Tafsir Surah An-Nahl Ayat 120-122 bagian pertama ini berbicara mengenai Nabi Ibrahim a.s. Ia merupakan pemimpin orang-orang yang mencitai kebenaran serta dijuluki bapak para Nabi. Di sini disebutkan pula 5 dari 9 sifat mulia Nabi Ibrahim as.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 118-119
120-122
Dalam ayat ini, Allah swt memuji hamba-Nya, Ibrahim a.s., sebagai rasul dan khalil-Nya. Beliau adalah imam kaum Hunafa atau pemimpin dari orang yang menyukai kebenaran dan bapak dari para nabi. Allah swt menyatakan dalam ayat ini ummah yang berarti pemimpin yang menjadi teladan. Menurut Abdullah bin Mas’µd, ummah berarti guru kebijaksanaan. Sedangkan menurut Ibnu Umar, ummah berarti yang mengajar manusia tentang agama mereka.
Gelar demikian menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki beberapa sifat yang mulia. Menurut ayat ini, sifat beliau sebagai berikut:
- Dialah sebenarnya satu-satunya Imam. Ibnu ‘Abbas r.a. berkata, “Se-sungguhnya beliau memiliki kebajikan sama dengan kebajikan yang dimiliki satu umat.” Dia pemimpin dari orang-orang yang mengesakan Tuhan. Dia yang menghancurkan patung-patung, menentang orang-orang kafir, dan mencari hakikat Allah Sang Pencipta melalui ayat-ayat-Nya di cakrawala.
- Dia adalah seorang yang patuh dan tunduk kepada Allah serta melaksanakan segala perintah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.
- Dia adalah orang yang jauh dari kebatilan, selalu mengikuti kebenaran, dan tidak menyimpang dari kebenaran itu.
- Dia tidak mengikuti agama kaumnya yang syirik, tetapi seorang yang mengesakan Allah sejak kecil sampai tuanya. Dialah orang yang berani berkata lantang di muka raja yang beragama syirik, sebagaimana diceritakan Allah dalam Al-Qur’an:
رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ
Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan. (al-Baqarah/2: 258);Dia pula yang menyatakan bahwa penyembahan patung dan bintang adalah keliru dengan kata-katanya yang dikutip dalam Al-Qur’an:
فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ
Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, ”Aku tidak suka kepada yang terbenam.” (al-An’am/6: 76)
Dengan penjelasan pribadi Nabi Ibrahim yang demikian, kaum musyrik Quraisy terdesak karena menyatakan bahwa mereka menganut agama Nabi Ibrahim, padahal kenyataannya, ibadah mereka jauh dari yang dicontohkan Nabi Ibrahim. Demikian pula orang Yahudi dan Nasrani yang memuliakan Nabi Ibrahim, ternyata mereka banyak menyimpang dari ajaran tauhid.
Baca juga: Ayat-Ayat ‘Lucu’ Musailamah Al-Kadzdzab dalam ‘Menjawab’ Tantangan Al-Quran
Penjelasan Allah tentang Ibrahim mengungkap kebatilan dan kekeliruan kepercayaan mereka.
Firman Allah swt:
مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik. (Ali ‘Imran/3: 67)
- Nabi Ibrahim a.s. adalah seorang yang mensyukuri nikmat Allah swt yang dianugerahkan kepadanya, sebagaimana dijelaskan pula dalam firman Allah:
وَاِبْرٰهِيْمَ الَّذِيْ وَفّٰىٓ ۙ
Dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (an-Najm/53: 37)
Maksudnya bahwa Nabi Ibrahim itu adalah seorang yang selalu melaksanakan segala perintah Allah. Keterangan Allah tentang sifat ini merupakan sindiran yang tajam kepada orang Quraisy karena mereka mengingkari nikmat Allah, sehingga mereka diazab dengan kelaparan dan ketakutan.
Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 120-122 (2)
(Tafsir Kemenag)