BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Nahl Ayat 69-70

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 69-70

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 69-70 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai kekuasaan Allah yang tampak pada seekor lebah sebagaimana telah di bahas sebelumnya. Kedua mengenai perbedaan usia manusia. Tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 67-68


Ayat 69

Allah lalu meminta perhatian para hamba-Nya agar memikirkan bagaimana Allah telah memberikan kemahiran kepada para lebah untuk mengumpulkan makanan dari berbagai macam bunga-bungaan dan meng-ubahnya menjadi madu yang tahan lama dan bergizi. Kemahiran ini diwariskan lebah secara turun-temurun.

Lebah-lebah mengisap makanan dari bunga-bungaan kemudian masuk ke dalam perutnya dan dari perutnya dikeluarkan madu yang bermacam-macam warnanya. Ada yang putih, ada yang kekuning-kuningan, dan ada pula yang kemerah-merahan, sesuai dengan jenis lebah itu dan bunga-bungaan yang ada di sekitarnya.

Di antara manfaat madu ialah untuk ketahanan tubuh dan mungkin pula sebagai obat berbagai penyakit. Hal ini dapat diterima oleh ilmu pengetahu-an, antara lain karena madu mudah dicerna dan mengandung berbagai macam vitamin.

Penjelasan tentang fungsi madu ini dapat dibaca dalam sebuah hadis:

اِنَّ رَجُلاً جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اِنَّ أَخِيْ اِسْتَطْلَقَ بَطْنُهُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: اِسْقِهِ عَسَلاً، فَسَقَاهُ عَسَلاً ثُمَّ جَاءَهُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ سَقَيْتُهُ عَسَلاً فَمَا زَادَهُ اِلاَّ اِسْتِطْلاَقاً. قَالَ: اِذْهَبْ فَاَسْقِهِ عَسَلاًً فَذَهَبَ فَسَقَاهُ عَسَلاً، ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا زَادَهُ ذَلِكَ اِلاَّ اِسْتِطْلاَقًا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَ اللهُ وَكَذَبَ بَطْنُ اَخِيْكَ، اِذْهَبْ فَاَسْقِهِ عَسَلاً، فَذَهَبَ فَسَقَاهُ عَسَلاً فَبَرِئَ.

(رواه البخاري و مسلم عن أبي سعيد الخدري)

Bahwa seseorang datang kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Sesungguhnya saudaraku perutnya mulas.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Minumkan kepadanya madu,” kemudian orang itu memberinya madu. Kemudian orang itu datang lagi kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Ya Rasulullah saya telah memberinya madu, tetapi perutnya bertambah mulas.” Rasulullah saw bersabda, “Pergilah dan minumkan (lagi) kepadanya madu.” Maka orang itu pergi dan memberinya lagi madu, kemudian orang itu datang lagi kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, perutnya justru tambah mulas,” kemudian Rasulullah bersabda, “Allah benar dan perut saudaramu berdusta. Pergilah dan beri lagi saudaramu itu madu.” Lalu orang itu pergi dan memberinya lagi madu, kemudian ia pun sembuh. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri)

Dan hadis Nabi saw:

اَلشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ: فِي شَرْطَةِ مَحْجَمٍ اَوْ شُرْبَةِ عَسَلٍ اَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَانْهَى اُمَّتِي عَنِ الْكَيِّ

(رواه البخاري و مسلم عن ابن عباس)

Obat itu ada tiga macam: mengeluarkan darah dengan bekam, minum madu dan membakar kulit dengan api (besi panas), dan aku melarang umatku membakar kulit. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas)

Beberapa manfaat yang diberikan lebah sebagai berikut:

  1. Madunya merupakan minuman yang lezat berguna bagi kesehatan. Sarangnya dapat dibuat lilin, bahan untuk membatik, dan lain-lain.
  2. Lebah membantu penyerbukan bunga sehingga terjadi pembuahan.

Baca juga: Mengenal Tafsir Al-Ubairiz Karya Gus Mus


Ayat 70

Allah swt menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan manusia dan menentukan usianya. Di antara manusia ada yang meninggal pada waktu masih berada dalam kandungan, ada yang meninggal pada waktu lahir, ada yang meninggal pada waktu kecil, ada yang meninggal ketika mencapai puncak kejayaan, dan ada pula yang meninggal setelah mencapai usia yang sangat lanjut, setelah lemah dan pikun.

Allah swt berfirman:

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ  

Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti? (Y±s³n/36: 68);Kebanyakan orang menginginkan umur yang panjang, tetapi tetap sehat, dan tidak ingin menjadi pikun. Dalam hadis Nabi saw disebutkan:

اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ فِى دُعَائِهِ: أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَالْكَسَلِ وَأَرْذَلِ الْعُمُرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجاَّلِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

(رواه البخاري عن أنس بن مالك)

Bahwa Rasulullah saw, mengatakan di dalam do’anya, “Aku berlindung kepada-Mu  ya Allah dari kebakhilan, kemalasan, tua renta (pikun), siksa kubur, fitnah (cobaan) Dajjal dan fitnah (cobaan) di waktu hidup dan di waktu mati.” (Riwayat al-Bukh±r³ dari Anas bin M±lik);Pada saat manusia diberi umur lanjut, kekuatan tubuh mereka berkurang secara bertahap sampai pada taraf dimana mereka seperti dikembalikan pada masa kecil lagi. Mereka menjadi lemah, pikun dan tidak bisa mengingat lagi apa yang pernah diketahuinya.

Di akhir ayat, Allah swt menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Maksudnya Dialah yang mengetahui hikmah dari penciptaan manusia dan hikmah diwafatkan. Allah juga Mahakuasa mewafatkan manusia saat masih bayi atau setelah lanjut usia.


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 71-74


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU