Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 21-28

Tafsir Surah Ar-Rahman
Tafsir Surah Ar-Rahman

Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 21-28 menjelaskan tentang hikmah tidak bersatunya dua laut yang Allah sebutkan pada ayat 19-20. Selain itu, Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 21-28 menguraikan nikmat-nikmat yang telah Allah sediakan di lautan.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 18-20


Ayat 21

Pada ayat ini Allah swt menantang jin dan manusia agar mengemukakan suatu nikmat yang tidak berasal daripada-Nya. Cobalah mereka bayangkan seandainya air yang asin mempengaruhi yang tawar sehingga menjadi asin pula, maka tentu tidak akan ada air yang dapat diminum manusia dan binatang, tidak ada air untuk menyirami tumbuh-tumbuhan sehingga tumbuh-tumbuhan itu mati, manusia dan binatang pun mati kehausan dan kelaparan.

Ayat 22

Ayat ini menerangkan bahwa di dalam laut itu terdapat barang-barang yang sangat berharga, misalnya mutiara dan marjan dari laut yang asin dan tawar. Keduanya dapat dijadikan sebagai perhiasan yang tinggi nilainya dan mahal harganya.

Ayat 23

Allah swt menantang jin dan manusia jika ada nikmat yang bukan berasal dari Dia yang berada di laut, tentu jin dan manusia tidak akan mendustakannya, terutama nikmat yang berupa mutiara dan marjan.

Ayat 24

Ayat ini menerangkan bahwa Allah-lah yang menguasai bahtera-bahtera yang tinggi layarnya laksana gunung-gunung di lautan, ia berlayar di lautan dan memberikan manfaat kepada manusia guna mengangkut barang-barang dagangan dari suatu negeri ke negeri lain, makanan-makanan yang banyak terdapat pada suatu tempat dan tempat yang lain kekurangan bahan-bahan tersebut, dan lain sebagainya. Dengan demikian, terlaksana pertukaran barang-barang dagangan dan terpenuhi keperluan-keperluan manusia tentang makanan dan minuman.

Ayat 25

Ayat ini menantang jin dan mansuia agar menerangkan nikmat yang mereka dustakan sebagai berikut: Siapakah yang menciptakan bahan-bahan pembuatan bahtera itu? Atau bagaimanakah membuatnya? Apakah mereka kira bahwa iman kepada Allah sudah cukup dengan hanya bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya kepada mereka? Apakah matahari, bulan dan bintang, pohon-pohonan, tumbuh-tumbuhan, dan biji-bijian, sungai-sungai dan lautan-lautan, mutiara dan marjan dijadikan-Nya untuk orang-orang yang tidak berakal? Atau dijadikan-Nya bagi orang-orang yang pandai bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya? Dan bagaimanakah mereka akan bersyukur kepada-Nya bila mereka tidak mengetahuinya?

Ayat 26-27

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa semua yang ada di bumi dan di langit akan rusak binasa dan yang kekal hanyalah Zat Allah yang Mahabesar dan Mahamulia. Dialah yang tetap hidup selamanya dan tidak akan mati.

Oleh karena itu manusia jangan terpesona dengan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dunia, sebab semuanya akan punah dan lenyap, manusia akan dimintakan pertanggungjawaban atas segala nikmat yang telah diperolehnya.


Baca Juga: Mensyukuri Eksistensi Laut Bagi Umat Manusia


Firman Allah:

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ  لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ   ٨٨

Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (al-Qasas/28: 88)

Ayat 28

Dalam ayat ini Allah menantang jin dan manusia agar mengungkapkan nikmat-Nya yang mereka dustakan. Cobalah mereka bayangkan, tidaklah kebinasaan itu melainkan merupakan pintu bagi kehidupan yang kekal. Apabila tidak ada yang mati, maka akan terhalanglah kehidupan di akhirat. Lihatlah kehidupan manusia, apabila mereka beranak terus sepanjang masa, tidak ada yang mati, maka akan penuhlah bumi ini dengan manusia sehingga binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makanan tidak akan mencukupi keperluannya lagi dan akhirnya tidak ada jalan lagi bagi mereka kecuali saling membunuh sesamaanya yang akhirnya dunia ini akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 29-36