BerandaKhazanah Al-QuranMengapa Surat At-Taubah Tanpa Basmalah? Begini Penjelasannya Dalam Tafsir Al-Mishbah

Mengapa Surat At-Taubah Tanpa Basmalah? Begini Penjelasannya Dalam Tafsir Al-Mishbah

Surat At-Taubah, surat ke-9 dalam urutan mushaf Usmani adalah satu-satunya surat dalam Al-Quran yang tidak diawali dengan bismillah, berbeda dengan surat-surat lainnya. Apa alasan yang menyebabkan ia berbeda, bukankah bismillah dianjurkan menjadi awal dari apapun? Mengapa surat At-Taubah tanpa basmalah?

Surat At-Taubah selain memiliki nama populer Baraah, juga memiliki nama al Muqasyqishah mempunyai arti yang menyembuhkan, membersihkan dari kemusyrikan dan kemunafikan. Selain itu, juga dinamai al-Fadhihah -pembuka rahasia. Ibnu Abbas berkata bahwa surat ini silih berganti ayat-ayatnya yang turun menyatakan ‘dan diantara mereka….. dan diantara mereka’ sehingga Ibnu Abbas menduga bahwa ayat dalam surat tersebut tidak ada lagi yang tidak disebut namanya (untuk kasus dipermalukan dan dibongkar rahasianya).

Di lain tempat, sahabat Nabi saw. Yang bernama Hudzaifah menamai surat ini dengan nama surat al-Adzab, karena menurutnya ayat-ayat dalam surat ini membicarakan tentang siksaan terhadap orang kafir. Selain itu ada yang menamai surah al-Munaqqirah -yang melubangi, yakni melubangi hati orang-orang munafik, dan masih banyak lagi nama-nama yang diperuntukkan pada surat ini.


Baca Juga: Inilah Empat Keutamaan Surat Al Ikhlas


Imam Al-Biqa’i mengatakan bahwa tujuan utama dari surat ini adalah untuk memusuhi orang-orang yang berpaling dari isi surat sebelumnya yang mengajak untuk bertauhid dan menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Bukti yang paling jelas, menurut Biqa’i adalah kisah al-Mukallafin (kisah orang-orang yang enggan mengikuti perang Tabuk), yang pada akhirnya orang-orang tersebut sadar dan bertaubat. Sehingga surat yang memiliki 129 ayat ini dinamai At-Taubah.

Mengapa Surat At-Taubah Tanpa Bismillah?

Para ulama sepakat bahwa surat ini merupakan surat terakhir yang diterima Nabi Muhammad saw. yang turun setelah surat al-Fath. Akan tetapi, ulama berbeda pendapat tentang tidak dimulainya surat ini dengan basmalah. Ada yang berpendapat bahwa ketika surat ini turun, para sahabat bingung apakah surat ini bagian dari surat al-Anfal atau tidak, sehingga mereka menulisnya tanpa basmalah.

Pendapat ini sejalan dengan riwayat yang menyatakan bahwa Utsman bin Affan ra. ditanya tentang mengapa surat At-Taubah dimulai tanpa basmalah. Beliau menjawab bahwa biasanya, apabila ada surat turun Rasulullah akan menyampaikan letak atau posisi surat tersebut. Utsman melanjutkan bahwa surat al-Anfal merupakan salah satu surat yang turun pertama kali di Madinah, sedangkan surat Bara’ah (at-Taubah) merupakan surat terakhir yang turun. “Aku menduga surat at-Taubah bagian dari surat al-Anfâl. Rasulullah wafat sebelum menjelaskan kepada kami letaknya, karena itu aku (memerintahkan) meletakkannya sesudah al-Anfal tanpa basmalah.” (HR. Abu Daud , At-Tirmidzi, an-Nasa’í, melalui Ibnu Abbas).


Baca Juga: Mengaji ‘Bismillah’ [1], tuntunan Allah yang mentradisi di kalangan para Nabi


Hadis di atas menurut para kritikus hadis sanadnya sangat lemah, karena terdapat seorang perawi hadis yang bernama Yazid al-Farisi diragukan identitasnya dan bahkan tidak dikenal identitasnya. Selain itu, dari segi matan, apakah benar Rasulullah tidak sempat menjelaskan tempat surat al-Taubah ini? Padahal antara wafatnya Rasulullah dengan turunnya ayat ini masih cukup panjang.

Di lain tempat Rasyad Khalifah juga ikut memberi alternatif jawaban dari pertanyaan mengapa surat At-Taubah tanpa basmalah. Ia berpendapat bahwa basmalah terdiri dari sembilan belas huruf, dan angka sembilan belas ini merupakan angka rahasia al-Quran. Setiap kata dalam basmalah terbagi habis oleh sembilan belas. Kata ism terdapat sembilan belas dalam Al-Quran, kata Allah terdapat 2698 kali, kata al-Rahmân terulang 57 kali dan al-Rahîm 114 kali. Beberapa angka tersebut jika dibagi sembilan belas maka akan habis. Begitupun basmalah dalam Al-Quran terdapat 114 kali, 112 kali disebutkan dalam setiap awal surat, 2 kali di awal dan pertengahan surat An-Naml. Karena itu, menurut Rasyad Khalifah basmalah dalam surat ini ditiadakan.

Semua pendapat di atas menurut Quraish Sihab merupakan ijtihad pemikiran manusia, dan menurutnya pendapat di atas tidak memiliki pijakan yang kuat, serta tidak ada dasarnya dari Rasulullah. Boleh jadi jawaban yang relevan adalah surat ini tidak dimulai dengan basmalah dikarenakan Rasulullah tidak memerintahkan untuk menuliskannya.

Wallahu A’lam

Ulya Nurir Rahmah
Ulya Nurir Rahmah
Pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...