BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Mursalat Ayat 1-11

Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 1-11

Di awal Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 1-11 menjelaskan tentang perbedaan pendapat dari arti Al-Mursalat. Sebagian ulama mengartikan dengan “Malaikat-malaikat yang diutus,” sebagian lainnya mengartikan al-mursalat dengan “Angin yang bertiup terus-menerus,” ada juga yang mengartikan sebagai “malaikat yang menjauh dari kebathilan.”

Selain itu Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 1-11 ini juga menegaskan bahwa malaikat turun membawa wahyu kepada para Nabi untuk membantah orang-orang musyrik yang tidak percaya dengan hari kebangkitan. Sekilas digambarkan pula dalam Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 1-11 mengenai dahsyatnya hari kiamat.


Baca Juga: Tafsir Surah An Naba Ayat 1


Ayat 1

Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang menyebarkan kebaikan. Al-Mursalat (malaikat-malaikat yang diutus) adalah para malaikat yang bertugas untuk menyampaikan nikmat atau karunia Ilahi kepada suatu kaum atau mendatangkan siksaan kepada kelompok lain yang pantas menerimanya. Sebagian ulama mengartikan al-mursalat itu dengan angin yang bertiup terus-menerus ke segala arah atas perintah Tuhan untuk menyebarkan rahmat dan nikmat ke dunia ini.

Ayat 2

Allah juga bersumpah dengan angin yang bertiup dengan kencang. Ada pula yang mengartikan al-‘ashifat dengan malaikat-malaikat yang menjauhkan diri dari kebatilan sebagaimana halnya angin kencang yang berhembus meniup onggokan tanah atau debu di atas batu. Yang lain menafsirkannya dengan angin yang menyebarkan air hujan.

Ayat 3

Selanjutnya Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang menyebarkan rahmat-Nya seluas-luasnya. Terdapat berbagai macam penafsiran tentang kata an-nasyirat di sini. Ada yang mengartikannya dengan malaikat yang menebarkan maut kepada orang yang ditetapkan kematiannya tanpa diketahui sedikit pun. Ada pula yang menafsirkannya dengan malaikat yang menebarkan dan meratakan syariat-syariat Allah kepada sekalian nabi dan rasul-Nya.

Ayat 4

Allah bersumpah pula dengan para malaikat yang membedakan antara yang hak dengan yang batil dengan sejelas-jelasnya, membedakan antara petunjuk dan kesesatan. Sebagian mufasir mengartikan al-fariqat dengan angin yang dapat membedakan mana yang membawa rahmat dan mana yang bertugas merusak manusia banyak. Dengan kata lain, angin pembawa rahmat dan angin pembawa bencana.

Ayat 5

Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan malaikat yang bertugas membawa wahyu kepada para nabi dan rasul. Akan tetapi, seperti pada ayat-ayat sebelumnya, ada yang mengartikan al-mulqiyat ini dengan angin yang menurunkan peringatan akan bencana Allah kepada manusia.


Baca Juga: Benarkah Malaikat Sujud Kepada Nabi Adam? Begini Pendapat Mufassir


Ayat 6

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kedatangan wahyu kepada para nabi yang dibawa oleh malaikat adalah untuk menyampaikan alasan guna membantah ketidakpercayaan orang musyrik kepada adanya hari kebangkitan, dan untuk mengancam mereka dengan azab yang pedih bila mereka membangkang perintah Tuhan.

Ayat 7

Setelah bersumpah dengan beberapa macam makhluk-Nya di atas, maka dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa sesungguhnya apa yang telah dijanjikan kepada manusia itu pasti akan terjadi. Yang dijanjikan itu adalah datangnya hari kebangkitan, terjadinya kiamat, dihidupkannya kembali segala makhluk yang sudah mati sejak dahulu, sekarang, hingga yang akan datang dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Semuanya itu menurut penegasan ayat ini pasti akan terjadi!

Ayat 8

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa pada waktu kedatangan hari Kiamat itu, cahaya bintang-bintang telah dihilangkan karena sumbernya telah berantakan, sebagaimana tersebut dalam ayat lain:

وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ  ٢

Dan apabila bintang-bintang berjatuhan. (at-Takwir/81: 2)

Ayat 9

Dikatakan pula bila langit pecah hancur berantakan berkeping-keping karena terjadinya guncangan gempa yang sangat dahsyat akibat benda-benda langit beradu sesamanya. Demikianlah beberapa ayat lain menceritakan hal yang sama, yakni:

وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاۤءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ تَنْزِيْلًا   ٢٥

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang. (al-Furqan/25: 25)

Ayat 10

Ayat ini menyebutkan bahwa gunung-gunung dihancurkan menjadi debu. Dalam ayat lain disebutkan kedatangan hari Kiamat menyebabkan gunung-gunung beterbangan bagaikan kapas atau bulu yang diterbangkan angin atau dihancurkan sehancur-hancurnya. Firman Allah:

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّيْ نَسْفًا ۙ  ١٠٥

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka katakanlah, “Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari Kiamat) sehancur-hancurnya.” (Thaha/20: 105)

Ayat 11

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa dengan kedatangan hari Kiamat, para nabi dan rasul dikumpulkan bersama-sama umat masing-masing. Tujuannya agar nabi dan rasul itu diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan misi kenabian dan kerasulan mereka di hadapan Allah serta umatnya sebagai saksi.

فَكَيْفَ اِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ اُمَّةٍۢ بِشَهِيْدٍ وَّجِئْنَا بِكَ عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ شَهِيْدًاۗ  ٤١

Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa’/4: 41)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 12-19


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penafsiran Esoterik Peristiwa Eksodus Nabi Musa as. dalam Tafsir al-Alusi

0
Peristiwa eksodus adalah peristiwa meninggalkan tempat asal; kampung halaman, kota, atau negara. Dalam kisah Nabi Musa, ayat yang menjelaskan tentang peristiwa ini salah satunya...