Nilai yang terkandung pada sila kelima adalah tujuan Negara Indonesia mewujudkan suatu kesejahteraan dan keadilan sosial untuk seluruh warganya. Hal ini secara eksplisit termuat dalam Pembukaan UUD 1945, “…negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Negara, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Nilai yang tekandung dalam sila tersebut didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawatan/perwakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam sila kelima ada nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama.
Maka di sana ada nilai keadilan sosial yang terwujud dalam kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, keadilan manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Baca juga: Tafsir Surat Ali Imran Ayat 103: Dalil Sila Ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia
Agama Islam sangat memerintahkan setiap muslim untuk senantiasa berbuat adil, bahkan kepada orang yang dibencinya. Sebagaimana dahulu di zaman Nabi Saw, orang-orang mukmin meskipun sudah menaklukkan kota Makkah mereka tetap diperintahkan berbuat adil terhadap orang-orang kafir. Karena dengan keadilan kehidupan bersama bisa stabil. Sebagaimana disampaikan pada Q.S. Al-Maidah [5]: 8,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Maidah [5]: 8)
Imam Fakhrudin Ar-Razi di dalam Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan inti sari frasa ayat “ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا “ sebagai berikut :
فَهَذَا خِطَابٌ عَامٌّ، وَمَعْنَاهُ أَمَرَ اللَّه تَعَالَى جَمِيعَ الْخَلْقِ بِأَنْ لَا يُعَامِلُوا أَحَدًا إِلَّا عَلَى سَبِيلِ الْعَدْلِ وَالْإِنْصَافِ، وَتَرْكِ الْمَيْلِ وَالظُّلْمِ وَالِاعْتِسَافِ
Artinya: “Ayat ini merupakan khithab yang general, maknanya; Allah swt memerintahkan semua makhluknya untuk tidak berinteraksi dengan siapa pun kecuali dengan cara yang adil, dan tidak melenceng, dzalim, serta menyimpang (Imam Fakhrudin Ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, [Kairo : Dal Al-Hadits, 2012] juz 6, hal. 168)
Baca juga: Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 13: Dalil Sila Kedua Pancasila
Selanjutnya beliau, menegaskan kembali dengan menjelaskan frasa ayat “اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى” seperti ini :
فَنَهَاهُمْ أَوَّلًا عَنْ أَنْ يَحْمِلَهُمُ الْبَغْضَاءُ عَلَى تَرْكِ الْعَدْلِ/ ثُمَّ اسْتَأْنَفَ فَصَرَّحَ لَهُمْ بِالْأَمْرِ بِالْعَدْلِ تَأْكِيدًا وَتَشْدِيدًا الى أن قال .. وَفِيهِ تَنْبِيهٌ عَظِيمٌ عَلَى وُجُوبِ الْعَدْلِ مَعَ الْكُفَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَعْدَاءُ اللَّه تَعَالَى، فَمَا الظَّنُّ بِوُجُوبِهِ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ هُمْ أَوْلِيَاؤُهُ وَأَحِبَّاؤُهُ.
Artinya : ‘Kemudian, pertama Dia (Allah Swt) melarang mereka untuk menjadikan kebencian berbuat tidak adil, kemudian mulai menjelaskan perintah berbuat adil secara tegas… di sini ada peringatan secara tegas adanya kewajiban berbuat adil terhadap orang-orang kafir yang notabenenya musuh Allah Swt, lantas bagaimana kewajiban adil terhadap orang mukmin yang notabenenya kekasih Allah Swt?. (Imam Fkhrudin Ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, [Kairo : Dal Al-Hadits, 2012] juz 6, hal. 168)
Memahami penjelasan di atas, tampak jelas bahwa Al-Quran secara tegas memerintahkan umat islam untuk berbuat adil terhadap siapapun, tanpa pandang bulu. Inti sari inilah yang menjadi pondasi kuat sila kelima. Wallahu A’lam.