Tafsir Surah Al A’raf ayat 181-183 dijelaskan bahwa Allah menciptakan satu umat yang jumlahnya banyak untuk menempati syurga.
Baca Sebelumnya : Tafsir Surah Al A’raf ayat 179
Ayat 181
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan juga satu umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri dari umat-umat dan suku-suku yang berjuang untuk membimbing manusia ke jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh. Mereka menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu. Mereka inilah umat Nabi Muhammad saw.;Berkata Rasulullah saw berhubungan dengan ayat ini :
هٰذِهِ أُمَّتِيْ بِالْحَقِّ يَحْكُمُوْنَ وَيَقْضُوْنَ وَيَأْخُذُوْنَ وَيُعْطُوْنَ (رواه البخاري ومسلم في الصحيحين)
“Inilah umatku dengan kebenaran mereka memerintah, menetapkan keputusan-keputusan, mengambil (hak mereka) dan memberikan (hak orang lain)”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam Sahihain)
Rasulullah saw berkata dalam hadis lain :
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ مَنْصُوْرِيْنَ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ اَمْرُ الله (رواه ابن ماجه عن ثوبان)
“Senantiasa ada segolongan umatku yang menegakkan kebenaran, siapa yang menentang mereka tidaklah dapat menyusahkan mereka hingga datang ketentuan Allah (hari Kiamat).” (Riwayat Ibnu Mājah dari Saubān)
Dari hadis-hadis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ijmak ulama menjadi hujah pada setiap masa, dan pada tiap masa itu pasti ada orang-orang yang ahli ijtihad.
Ayat 182
Allah menerangkan dalam ayat ini, bahwa mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah seperti orang-orang Quraisy yang menentang dakwah Muhammad saw, tentu akan menerima hukuman Allah secara berangsur-angsur tanpa menyadari akibat kesesatan mereka itu. Hal demikian disebabkan mereka tidak memahami Sunatullah dalam pertumbuhan perkembangan manusia, bahwa pertarungan antara yang hak dengan yang batil, antara yang benar dengan yang salah, tentulah yang hak akan memperoleh kemenangan. Apa yang bermanfaat bagi manusia mengalahkan apa yang memudaratkan mereka.
Allah berfirman:
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ
Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. (al-Anbiya/21: 18)
Dan lagi Allah swt berfirman:
فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ ۗ
Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan. (ar-Ra’d/13: 17)
Peringatan Allah kepada mereka yang menentang dan mendustakan kerasulan Muhammad saw, mereka akan dibinasakan secara istidraj (berangsur-angsur), telah terbukti kebenarannya. Orang-orang kafir Quraisy yang sangat keras memusuhi Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya telah mengalami kekalahan dalam berbagai peperangan, dalam menghadapi kaum Muslimin. Orang-orang Quraisy tertipu oleh kebesaran dan kekuatannya sendiri. Meskipun mereka selalu mengalami kekalahan, namun mereka tidak menyadari bahwa mereka berangsur-angsur menuju kehancuran.
Ayat 183
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa orang-orang yang mendustakan lambat laun menerima azab. Karena Allah membiarkan mereka berumur panjang, hidup makmur, dan mampu berperang, bukanlah lantaran Allah mengasihi mereka, tetapi sebagai tipuan terhadap mereka. Dengan kemewahan dan kekuatan yang mereka miliki, mereka berlarut-larut dalam kezaliman, mereka tidak memiliki norma moral, kecuali norma-norma yang sesuai dengan hawa nafsu mereka. Mereka adalah orang-orang yang mendustakan agama, dan orang-orang yang kafir terhadap Allah. Dalam sejarah umat manusia, baik orang seorang atau sebagai bangsa jika berlaku zalim dan aniaya, akhir kezaliman itu adalah kehancuran bagi mereka sendiri. Allah swt berfirman:
فَذَرْهُمْ فِيْ غَمْرَتِهِمْ حَتّٰى حِيْنٍ ٥٤ اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهٖ مِنْ مَّالٍ وَّبَنِيْنَ ۙ ٥٥ نُسَارِعُ لَهُمْ فِى الْخَيْرٰتِۗ بَلْ لَّا يَشْعُرُوْنَ ٥٦
“Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai waktu yang ditentukan. Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (al-Mu’minun/23: 54-55-56);
Rasulullah saw, bersabda:
إِنَّ الله َيُمْلِيْ لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ (رواه البخاري ومسلم عن أبي موسى)
“Sesungguhnya Allah swt memberi tangguh (tidak segera menimpakan azab) bagi orang yang zalim, tetapi bilamana Allah swt mengazabnya, Allah tidak akan membiarkannya lepas”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa)
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al A’raf ayat 184