Tafsir Surah Yunus Ayat 14-15 berbicara mengenai dua hal. Pertama pembicaraan mengenai hiburan terhadap orang-orang Islam yang mengalami tekanan dari orang-orang kafir. Kedua berbicara mengenai sikap orang kafir ketika mendengar al-Qur’an.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 12-13
Ayat 14
Setelah umat-umat yang terdahulu hancur, maka Allah mengganti dengan umat Muhammad, umat yang mengikuti agama Islam, agama yang membawa manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Ayat ini merupakan berita gembira bagi pengikut-pengikut Nabi Muhammad yang sedang mendapat tekanan dan siksaan orang-orang musyrik Mekah waktu itu. Dengan ayat ini mereka bertambah yakin akan kebenaran agama Islam dan bertambah yakin pula bahwa perjuangan mereka berhasil dengan kemenangan.
Janji Allah ini sesuai pula dengan firman-Nya:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (an-Nµr/24: 55)
Ayat ini merupakan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati dalam menentukan apa yang akan mereka lakukan dan selalu ingat akan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagai Khalifah di bumi.
Di antara tugas khalifah di bumi ialah menegakkan hak dan keadilan, membersihkan alam ini dari perbuatan najis, syirik, fasik, serta meninggikan kalimah Allah di muka bumi. Allah akan memperhatikan dan mencatat semua perbuatan manusia dalam melaksanakan tugasnya, apakah sesuai dengan yang diperintahkan-Nya atau tidak. Sebagaimana firman-Nya:
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. (Hµd/11: 7)
Sehubungan dengan ayat ini, Qatadah berkata, “Tuhan kita telah berbuat yang benar. Dia menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi, tidak lain hanyalah untuk melihat amal-amal kita, maka perlihatkanlah kepada Allah amalan-amalan kamu yang baik di malam dan siang hari.”
Baca juga: Tafsir Surah Yasin Ayat 37: Siang dan Malam Sebagai Tanda Kekuasaan Allah Swt
Ayat 15
Dalam ayat ini dijelaskan sikap orang-orang musyrik apabila Nabi Muhammad membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur′an yang diturunkan kepadanya yang mempunyai keindahan bahasa dan isi yang tinggi, yang menunjukkan segala macam kebenaran, berdasar alasan-alasan dan bukti-bukti yang kuat, maka mereka menantang Rasul untuk mendatangkan kitab selain Al-Qur′an untuk mereka yang berisi hal-hal yang tidak bertentangan dengan kepercayaan yang telah mereka anut, yang tidak mencela tuhan dan sembahan-sembahan mereka, yang tidak bertentangan dengan adat kebiasaan mereka dan tidak mengharamkan apa yang telah mereka halalkan.
Dengan permintaan itu mereka bermaksud untuk mematahkan hujjah yang dikemukakan Nabi Muhammad. Mereka mengharapkan agar Muhammad bersedia mengabulkan permintaan mereka. Jika Muhammad mengabulkan permintaan mereka berarti mereka telah dapat melemahkan alasan-alasan yang dibenarkan oleh Muhammad sendiri.
Maka Allah mengajarkan kepada Muhammad agar dia mengatakan kepada mereka bahwa Al-Qur′an itu dari Allah, bukan dari dia sendiri. Jika ia mengubah dan menukarnya, berarti Al-Qur′an itu buatannya sendiri, bukan dari Allah.
Namun jawaban yang mereka terima berlawanan dengan harapan mereka, bahkan bernada ancaman dan peringatan yang keras yang menyatakan bahwa karena keingkaran mereka yang sangat itu, maka mereka tidak layak lagi menerima ajaran-ajaran Allah, melainkan azab Allah-lah yang mereka terima.
Nabi menyatakan bahwa tidak layak menukar atau mengganti ayat-ayat Al-Qur′an. Ayat-ayat Al-Qur′an itu adalah firman Allah, bukan perkataannya, karena itu yang berhak mengganti atau mengubahnya hanyalah Allah sendiri.
Dia hanya seorang rasul utusan Allah karena itu yang ia ikuti hanyalah wahyu yang telah diturunkan Allah kepadanya. Ia tidak akan mengikuti selain dari itu.
Ia yakin dan percaya bahwa jika ia memperturutkan hawa nafsu dan permintaan orang-orang musyrik itu, berarti ia telah durhaka kepada Allah, telah mendustakan kalam Allah, mengingkari adanya hari kebangkitan dan sebagainya. Perbuatan yang demikian itu diancam Allah dengan azab yang pedih.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Yunus Ayat 16
(Tafsir Kemenag)