BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ibrahim Ayat 35-36

Tafsir Surah Ibrahim Ayat 35-36

Tafsir Surah Ibrahim Ayat 35-36 mengulas tentang kisah nabi Ibrahim saat berdoa kepada Tuhannya. Kisah ini disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada bangsa Arab agar menjadi pelajaran untuk mereka, tentang adab berdoa dan tips supaya mendapat keturunan yang saleh. Sebagaimana doa yang dipanjatkan oleh Ibrahim agar dikaruniai keturunan yang saleh yang senantiasa taat kepada Tuhannya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ibrahim Ayat 33-34


Diceritakan pula dalam Tafsir Surah Ibrahim Ayat 35-36 ini, bahwa bangsa Arab sangat menghormati tanah haram, bahkan jika ada suatu problem yang terjadi di tanah tersebut, mereka akan menyelesaikannya dengan baik atau bahkan melupakannya (memaklumi). Sebaliknya, jika masalahnya terjadi diluar tanah Arab, maka darah bisa menjadi jaminan perselisihan tersebut.

Dan doa Ibrahim yang dibahas dalam Tafsir Surah Ibrahim Ayat 35-36 memberi pesan bahwa siapa saja yang mengakui keturunan Ibrahim hendaklah mengikuti ajaran yang dibawa Ibrahim, yakni; beribadah, berbuat kebajikan, dll. Terutama dalam aspek hubungan sosial, beretika menjadi urgensi pondasinya.

Ayat 35-36

Pada ayat-ayat ini, Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada umatnya kisah di waktu Nabi Ibrahim berdoa kepada Tuhannya, agar doa itu menjadi iktibar dan pelajaran bagi orang Arab waktu itu, karena Ibrahim a.s. itu adalah cikal-bakal dan asal keturunan mereka.

Doa itu ialah: Ya Tuhan kami, jadikanlah negeri Mekah ini, negeri yang aman, tenteram, dan sentosa, serta terpelihara dari peperangan dan serangan musuh. Doa Nabi Ibrahim ini dikabulkan Tuhan, dan Dia telah menjadikan negeri Mekah dan sekitarnya, menjadi tanah dan tempat yang aman bagi orang-orang yang berada di sana.

Di negeri itu dilarang menumpahkan darah, menganiaya orang, membunuh binatang, dan menebang tumbuh-tumbuhan yang berada di sana.

Allah berfirman:

Ų§ŁŽŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ±ŁŽŁˆŁ’Ų§ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ±ŁŽŁ…Ł‹Ų§ Ų§Ł°Ł…ŁŁ†Ł‹Ų§ ŁˆŁ‘ŁŽŁŠŁŲŖŁŽŲ®ŁŽŲ·Ł‘ŁŽŁŁ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ų­ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŁ…Ł’Ū— Ų§ŁŽŁŁŽŲØŁŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„Ł ŁŠŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŁ†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł ŁŠŁŽŁƒŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya saling merampok. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah? (al-ā€˜Ankabut/29: 67).

Orang-orang Arab dan orang-orang yang berdiam di sekitar Jazirah Arab, sejak dahulu hingga sekarang tetap memandang suci dan menghormati tanah haram itu.

Bangsa Arab dahulu adalah bangsa yang terkenal sebagai bangsa yang merasa terhina seandainya mereka tidak dapat menuntut bela atas pembunuhan atau penganiayaan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu kabilah terhadap anggota kabilahnya.

Penuntutan bela itu merupakan suatu kewajiban suci untuk membela kehormatan kabilahnya yang telah ternoda itu. Oleh karena itu, mereka akan mengadakan penuntutan bela pada setiap kesempatan yang mungkin mereka lakukan.

Kecuali jika mereka bertemu di tanah haram, mereka tidak akan melakukan penuntutan bela. Mereka menunggu di luar tanah haram. Setelah musuhnya itu keluar dari tanah haram, barulah mereka melakukan pembalasan dendam itu.

Demikian pula tanah haram itu dihormati dan terpelihara dari maksud jahat orang-orang yang hendak menghancurkan Kaā€™bah dan mengotorinya. Sebagaimana yang pernah dilakukan dan dialami oleh Abrahah, gubernur Ethiopia dan tentaranya.

Abrahah yang beragama Nasrani itu dapat menak-lukkan Yaman yang beragama Yahudi. Ia bermaksud mengembangkan agama Nasrani di Yaman dan menciptakan Yaman menjadi pusat agama Nasrani di Jazirah Arab.

Ia mengetahui pula bahwa orang-orang di Jazirah Arab sangat menghormati Kaā€™bah. Karena itu ia ingin memalingkan perhatian orang dari menghormati dan mengunjungi Kaā€™bah kepada menghormati dan mengunjungi suatu tempat atau bangunan yang ada di Yaman.

