Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 23-24 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai orang-orang yang juga mendapatkan pengampunan akibat dari prilaku para Ulul Albab. Kedua berbicara mengenai salah satu nikmat ketika berada di surga.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 20-22
Ayat 23
Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak bukan hanya semata-mata yang memiliki sifat tersebut, melainkan juga orang-orang saleh di antara ibu-ibu dan nenek moyang mereka, demikian pula istri dan keturunan mereka yang terdekat.
Mereka ini pun akan turut pula merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan itu, selama mereka tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan mereka kehilangan hak untuk memperoleh rahmat Allah, misalnya karena kekafiran dan kemusyrikan kepada Allah. Ayat ini memberikan isyarat bahwa pada hari tersebut tidak berlaku hubungan kekeluargaan sedikit pun kecuali amal saleh masing-masing. Firman Allah:
فَاِذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَآ اَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ وَّلَا يَتَسَاۤءَلُوْنَ
Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya. (al-Mu’minµn/23: 101);Dalam hubungan ini, Rasulullah saw pernah bersabda kepada putrinya Fatimah az-Zahra sebagai berikut:
;يَا فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ: سَلِيْنِىْ مِنْ مَالِىْ مَا شِئْتِ لاَ أُغْنِىْ عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا.
(رواه الترمذى عن أبي هريرة)
“Wahai Fatimah putri Muhammad! Mintalah dari hartaku apa yang kau inginkan karena aku sedikit pun tidak akan dapat menolongmu dari azab Allah.” (Riwayat at-Tirmizi dari Abu Hurairah)
Dalam Al-Qur’an, Allah telah menegaskan pula sebagai berikut:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ ٨٨ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ ٨٩
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (asy-Syu’ara’/26: 88-89)
Orang-orang yang menggunakan akalnya seperti yang tersebut di atas akan ditempatkan Allah kelak dalam surga-Nya. Mereka di sana duduk berhadap-hadapan di atas balai-balai yang indah disertai orang-orang yang mereka cintai, yaitu nenek moyang, kaum keluarga, dan anak-anak mereka, serta orang-orang yang patut masuk surga dari kalangan orang-orang yang saleh, agar hati mereka menjadi senang dan bahagia.
Hal itu merupakan rahmat dan kebaikan Allah swt kepada mereka. Selain itu para malaikat datang kepada mereka dari segala penjuru untuk memberikan ucapan selamat atas keberuntungan yang telah mereka peroleh, yaitu masuk surga. Mereka tinggal dalam rumah yang diliputi kesejahteraan, berdekatan dengan para nabi dan rasul serta orang-orang yang mengakui kebenaran agama Allah.
Baca juga: Matahari Sebagai Pusat Tata Surya dan Keseimbangan Alam Menurut Al-Quran
Ayat 24
Dalam ayat ini, disebutkan bahwa para malaikat mendatangi penghuni surga sambil mengucapkan salam, “Semoga kamu aman dari segala hal yang tidak diinginkan dan ditakuti, yang telah merusak orang-orang selain kamu. Keberuntungan ini kamu peroleh berkat kesabaran dan penderitaan yang kamu alami selama menjalani kehidupan di dunia.”
Ibnu Jarir at-Tabari dan Ibnu Abi Hātim dari Umāmah meriwayatkan bahwa Nabi saw semasa hidupnya sering datang ke makam para syuhada pada setiap permulaan tahun. Di sana beliau membaca ayat tersebut. Hal semacam itu dilakukan pula oleh Abu Bakar, Umar, dan Usman r.a.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 25
(Tafsir Kemenag)