Surah Al-Mu’minun Ayat 12 -14: Darah Haid Bukan Darah Kotor

Darah Haid
Darah Haid

Sebagian orang masih beranggapan bahwa darah haid yang keluar pada siklus menstruasi wanita merupakan darah kotor. Anggapan ini perlu diluruskan. Mengingat bahwa proses penciptaan manusia berasal dari saripati tanah, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian berkembang menjadi segumpal daging, dan barulah setelah itu ruh ditiupkan ke dalam rahim seorang ibu untuk dapat menjadi janin yang utuh dan hidup. Hal tersebut tergambarkan pada firman Allah SWT, dalam Surah Al-Mu’minun Ayat 12 -14;

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah (12). Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim) (13). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu dari yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (Surah Al-Mu’minun Ayat 12 -14).

Mengenai Surah Al-Mu’minun Ayat 12 -14 ini, Hasbi As-Shiddieqy dalam Tafsir An-Nur (2000,[3]: 2729) menyatakan bahwa nuthfah ialah suatu zat berupa darah yang berasal dari apa yang dikonsumsi oleh manusia baik berupa tumbuh-tumbuhan maupun daging-dagingan. Sedangkan tumbuhan dan daging hewan yang dikonsumsi oleh manusia tersebut pada dasarnya berasal dari tanah, hingga dengan demikian menjadikan nuthfah dapat dimaknai sebagai saripati tanah yang kemudian terproses dengan sendirinya di dalam tubuh manusia dan berubah menjadi sperma.

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Hasyr Ayat 9: Sifat-Sifat Kepahlawanan Kaum Ansar

Sedangkan Ibnu Katsir berpendapat bahwa “nuthfah” ialah zat cair yang bertemu antara tulang selangka dan pusar, dari seorang laki-laki yang awal letaknya berasal dari tulang punggung, sedangkan dalam perempuan letak awalnya di tulang dada. Lalu kemudian terproses alamiah di dalam rahim dalam bentuk segumpal darah yang memanjang. (Tafsir Ibnu Katsir, [5], 575)

Berkenaan dengan penciptaan manusia, Nabi Muhammad SAW juga memberikan dalam sabdanya;

عَنْ اَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيْدٌ فَوَالَّذِى لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. (رواه البخاري ومسلم)

Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud r.a., ia berkata, Rasulullah saw. yang dialah orang yang jujur dan terpercaya pernah bercerita kepada kami.“Sesunggunya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari (berupa nutfah/sperma), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama waktu itu juga, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama waktu itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat empat perkara yang telah ditentutkan yaitu; rezekinya, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sesunggguhnya ada seseorang di antara kalian beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka.Ada seseorang di antara kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan penghuni surga, maka ia pun masuk surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Namun, ketika wanita di awal kehamilannya tidak mendapati menstruasi atau masyarakat menyebutnya dengan “telat datang bulan”, serta beredarnya isu bahwa darah haid adalah darah kotor, dan dari pemaparan al Qur’an bahwa manusia pada awalnya juga terbentuk dari segumpal darah. Apakah secara sederhana dapat dikatakan bahwa kita sebagai manusia tercipta dari darah yang kotor? Demikianlah pertanyaan yang muncul dalam pikiran penulis.

Dalam artikel yang telah dirilis oleh hallosehat.com, “Darah Haid Wanita Bukan Darah Kotor! Begini Penjelasannya” memberikan tanggapan bahwa darah yang keluar pada saat siklus menstruasi bulanan tersebut bukanlah darah kotor, melainkan aliran darah biasa seperti darah pada saat mimisan. Hal ini juga dapat dilihat kepada keadaan perempuan yang terlihat lemas saat menstruasi.

Baca Juga: Membincang Kebahagiaan dalam Al-Qur’an: Hakikat, Bentuk, dan Cara Menggapainya

DR. dr. Inge Permadi, seorang ahli Gizi Klinis FKUI-RSCM, mengatakan bahwa wanita akan kehilangan pasokan darah bersih yang mengandung hemoglobin. Maka pada saat itu tubuh wanita terlihat lemas karena kekurangan zat besinya. Adapun darah haid yang keluar pada saat tersebut merupakan darah yang berasal dari luruhnya dinding rahim setelah proses ovulasi. Ovulasi ini sendiri merupakan persiapan kehamilan secara alamiah di dalam rahim seorang wanita, yang jika tidak dibuahi dengan sperma maka dinding rahim tersebut luruh dan keluarlah darah sebagai siklus menstruasi.

Dengan demikian, penulis mendapatkan jawaban bahwa manusia berasal dari saripati tanah, kemudian menjadi segumpal darah haid yang bersih, bukan darah kotor yang dibuahi oleh sperma saat proses ovulasi, dan kemudian menjadi segumpal daging, dan proses alamiah selanjutnya. Sungguh besar dan menakjubkannya orang-organ yang dapat bekerja secara alamiah di dalam diri ini, berkat penciptaan yang sempurna oleh Allah Swt. Wallahu a’lam.