BerandaTafsir TematikTafsir Surat al-Ghasyiyah Ayat 1-10: Melukiskan Kondisi Wajah Ketika di Akhirat

Tafsir Surat al-Ghasyiyah Ayat 1-10: Melukiskan Kondisi Wajah Ketika di Akhirat

Wajah adalah organ pusat untuk ekspresi, pengenalan diri, dan komunikasi dengan manusia lainnya. Maka, tak heran jika banyak dari kita yang mempercantik wajah yang kita miliki, baik itu dipoles dengan bedak dan gincu serta Skincare. Di antara kita yang melakukan demikian, pasti ada dengan tujuan agar terkesan lebih menarik. Ada juga yang terkesan percaya diri ketika wajah kita terlihat cantik dan manis, orang zaman sekarang menyebutnya good looking. Namun, kita juga jangan sampai lupa dengan wajah kedua kita yang ada di hati atau bisa disebut dengan wajah batiniyah kita. Karena eloknya wajah kita di akhirat itu tergantung wajah hati kita ketika di dunia. Beginilah kiranya penjelasan tafsir surat al-Ghasyiyah dalam melukiskan kondisi wajah ketika di akhirat:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ (1) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ (2) عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ (3) تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً (4) تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ (5) لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ (6) لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ (7) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ (8) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ (8) لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ (9) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (10)

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,  merasa senang karena usahanya. Dalam surga yang tinggi. (Q.S al-Ghasyiyah ayat 1-10)

Pada surat al-Ghasyiyah, jelas diceritakan tentang kelak kondisi wajah ketika di akhirat. Baik itu wajah orang yang masuk neraka atau wajah mereka yang masuk surga. Tentu mereka memiliki wajah yang berbeda.

Kondisi Wajah di Akhirat Bagi Mereka Berbuat Tercela di Dunia

Pada kitab Tafsir al-Quran al-Adzim karya Ibnu Katsir, ia menuliskan bahwa maksud dari وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ  (Banyak muka pada hari itu tunduk terhina) dan maksud lafadz khusu’ di situ menurut Qatadah adalah terhina. Kemudian Ibnu Abbas juga menjelaskan bahwa wajah-wajah yang dimaksud pada ayat tersebut terlihat tunduk dan terhina karena amal perbuatannya ketika di dunia yang tidak bermanfaat bagi dirinya.

Baca juga: Internalisasi Konsep Ummatan Wasathan dalam Al-Quran pada Diri Umat Islam

Orang yang memiliki wajah terhina ketika di akhirat adalah yang memiliki dua wajah ketika di dunia, persis dengan orang munafik. Jika berbicara ia berdusta, kalau berjanji dia mengingkari, dan kalau diberi amanah ia berkhianat. Alih-alih bersikap apa adanya, namun orang seperti ini malah bersikap mengada-ngada bahkan bisa berlebih-lebihkan dengan fakta keadaan sebenarnya.

Dan ketika di akhirat, mereka dihidangkan dengan siksaan yang amat berat. Seperti yang dijelaskan pada Surat al-Ghasiyah ayat 6,

 لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيع

 Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. (Al-Ghasyiyah: 6)

Ali ibnu abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa lafadz dari’ di situ artinya sebuah pohon dari api. Selanjutnya Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa dari’ adalah nama lain dari Zaqqum (sebuah pohon yang ada di dalam neraka); tetapi menurut riwayat lain yang juga bersumber darinya, dari’ adalah batu yang ada di dalam neraka. Dan sungguh mereka yang ada di dalam neraka tidak bisa  menolak hal yang tidak diinginkan.

Berserilah Wajah Kalian yang Berbuat Terpuji di Dunia

Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang celaka, berikut adalah keadaan orang-orang yang berbahagia dengan wajah cerah berseri ketika di akhirat. Hal ini terjadi karena disebabkan atas perbuatan terpujinya ketika di dunia. Penjelasan tersebut sesuai dengan yang ditulis di Kitab Tafsir al-Quran al-Adzim.

Begitu juga dengan Tafsir Jalalaian oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, menuliskan bahwa wajah mereka akan terlihat berseri, cantik dan cerah. Kemudian di Tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab juga menceritakan mereka akan memiliki wajah-wajah yang begitu senang sumringah, karena berada di dalam surga yang tinggi tempat dan kedudukannya.

Baca juga: Kisah Akhnas Ibn Syuraiq dan Pergulatan Politik Berbaju Agama di Indonesia

Dikutip dari Tafsir al-Quran di Medsos karya Nadirsyah Hosen, disebutkan bahwa ada riwayat hadis dikisahkan dari sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW, Teman yang baik seperti apa yang baik untuk kami?, Rasulullah menjawab, Yakni apabila kalian memandang wajahnya, maka hal itu mengigatkan kalian kepada Allah.

Dari cerita di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ternyata ada manusia yang wajahnya dapat mengingatkan kita kepada Allah SWT. Semoga kita bisa berada dilingkungan karib yang memiliki wajah yang dapat mengingatan kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam[]

 

Norma Azmi Farida
Norma Azmi Farida
aktif di Cris Foundation (Center For Research of Islamic Studies) Redaktur Tafsiralquran.id
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...