BerandaTafsir TematikTafsir Surat Ar-Rahman Ayat 5 – 9: Tiga Nikmat yang Tampak di...

Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 5 – 9: Tiga Nikmat yang Tampak di Langit dan Bumi

Surat Ar-Rahman pada ayat 1-4 menyampaikan sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) Allah Swt kepada manusia berupa sesuatu yang paling bersentuhan dengannya, yaitu Al-Quran dan tercipta sebagai makhluk sempurna, yakni manusia. Selanjutnya, surat ini akan menjelaskan nikmat yang ada di Bumi dan langit, yang tidak hanya dinikmati oleh manusia namun dinikmati pula oleh makhluk yang lain, seperti hewan dan tumbuhan.

Apa nikmat tersebut? Yaitu terciptanya matahari dan bulan, serta tumbuhan. Allah swt berfirman:

اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍۙ وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ

Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya). (Q.S. Ar-Rahman [55]: 5-6)

Syekh Ahmad As-Showi menafsiri ayat kelima seperti ini,

والمعنى : أن الشمس والقمر يجريان في بروجهما ومنازلهما بمقدار واحد لا يتعديانه لمنافع العباد على حسب الفصول والشهور القمرية والقبطية من مبدإ الدنيا لمنتهاها

Artinya : ‘Maksudnya : bahwa matahari dan bulan bergerak pada porosnya dengan satu sistem, yang tidak akan diterobos, untuk kebaikkan manusia, sesuai dengan perputaran musim dan bulan qomariyyah, mulai  dari terciptanya dunia sampai kiyamat.’

Baca juga: Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 1-4: Inilah Dua Kenikmatan Besar Pada Manusia

Pada penjelasan ayat seterusnya, Syekh As-Showi menjelaskan maksud النَّجْمُ dan الشَّجَرُ  :

(ما لا ساق له ) وهو المفروش على الأرض كالقثاء والبطيخ وغيرهما . …(ما له ساق ) أي وهو المرتفع كالنخل والنبق ونحوهما …(يخضعان ) اي ينقادان لما يراد منهما طوعا

Artinya: (Tumbuhan yang tidak ada batangnya) yaitu tumbuhan yang merambat di tanah seperti pohon timun, semangka dsb. (Tumbuhan yang ada batangnya) yaitu tumbuhan yang menjulang ke atas seperti pohon kurma, bidara dsb. (Keduanya tunduk) yakni kedua jenis tumbuhan tersebut mengikuti yang dikendaki (oleh Allah Swt).’ (Syekh As-Showi, Hasyiyah Showi ‘ala Tafsir Jalalain. [Beirut: Dar Al-Fikr, 2014] juz 4, hal. 126)

Imam Fakhrudin Ar-Razi menjelaskan kenikmatan yang tampak di langit adalah adanya matahari dan bulan yang berputar secara teratur. Kedua benda langit tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan di bumi, baik manusia, maupun hewan dan tumbuhan. Karena tanpa matahari dan bulan niscaya kehidupan di bumi akan kacau.

Adapun kenikmatan yang tampak di bumi adalah tumbuh-tumbuhan yang sangat beragam, baik yang merambat maupun menjulang tinggi ke atas. Karena tanpa tumbuhan niscaya manusia dan hewan akan mampu bertahan hidup di bumi ini. (Imam Ar-Razi, Tafsir Kabir, [Kairo : Dar Al-Hadits,2012] juz 15, hal. 90)

Setelah Allah Swt menyampaikan kenikmatan yang ada di langit dan bumi, selanjutnya Dia memperingatkan umat manusia pada ayat seterusnya,

وَالسَّمَاۤءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَۙ اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ

Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. (Q.S. Ar-Rahman [55]: 7-9)

Baca juga: Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 17: Peredaran Bumi, Bulan, dan Matahari serta Empat Musim dan Iklim Bumi

Syekh Wahbah Az-Zuhailiy membuat konklusi dari ketiga ayat ini, yaitu kenikmatan yang lain adalah diciptakannya langit tinggi diatas bumi dan menjadikannya penyeimbang alam semesta, menciptakan mizan (alat timbangan) untuk dijadikan barometer keadilan dalam transaksi di dunia ini, dan perintah tegas menegakkan keadilan. (Syekh Wahbah Az-Zuhailiy, Tafsir Munir, [Beirut: Dar Al-Fikr, 2018], juz 14, hal. 215)

Imam Fakhrudin Ar-Razi menggarisbawahi pada tiga ayat ini ada lafadz yang sama, yaitu الْمِيزَانَ tapi memiliki makna yang berbeda. Lafadz pertama bermakna alat timbangan, kedua bermakna ukuran timbangan, dan ketiga adalah sesuatu yang ditimbang.

Walhasil, Surat Ar-Rahman ayat 5-9 ini menyampaikan ada tiga kenikmatan besar yang diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya, khususnya manusia, dan yang paling berkewajiban menjaganya tentu juga manusia. Serta diperintahkan untuk menjaga keseimbangan alam ini, dan menegakkan keadilan. Wallahu A’lam.

Amin Maruf
Amin Maruf
Pengajar di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sains Al-Quran Wonosobo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Sikap al-Qurṭubī Terhadap Riwayat Isrāīliyyāt

0
Tema tentang Isrāīliyyāt ini sangat penting untuk dibahas, karena banyaknya riwayat-riwayat Isrāīliyyāt dalam beberapa kitab tafsir. Hal ini perlu dikaji secara kritis karena riwayat ...