Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 60-63 berbicara mengenai kisah pengejaran yang dilakukan oleh Fir’aun. Hal ini sempat membuat Bani Israil khawatir namun namun Nabi Musa as mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah tersusul.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 55-59
Ayat 60
Ayat ini menerangkan bahwa Fir’aun beserta segenap aparat pemerintahan dan bala tentaranya, baru bisa ke luar meninggalkan Mesir untuk menyusul Musa dan Bani Israil pada waktu pagi. Mengenai keterlambatan mereka ada dua pendapat:
Pertama: Sebagaimana disebut dalam kitab Perjanjian Lama (Keluaran 11-12), mereka ditimpa musibah maut pada malam keberangkatan Musa dan Bani Israil meninggalkan Mesir.
Pada pertengahan malam itu, banyak perawan Mesir mati, baik manusia maupun binatang, sehingga menyebabkan mereka sibuk mengubur jenazah-jenazah itu sampai pagi. Kedua: Karena pada malam itu mereka diliputi kabut yang tebal dan udara yang sangat dingin sampai pagi.
Ayat 61
Ketika Musa beserta Bani Israil dan Fir’aun bersama bala tentaranya berada dalam jarak yang dekat, Bani Israil merasa cemas dan khawatir kalau mereka tersusul oleh Fir’aun dan bala tentaranya. Mereka berkata kepada Musa, “Fir’aun dan tentaranya telah menyiksa anak-anak kami sebelum kami berangkat, dan setelah tersusul, kami semua akan dibunuh oleh mereka.”
Baca juga: Tafsir Ahkam: Cara Bersuci Orang yang Kehilangan Kedua Tangan
Ayat 62
Atas kecemasan dan kekhawatiran Bani Israil itu, Musa menghibur hati mereka dengan ucapan yang tegas bahwa mereka sekali-kali tidak akan tersusul oleh Fir’aun. Perbuatannya mengajak dan membawa pergi Bani Israil keluar dari Mesir menuju Palestina adalah perintah dan kehendak Allah.
Dengan demikian, Allah akan menunjukkan kepada mereka jalan keluar, sehingga mereka selamat dari segala bahaya yang mengancam. Allah pula yang akan memberinya pertolongan dan kemenangan serta menjamin keselamatan mereka dari kekejaman Fir’aun dan bala tentaranya.
Ayat 63
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mewahyukan kepada Musa dan menunjukkan jalan keluar dari bahaya yang mengancam itu. Musa diperintahkan untuk memukulkan tongkatnya ke laut sehingga lautan itu terbelah dan membentuk jalan yang akan dilalui setiap keturunan Bani Israil.
Setiap belahan dari air laut itu merupakan gunung besar dan tinggi, serta membentuk jalan yang kering dan bisa dilalui Bani Israil, sebagaimana firman Allah:
وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰى
;Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).” (Taha/20: 77)
Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syu’ara Ayat 64-68
(Tafsir Kemenag)