BerandaTafsir TematikSimbolisasi Kekayaan dalam Surah Alkahfi ayat 34

Simbolisasi Kekayaan dalam Surah Alkahfi ayat 34

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang kaya akan kosa kata. Kita bisa menemui satu kata yang memiliki arti berbeda. Alquran merupakan kitab suci yang menggunakan Bahasa Arab. Sebagaimana kebiasaan dalam Bahasa Arab, di dalam Alquran pun juga ditemukan sekian kosa kata yang memiliki arti beragam, salah satunya kata tsamar. Artikel ini menelusuri lebih lanjut kata tsamar dalam Surah Alkahfi ayat 34 yang dimaknai sebagai “harta”. Tsamar yang pada ayat lain dan kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai “buah”.

Dalam Surah Alkahfi ayat 34, Allah Swt. berfirman:

وَّكَانَ لَه ثَمَرٌۚ فَقَالَ لِصَاحِبِه وَهُوَ يُحَاوِرُه اَنَا۠ اَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَّاَعَزُّ نَفَرًا

“Dia (orang kafir itu) juga memiliki kekayaan besar. Dia lalu berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengannya, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.”

Dari 24 kali penyebutan kata tsamar dengan berbagai derivasinya, penulis mendapati hanya pada dua ayat, kata tsamar bermakna “harta”, yaitu pada Surah Alkahfi ayat 34 dan 44, sedangkan yang lainnya dimaknai dengan buah, buah-buahan, berbuah, dan tanaman. (Aplikasi Alquran Kemenag RI)

Baca juga: Tafsir Surah al-Kahfi Ayat 6: Petunjuk Allah Saat Dakwah Ditolak

Pemaknaan kata tsamar dengan “kekayaan” pada ayat di atas tentu menimbulkan tanda tanya bagi sebagian orang, sebab mengapa kata tsamar  yang notabene sering diartikan “buah”, kemudian pada ayat ini dimaknai sebagai “kekayaan yang besar”?

Salah satu pakar Bahasa Arab, Aḥmad bin Fâris menguraikan bahwa kata tsamar terdiri dari tiga huruf dasar, yaitu tsa, mîm, dan râ’. Makna asalnya adalah sesuatu yang berasal dari barang yang berkumpul atau berhimpun. Dari asal kata  lain, seperti “berkembang”, seperti kalimat ثَمَّرَ اللّٰهُ مَالَهُ (tsammarallâhu mâlahu) (Mu‘jam Maqâyîs al-Lughah: 388). Menurut al-Râghib al-Ashfahânî, kata tsamar juga digunakan untuk melambangkan sesuatu yang bermanfaat (Mufradât Alfâzh al-Qur’ân: 176).

Pemaknaan tsamar  sebagai “harta” memang bukanlah penafsiran yang baru. Ibnu Katsîr juga mengutip penafsiran tersebut dalam uraian tafsirnya (Tafsîr al-Qur’ân al-Azhîm, hlm. 1155). Harta yang dimaksud pada ayat tersebut adalah harta yang diperoleh dari hasil perdagangan buah oleh si pemilik kebun. (Tafsîr al-Munîr, juz 18, hlm. 276)

Beralih dari ulama Timur Tengah menuju Indonesia, Teungku Hasbi ash-Shiddieqy dalam Tafsir Alquranul Majid An-Nuur,  menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut:

“Di samping itu bagi pemilik kebun terdapat pula harta-harta yang  lain, seperti emas dan perak yang diperoleh dari penjualan hasil kebun dan usaha-usaha atau bisnis lainnya.”

Dari penafsiran di atas, dapat dipahami bahwa Hasbi ash-Shiddieqy  menafsirkan kata tsamar dengan harta lain yang dimiliki pemilik kebun, yakni emas dan perak (Tafsir Alquranul Majid An-Nuur, hlm. 2412).

Baca juga: Empat Kosakata Makan dan Makanan dalam Alquran

Sementara itu, Buya Hamka tetap menafsirkannya dengan makna asal, yakni “buah”. Meskipun beliau juga memberikan alternatif makna lain, yaitu “hasil”. Penafsiran jenis kedua ini menghasilkan makna bahwa aliran sungai di tengah-tengah kedua bidang kebun bukan saja membawa sedikit hasil, melainkan membuat hasil itu berlipat-ganda. (Tafsir al-Azhar, juz 6, hlm. 4195)

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah (jilid 7, hlm. 294) mengatakan jika kata tsamar ditafsirkan sebagaimana makna kebiasaannya, yaitu “buah”, maka ayat tersebut dapat dipahami dalam arti “kebun kurmanya memiliki buah”. Jenis penafsiran seperti ini dianggap kurang populer oleh M. Quraish Shihab.

Dari berbagai contoh penafsiran yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata tsamar merupakan salah satu simbol kekayaan yang digunakan Alquran, selain menyebutkan kekayaan secara langsung melalui kata “mâl”. Kekayaan yang termuat dalam kata tsamar pada Alquran, khususnya pada Surah Al-Kahfi ayat 34, bisa berupa buah sebagaimana makna kebiasaannya, mengingat buah merupakan salah satu komoditas utama hasil perkebunan yang sering dikonsumsi manusia pada zaman dahulu hingga zaman sekarang. Simbolisasi kekayaan pada kata tsamar juga bisa diartikan kekayaan lain berupa harta seperti emas dan perak, yang dua jenis harta tersebut merupakan hasil perdagangan buah itu sendiri.

Baca juga: Rahasia Penggandengan Lafaz Salat dan Zakat dalam Alquran

Demikianlah salah satu penjelasan mengenai keragaman makna yang termuat dalam salah satu kosa kata Alquran. Keragaman makna yang terkandung dalam Alquran senantiasa menjadi amunisi untuk menimbulkan pemahaman baru dan semakin mengukuhkan bahwa Alquran merupakan kitab suci yang tidak pernah habis untuk digali kandungan dan hikmahnya hingga hari Kiamat. Wallahu a’lam.

Rijal Ali
Rijal Ali
Mahasiswa UIN Antasari, minat kajian Isu-isu keislaman kontemporer,
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Iltifat Dhamir dalam Alquran

0
Alquran merupakan kitab suci dengan bahasa yang unik dan mengandung sastra tinggi. Salah satu keunikan tersebut adalah penggunaan iltifat. Ayat-ayat yang mengandung iltifat memiliki...