BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 88-89

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 88-89

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 88-89 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai perkataan sebagain orang musyrik yang akan mendatangkan sesuatu yang mirip dengan al-Qur’an. kedua berbicara mengenai macam-macam bentuk penyampaian bukti kekuasaan Allah.


Baca juga: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 86-87


Ayat 88

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir dari Sa’id dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Salam bin Misykam dan kawan-kawannya sesama orang Yahudi datang menghadap Rasulullah saw dan berkata, “Bagaimana kami akan mengikuti engkau Muhammad, padahal engkau telah meninggalkan kiblat kami dan Al-Qur’an yang engkau bawa itu susunannya tidak seperti kitab Taurat.

Karena itu turunkanlah kepada kami sebuah kitab yang dapat kami periksa. Kalau kamu tidak sanggup mendatangkannya, maka kami akan mendatangkan kepada kamu sesuatu yang sama dengan yang engkau bawa itu. Maka Allah swt menurunkan ayat ini yang menegaskan kepada mereka bahwa mereka semuanya tidak akan sanggup membuat kitab seperti Al-Qur’an.

Sabab nuzul ayat ini tidak disepakati oleh para ulama karena surah ini termasuk surah Makkiyah dan sasarannya adalah orang-orang Quraisy, sedangkan orang Yahudi tinggal di Medinah.

Pada ayat ini, Allah swt menegaskan mukjizat Al-Qur’an dan keutamaan-nya, yaitu Al-Qur’an benar-benar dari Allah dan diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Sebagai bukti bahwa Al-Qur’an itu dari Allah, bukan buatan Muhammad sebagaimana yang didakwakan oleh orang-orang kafir Mekah dan ahli kitab, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw agar menyampaikan tantangan kepada mereka yang mengabaikan dan meman-dang Al-Qur’an itu bukan wahyu Allah untuk membuat tandingan Al-Qur’an.

Tetapi Allah menegaskan bahwa mereka tidak akan mampu membuat kitab yang sama. Allah berfirman:

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ   ٢٣  فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ  ٢٤

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (al-Baqarah/2: 23-24)

Sejarah menunjukkan bahwa banyak pemimpin dan ahli sastra Arab yang mencoba menandingi dan meniru Al-Qur’an, bahkan ada yang mendakwakan dirinya sebagai seorang nabi, seperti Musailamah al-Kazzab, Sulaiḥah, Habalah bin Ka’ab, dan lain-lain.

Akan tetapi, mereka semua gagal dalam usahanya bahkan mendapat cemooh dan hinaan dari masyarakat. Sebagai contoh ialah apa yang telah dibuat oleh Musailamah al-Ka©©±b yang dianggapnya dapat menandingi ayat-ayat Al-Qur’an:

أَيُّهَا الضِّفْدَعُ بِنْتُ الضِّفْدَعَيْنِ نَقِّي مَا تُنَقِّيْنَ أَعْلاَكِ فِى الْمَاءِ وَأَسْفَلَكِ فِى التُّرَابِ.

Hai katak, anak dari dua katak, pekikkan suaramu apa yang ingin kamu pekikkan. Bagian atas engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah.;Para ahli menyatakan bahwa perkataan Musailamah itu tidak ada yang mengandung sesuatu makna.

Di antara yang memberi komentar ialah al-Jahiz, seorang sastrawan Arab yang mashyur yang mengatakan, “Saya tidak mengerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebut-kan katak dan sebagainya, alangkah buruknya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

Kemungkinan kerjasama jin dan manusia disebutkan di sini adalah untuk mengimbangi Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad yang memperoleh Al-Qur’an dari Allah. Mereka tidak mungkin menandinginya karena Al-Qur’an berasal dari Allah swt.


Baca juga: Makna Pengulangan Lafaz al-Rahmān al-Rahīm dalam Surah al-Fatihah


Ayat 89

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah menyampaikan segala macam bukti dan argumen kepada manusia agar mereka beriman. Berbagai bukti dan argumen itu diungkapkan dalam bentuk penjelasan dengan berbagai macam gaya bahasa, ada dalam bentuk perintah, berita, dan cerita.

Demikian pula isinya yang bermacam-macam, seperti akidah, hukum, budi pekerti, ibadah, kisah, dan sebagainya yang tidak dapat dibantah kebenaran-nya.

Sekalipun Allah swt telah menyampaikan dalam bentuk dan cara yang berbeda-beda, juga isinya yang mengandung nilai-nilai yang tinggi untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, namun orang-orang kafir tidak mengimaninya. Mereka tetap mengingkari dan menentangnya.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 90-93


(Tafsir Kemenag)

Maqdis
Maqdis
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pegiat literasi di CRIS Foundation.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...