BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Najm Ayat 20-23

Tafsir Surah An-Najm Ayat 20-23

Tafsir Surah An-Najm Ayat 20-23 mengisahkan tentang kaum kafir Quraisy yang menjadikan benda-benda sebagai berhala. Selain itu, pada Tafsir Surah An-Najm Ayat 20-23 ini menceritakan penolakan Allah terhadap sangkaan kafir Quraisy yang menganggap Allah memiliki anak.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 16-19


Ayat 20

Dalam ayat ini Allah swt melanjutkan ayat yang sebelumnya yaitu bahwa orang-orang musyrik juga menyembah Manah yang ketiga yakni yang terakhir sebagai anak perempuan Allah.

Manah itu sebuah batu besar terletak di Musyallal dengan Qudaid antara Mekah dan Medinah. Kabilah Khuza’ah, Aus dan Khazraj mengagungkan Manah ini dan dalam melakukan ibadah haji mereka mulai dari Manah sampai ke Ka’bah.

Selain benda-benda yang tiga itu, masih banyak lagi benda-benda yang sangat dimuliakan oleh orang-orang musyrik. Akan tetapi, yang paling termasyhur adalah tiga benda itu. Ibnu Ishak mengatakan bahwa orang-orang Arab menganggap benda-benda yang tiga itu selain Ka’bah sebagai benda sembahan mereka, dibuat seperti bangunan Ka’bah yang mempunyai tabir yang mereka bertawaf padanya seperti tawaf pada Ka’bah dan memotong binatang kurban di sampingnya. Mereka juga mengetahui kemuliaan Ka’bah yaitu bahwa Ka’bah itu adalah rumah Ibrahim dan masjidnya.

Ayat 21

Dalam ayat ini Allah menolak anggapan mereka yang menyatakan bahwa Dia mempunyai anak perempuan dan mereka mempunyai anak laki-laki yang disebabkan oleh persangkaan mereka bahwa perempuan itu lemah dan mempunyai kekurangan sedangkan laki-laki itu sempurna. Ini mengungkapkan anggapan mereka, bahwa Allah mempunyai kekurangan, sedangkan mereka yang memiliki kekurangan itu menganggap diri mereka sempurna.


Baca Juga: Pemahaman Anak Allah dalam Perspektif Alkitab dan Al-Qur’an


Ayat 22

Pembagian yang seperti mereka katakan dalam ayat 21 itu adalah pembagian yang tidak adil, kurang pantas dan tidak sempurna sebab mereka menganggap bahwa Tuhan mereka mempunyai apa-apa yang mereka sendiri membencinya. Dan untuk mereka apa-apa yang mereka sukai.

Ayat 23

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa mereka menamakan berhala-berhala itu tuhan, padahal itu hanyalah nama-nama yang tidak mempunyai arti sama sekali. Mereka mengira dan berkeyakinan bahwa berhala-berhala itu mempunyai hak untuk di-iktikafi demi ibadat kepadanya dan sebagai tempat menyajikan binatang kurban. Mereka tidak mempunyai alasan atau mereka tidak dapat menjelaskan apa yang mereka katakan dan mereka lakukan. Mereka hanya meniru orang-orang yang terdahulu yang selanjutnya akan diikuti oleh anak cucu mereka.

Dalam ayat yang lain yang bersamaan artinya, Allah berfirman:

مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اَسْمَاۤءً سَمَّيْتُمُوْهَآ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ

Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. (Yusuf/12: 40)

Kemudian Allah swt menguatkan penjelasan-Nya dengan menerangkan bahwa mereka tidak mempunyai alasan kecuali karena berbaik sangka kepada bapak-bapaknya, yang berjalan pada jalan yang salah dan mempertahankan kedudukan mereka dalam masyarakat, atau karena hormat mereka terhadap bapak-bapaknya. Yang jelas mereka menyembah berhala-berhala itu hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan saja, bahwa bapak-bapak mereka dahulu itu berjalan pada jalan yang benar, padahal sebenarnya mereka mengikuti hawa nafsu mereka.

Selanjutnya, Allah swt menerangkan bahwa seharusnya mereka tidak pantas untuk berbuat seperti itu karena telah datang peringatan, apa yang mereka lakukan saat itu adalah suatu kelalaian dan kesalahan.

Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa mereka hanyalah mengikuti pendapat saja, sedangkan Allah telah mengutus rasul-Nya dengan kebenaran yang nyata dan dengan alasan yang jelas. Maka sudah seharusnyalah mereka menyadari kesalahannya. Akan tetapi, mereka masih tetap berpaling dari kebenaran. Diterangkan dalam firman Allah sebagai berikut:

كَاَنَّهُمْ حُمُرٌ مُّسْتَنْفِرَةٌۙ  ٥٠  فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍۗ  ٥١

Seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa. (al-Muddassir/74: 50-51)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 24-28


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...