagian Alquran yang wajib dibaca di dalam salat. Ini pendapat mayoritas ulama fikih yang didasarkan pada hadis berikut dan yang semakna dengannya:
لَا صَلَاةَ لِمَن لَمْ يَقْرَأْ بفَاتِحَةِ الكِتَابِ
Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Pembuka Alquran (H.R. al-Bukhari).
Selain itu, surah Alfatihah juga berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdul Malik bin Umair berikut:
فاتحةُ الْكتابِ شفاءٌ من كلِّ داءٍ
Pembuka Alquran adalah obat segala penyakit (H.R. al-Darimi).
Khasiat ini bukan asal-asalan. Seorang sahabat bernama Abu Said al-Khudri telah membuktikannya. Beliau dalam H.R. al-Bukhari no. 2115 diceritakan mampu mengobati seorang kepala suku yang jatuh sakit dengan membacakannya surah Alfatihah.
Tafsir khusus surah
Memperhatikan keutamaan dan keluasan kandungan maknanya, beberapa ulama telah menuliskan tafsir khusus surah Alfatihah. Di antaranya adalah Tafsir al-Fatihah karya Ibn Rajab al-Baghdadi (w. 795 H.) dan Tafsir Samudera Al-Fatihah karya Bey Arifin (1995 M.), ulama asal Indonesia.
Demikian beberapa informasi pengantar seputar surah Alfatihah. Untuk selebihnya, pembaca dapat merujuk langsung ke kitab-kitab terkait.
Baca juga: Mengenal Bey Arifin dan Tafsir Samudera Al-Fatihah