Untuk memenuhi keinginannya itu, dibuatlah sebuah gereja besar dan megah di Yaman, namun penduduk Jazirah Arab tidak tertarik minatnya untuk mengunjungi, apalagi menghormati bangunan tersebut.

Karena itu timbullah amarah Abrahah, maka disiapkannya pasukan tentara yang mengendarai gajah untuk menyerbu Mekah dan menghancurkan Kaā€™bah. Sekalipun ia dan tentaranya tidak mendapat perlawanan sedikit pun dari orang Mekah waktu itu, tetapi Allah swt menghancurkan Abrahah dengan tentaranya sampai mereka cerai berai.

Peristiwa kehancuran Abrahah dan bala tentaranya sewaktu menyerang Mekah ini, dilukiskan Allah swt dalam firman-Nya:

Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ±ŁŽ ŁƒŁŽŁŠŁ’ŁŁŽ ŁŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁƒŁŽ ŲØŁŲ§ŁŽŲµŁ’Ų­Ł°ŲØŁ Ų§Ł„Ł’ŁŁŁŠŁ’Ł„ŁŪ—Ā  Ł”Ā  Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ ŁƒŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŁŁŠŁ’ ŲŖŁŽŲ¶Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŪ™Ā  Ł¢Ā  ŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŁ…Ł’ Ų·ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ų§ŁŽŲØŁŽŲ§ŲØŁŁŠŁ’Ł„ŁŽŪ™Ā  Ł£Ā  ŲŖŁŽŲ±Ł’Ł…ŁŁŠŁ’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ­ŁŲ¬ŁŽŲ§Ų±ŁŽŲ©Ł Ł…ŁŁ‘Ł†Ł’ Ų³ŁŲ¬Ł‘ŁŁŠŁ’Ł„ŁŪ™Ā  Ł¤Ā  ŁŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŲ¹ŁŽŲµŁ’ŁŁ Ł…Ł‘ŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁˆŁ’Ł„ŁĀ  Ā Ł„

Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (al-Fil/105: 1-5).

Pada hadis-hadis Rasulullah saw, banyak diterangkan tentang penetapan tanah Mekah sebagai tanah haram. Bahkan pada hadis yang diriwayatkan al-Bukhari ditegaskan bahwa tanah Mekah telah ditetapkan Allah sebagai tanah haram sejak Allah menciptakan langit dan bumi:

Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲµŁŽŁŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŲØŁŁ†Ł’ŲŖŁ Ų“ŁŽŁŠŁ’ŲØŁŽŲ©ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽŲŖŁ’: Ų³ŁŽŁ…ŁŲ¹Ł’ŲŖŁ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŠŁŽŲ®Ł’Ų·ŁŲØŁ Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲŖŁ’Ų­Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŁŠŁŽŲ§Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ Ł…ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…Ł°ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶ŁŽ. ŁŁŽŁ‡ŁŁŠŁŽ Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…ŁŒ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł Ł„Ų§ŁŽ ŁŠŁŲ¹Ł’Ų¶ŁŽŲÆŁ Ų“ŁŽŲ¬ŁŽŲ±ŁŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŁŠŁŁ†ŁŽŁŁ‘ŁŽŲ±Ł ŲµŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ų®ŁŲ°Ł Ų­ŁŽŁˆŁ’Ų·ŁŽŲŖŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ų“ŁŲÆŁŒ. (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠ)

Dari Shafiyah binti Syaibah, ia berkata, ā€œAku mendengar Rasulullah saw berkhotbah pada hari penaklukan Mekah, beliau berkata, ā€œWahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah menjadikan Mekah sebagai tanah haram pada hari penciptaan langit dan bumi, maka Dia mengharamkannya sampai hari kiamat, tidak boleh dipotong tumbuh-tumbuhannya, tidak boleh diburu binatangnya dan tidak boleh mengambil barang temuannya kecuali orang yang akan mengumumkan.ā€ (Riwayat al-Bukhari).

Nabi Muhammad saw pernah berdoa kepada Allah swt agar Madinah dijadikan juga sebagai tanah haram. Doa itu diucapkan Rasulullah pada waktu kaum Muslimin menghadap beliau pada permulaan musim buah-buahan, untuk menghadiahkan buah-buahan itu kepada beliau. Tatkala beliau memegang buah-buahan yang diberikan itu, beliau berdoa:

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲØŁ‘ŁŁŠŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲØŁ‘ŁŁŠŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲÆŁŽŲ¹ŁŽŲ§ŁƒŁŽ Ł„ŁŁ…ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ©ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų£ŁŽŲÆŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŲØŁŁ…ŁŲ«Ł’Ł„Ł Ł…ŁŽŲ§ ŲÆŁŽŲ¹ŁŽŲ§ŁƒŁŽ Ł„ŁŁ…ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŲ«Ł’Ł„ŁŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡Ł.

