BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Nahl Ayat 123-124

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 123-124

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 123-124 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai hubungan erat antara agama yang Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad SAW. Kedua berbicara mengenai perselisihan tentang hari Sabtu.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 120-122 (2)


Ayat 123

Dalam ayat ini ditegaskan hubungan yang erat antara agama Nabi Ibrahim dan agama yang dibawa Nabi Muhammad saw. Firman Allah swt:

Ł‚ŁŁ„Ł’ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŽŲÆŁ°Ł‰Ł†ŁŁŠŁ’ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁŠŁ’Ł“ Ų§ŁŁ„Ł°Ł‰ ŲµŁŲ±ŁŽŲ§Ų·Ł Ł…Ł‘ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł…Ł Ū•Ūš ŲÆŁŁŠŁ’Ł†Ł‹Ų§ Ł‚ŁŁŠŁŽŁ…Ł‹Ų§ Ł…Ł‘ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ©ŁŽ Ų§ŁŲØŁ’Ų±Ł°Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų­ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ŁŁ‹Ų§Ūš ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Katakanlah (Muhammad), ā€Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim) tidak termasuk orang-orang musyrik.ā€ (al-Anā€™am/6: 161)

Di antara syariat Nabi Ibrahim yang masih berlaku pada masa Nabi Muhammad saw ialah pelaksanaan khitan. Beberapa ulama menetapkan hukum wajib khitan karena syariat khitan ini tidak dihapus oleh syariat Nabi Muhammad saw.

Firman Allah swt:

ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ§Ł‡ŁŲÆŁŁˆŁ’Ų§ ŁŁŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ§ŲÆŁŁ‡Ł–Ū— Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŽŲØŁ°Ł‰ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŁ‰ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŪ— Ł…ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ©ŁŽ Ų§ŁŽŲØŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ Ų§ŁŲØŁ’Ų±Ł°Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŪ— Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų³ŁŽŁ…Ł‘Ł°Ł‰ŁƒŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ū•Ū™ Ł…ŁŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŁŁŁŠŁ’ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ Ł„ŁŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ų“ŁŽŁ‡ŁŁŠŁ’ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ Ų“ŁŁ‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ū¤Ų”ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³ŁŪ– ŁŁŽŲ§ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł…ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ł°ŁˆŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł°ŲŖŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁƒŁ°ŁˆŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’ŲŖŁŽŲµŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ū—Ł‡ŁŁˆŁŽ Ł…ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł°Ł‰ŁƒŁŁ…Ł’Ūš ŁŁŽŁ†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł°Ł‰ ŁˆŁŽŁ†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲµŁŁŠŁ’Ų±Ł ą£–Ā Ā  Ū”

Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-QurĀ’an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat; tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. (al-Hajj/22: 78)

Berulang kali pula dalam Al-Qur’an, Allah swt menegaskan bahwa Ibrahim itu bukanlah orang musyrik sebagaimana halnya orang musyrikin Quraisy yang mengakui diri mereka pengikut dan keturunan Nabi Ibrahim.


Baca juga:Ā Tafsir Surah Ad-Duha Ayat 11: Apa itu Tahadduts bi an-Niā€™mah?


Ayat 124

Dalam ayat ini, Allah swt mengecam orang Yahudi karena mereka berselisih tentang kedudukan hari Sabtu. Hari Sabtu adalah hari jatuhnya murka Allah kepada sebagian Bani Israil karena kedurhakaan mereka melanggar kewajiban pada hari itu, seperti diterangkan Allah swt:

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ų¹Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŽŁˆŁ’Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŁ‰ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŲØŁ’ŲŖŁ ŁŁŽŁ‚ŁŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ Ł‚ŁŲ±ŁŽŲÆŁŽŲ©Ł‹ Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŁ€Ł•ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, ā€Jadilah kamu kera yang hina!ā€ (al-Baqarah/2: 65)

Allah swt mewajibkan kepada Bani Israil untuk melaksanakan ibadah pada hari Sabtu serta melarang mereka dan hewan-hewan mereka melakukan pekerjaan lain. Akan tetapi, sebagian mereka tidak menaati larangan Allah dan mencari-cari jalan untuk membenarkan perbuatan mereka pada hari itu. Karena mereka menghalalkan yang haram, jatuhlah azab Tuhan dengan mengubah mereka menjadi seperti kera.

Ketetapan hari Sabtu sebagai hari mulia dan untuk ibadah bukanlah warisan dari syariat Nabi Ibrahim, tetapi ketentuan syariat Nabi Musa, sebagaimana hari Ahad bagi syariat Nabi Isa dan hari Jumat bagi syariat Nabi Muhammad saw.

Ų£ŁŽŲ¶ŁŽŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ…ŁŲ¹ŁŽŲ©Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŒ ŁŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŁ„Ł’ŁŠŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’ŲÆŁ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŲØŁ’ŲŖŁ ŁˆŁŽ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŁ„Ł†Ł‘ŁŽŲµŁŽŲ§Ų±ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁ ŁŁŽŲ¬ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŲ§ ŁŁŽŁ‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ…ŁŲ¹ŁŽŲ©Ł ŁŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ…ŁŲ¹ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŲØŁ’ŲŖŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŽŲŒ ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ°Ł°Ł„ŁŁƒŁŽ Ł‡ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŽŲ¹ŁŒ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©ŁŲŒ Ł†ŁŽŲ­Ł’Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ®ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ‚Ł’Ų¶ŁŁŠŁ‘Ł ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ¦ŁŁ‚Ł. (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ł…Ų³Ł„Ł… Ų¹Ł† Ų£ŲØŁŠ Ł‡Ų±ŁŠŲ±Ų© ŁˆŲ­Ų°ŁŠŁŲ©)

Allah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari Jumat, maka untuk orang Yahudi hari Sabtu dan untuk orang Nasrani hari Ahad, maka datanglah Allah kepada kita yang diberi-Nya kita petunjuk untuk hari Jumat lalu Allah menjadikan hari Jumat, Sabtu, dan Ahad. Dan demikianlah mereka menjadi pengikut kita pada hari kiamat. Kitalah orang yang terakhir dari penghuni dunia tapi orang pertama pada hari kiamat dan diadili di antara mereka sebelum makhluk-makhluk lain diadili. (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah dan Hudzaifah)

Keterangan hari-hari mulia itu tidak merupakan masalah pokok dari syariat yang diturunkan Allah kepada para nabi, tetapi termasuk masalah furĀµ’iyah (cabang). Masing-masing mereka mempunyai ketentuan sendiri. Nabi Muhammad saw tidaklah diperintahkan untuk mengikuti syariat Nabi Musa a.s., tetapi beliau diperintahkan mengikuti Nabi Ibrahim a.s.

Perselisihan di antara golongan dalam agama Yahudi tidak dapat diselesaikan antara mereka sendiri, karena sudah mengakar dan meluas. Hanya Allah swt yang menentukan keputusan di antara mereka pada hari kiamat kelak, tentang masalah-masalah yang mereka perselisihkan.


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 125


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

larangan berlebihan dalam beragama

Hikmah Alquran pada Larangan Berlebihan dalam Beragama

0
Dalam Islam, terdapat ajaran yang melarang berlaku berlebihan dalam semua hal, termasuk dalam hal beragama. Larangan berlebihan dalamĀ  beragama pernah juga disampaikan oleh Rasulullah...