BerandaTafsir TematikTafsir EkologiTanggung Jawab Manusia atas Lingkungan dalam Surah al-Mulk Ayat 15

Tanggung Jawab Manusia atas Lingkungan dalam Surah al-Mulk Ayat 15

Surah al-Mulk ayat 15 menawarkan wawasan mendalam tentang hubungan antara manusia dan bumi, serta tanggung jawab yang menyertainya.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الْأَرْضَ ذَلُولًا لَّكُمْ فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۗ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S. al-Mulk [67] :15)

Surah al-Mulk ayat 15 menggambarkan bumi sebagai tempat yang telah diciptakan dengan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Allah menyatakan bahwa bumi telah dibuat “tunduk” atau “mudah” untuk manusia, menunjukkan desain ilahi yang harmonis dan memperhatikan kesejahteraan manusia. Kata “ذَلُولًا” (dhalūlan) menunjukkan bahwa bumi dilengkapi dengan segala yang dibutuhkan manusia, mulai dari makanan hingga tempat tinggal.

Tidak hanya kemudahan, dalam Tafsir Al-Jalalain dijelaskan bahwa ayat ini memberi pesan tentang tanggung jawab manusia terhadap bumi, yaitu menggunakannya dengan bijaksana. Segala rezeki dan kehidupan berasal dari-Nya, dan akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat. Demikian lanjutan penjelasan dalam tafsir tersebut.

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 15 part 1

Dalam konteks ini, surah al-Mulk ayat 15 tidak hanya memberikan izin untuk menggunakan sumber daya bumi tetapi juga menekankan bahwa penggunaan tersebut harus dilakukan dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab dan dampaknya.

Ibn Katsir juga memberikan pemahama yang hamper sama dengan Tafsir al-Jalalain. Dalam tafsir tersebut, penjelasan tentang ayat ini menekankan bahwa penggunaan bumi harus selalu disertai dengan kesadaran akan pertanggungjawaban akhirat.

“Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan bumi dengan segala kemudahannya untuk kepentingan manusia dan bahwa manusia diperintahkan untuk memanfaatkannya sambil selalu ingat bahwa mereka akan dikembalikan kepada-Nya dan segala perbuatan mereka akan dipertanggungjawabkan.” Demikian penjelasan lebih lanjut dalam Tafsir Ibn Katsir.

Surah al-Mulk ayat 15 mengajarkan bahwa kita harus memanfaatkan sumber daya bumi dengan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab. Ini kemudian memunculkan prinsip pemanfaataan sumber daya alam dalam Islam, yaitu penggunaannya harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan kesejahteraan manusia. Artinya, tindakan yang merusak lingkungan, seperti penebangan hutan secara ilegal atau pencemaran udara, bertentangan dengan ajaran ayat ini.

Prinsip ini sangat relevan dalam konteks masalah global saat ini, seperti perubahan iklim dan krisis biodiversitas. Surah al-Mulk ayat 15 mendorong kita untuk berpikir jangka panjang dan memperhitungkan dampak tindakan kita terhadap alam dan lingkungan di sekitar kita. Hal ini menekankan pentingnya mengadopsi praktik pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, seperti energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif pada ekosistem.

Ayat ini juga mengajarkan tentang konsep amanah dalam Islam. Konsep amanah ini tidak hanya berlaku pada hubungan antara sesama manusia, tapi juga hubungan manusia dengan alam. Sehala praktik dan tindakan manusia yang terkait dengan alam dan lingkungan, apa pun itu harus dipikirkan maslahat dan mudaratnya. Sebut saja praktik industry. Pertimbangan yang dilakukan tidak hanya kemaslahatan secara ekonomi, tetapi juga kemaslahatan ekologis, dan lainnya.

Dalam menghadapi tantangan lingkungan global, ajaran surah al-Mulk ayat 15 menawarkan panduan yang sangat berharga. Penggunaan sumber daya alam harus dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Ini menegaskan pentingnya integritas dalam setiap keputusan yang diambil oleh setiap individu tentang pengelolaannya.

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 15 part 2

Surah al-Mulk ayat 15 menawarkan panduan yang sangat relevan dalam era modern, di mana tantangan pelestarian lingkungan menjadi semakin kompleks. Ayat ini mengajak kita untuk mengevaluasi kembali cara kita berinteraksi dengan bumi dan sumber daya alam lainnya. Kesadaran akan tanggung jawab spiritual dan etis yang diajarkan oleh ayat ini harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata yang mendukung keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.

Sebagai contoh, dalam praktik sehari-hari, ini berarti mengadopsi kebiasaan yang mendukung keberlanjutan, seperti mengurangi konsumsi energi, mengelola limbah dengan bijaksana, dan mendukung inisiatif pelestarian lingkungan. Secara kolektif, ini juga berarti mendukung kebijakan dan praktik yang mempromosikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Hal ini juga mengingatkan tentang tugas manusia terhadap alam, yaitu sebagai penjaga dan pelindungnya, bukan malah sebaliknya. Wallah a’lam.

Thoha Abil Qasim
Thoha Abil Qasim
Santri Ma'had Aly Situbondo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...