Wahai Tuhan, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu, kekasih-Mu, dan nabi-Mu. Demikian pula aku adalah hamba dan nabi-Mu. Sesungguhnya Ibrahim telah berdoa kepada-Mu untuk Mekah, dan sesungguhnya aku berdoa pula untuk Madinah seperti ia mendoakan kepada-Mu untuk Mekah dan semisalnya (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Ibrahim juga berdoa agar ia dan keturunannya dihindarkan Allah swt dari perbuatan menyembah berhala, karena perbuatan itu menyesatkan manusia dari jalan yang benar ke jalan yang salah.


Baca Juga :Ā Kisah Al-Quran: Biografi Nabi Ibrahim dan Perjalanan Dakwahnya


Selanjutnya, Ibrahim menerangkan bahwa siapapun di antara anak cucunya itu yang mengikutinya, yaitu beriman kepada Allah dengan sepenuh hati, memurnikan ketaatan dan ketundukan hanya kepada Allah semata, itulah orang-orang yang mengikuti agamanya.

Sebaliknya siapa pun di antara anak cucunya itu yang tidak mengikuti agamanya, dan tidak mengikuti petunjuk Allah yang telah disampaikannya, maka Allah Maha Pengampun Mahakekal rahmat-Nya, Maha Penerima Tobat dengan menuntun manusia ke jalan yang benar.

Hal ini berarti bahwa siapapun yang mengakui sebagai pengikut Nabi Ibrahim a.s., tentulah ia menganut agama yang berdasarkan tauhid, mengakui bahwa Tuhan itu Esa tidak beranak, tidak dilahirkan atau diciptakan, dan tidak berserikat dengan sesuatupun, sebagaimana pengakuan penganut-penganut agama yang menyatakan bahwa asal agama mereka ialah agama Nabi Ibrahim.

Mustahil jika suatu agama menyatakan sebagai pengikut ajaran Ibrahim padahal mereka mempersekutukan Allah, dan tidak memurnikan ketaatan dan ketundukan kepada Allah semata.

Doa Nabi Ibrahim ini tidak seluruhnya dikabulkan Allah karena banyak pula anak cucunya yang durhaka kepada Allah, di samping banyak pula yang beriman, bahkan ada pula yang diangkat menjadi nabi dan rasul.

Pada ayat yang lalu Allah swt menerangkan bahwa setelah Nabi Ibrahim diangkat menjadi nabi dan rasul, ia pun berdoa pula agar anak cucunya di kemudian hari diangkat pula menjadi nabi dan rasul.

Tetapi Allah swt menjawab bahwa tidak seluruh doa Nabi Ibrahim itu dikabulkan Tuhan, karena orang-orang yang zalim, walaupun anak seorang nabi dan rasul, mustahil diangkat menjadi nabi dan rasul, seperti bapak dan kakeknya.

Allah swt berfirman:

ŁˆŁŽŲ§ŁŲ°Ł Ų§ŲØŁ’ŲŖŁŽŁ„Ł°Ł“Ł‰ Ų§ŁŲØŁ’Ų±Ł°Ł‡Ł–Ł…ŁŽ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁ‡Ł— ŲØŁŁƒŁŽŁ„ŁŁ…Ł°ŲŖŁ ŁŁŽŲ§ŁŽŲŖŁŽŁ…Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ū— Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ Ų¬ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ„ŁŁƒŁŽ Ł„ŁŁ„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŁ…ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ Ū— Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų°ŁŲ±Ł‘ŁŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŁŠŁ’ Ū— Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł„Ł Ų¹ŁŽŁ‡Ł’ŲÆŁŁ‰ Ų§Ł„ŲøŁ‘Ł°Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, ā€Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.ā€ Dia (Ibrahim) berkata, ā€Dan (juga) dari anak cucuku?ā€ Allah berfirman, ā€(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.ā€ (al-Baqarah/2: 124).

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kaum Muslimin dilarang mengangkat orang-orang zalim sebagai pemimpin-pemimpin yang akan mengurus urusan mereka. Yang akan diangkat menjadi pemimpin itu hendaklah orang-orang yang masih berjiwa bersih, suka mengerjakan amal-amal yang saleh, melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menghentikan larangan-larangan-Nya.

(Tafsir Kemenag)

Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ibrahim Ayat 37

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

larangan berlebihan dalam beragama

Hikmah Alquran pada Larangan Berlebihan dalam Beragama

0
Dalam Islam, terdapat ajaran yang melarang berlaku berlebihan dalam semua hal, termasuk dalam hal beragama. Larangan berlebihan dalamĀ  beragama pernah juga disampaikan oleh Rasulullah...