Tafsir Surah Al-Mulk ayat 15 part 2

Tafsir Surah Al-Mulk
Tafsir Surah Al-Mulk

Tafsir Surah Al-Mulk ayat 15 part 2 merupakan lanjutan dari part 1 yang membahas keesaan Allah swt dalam mencukupi kebutuhan makhluk hidup di alam semesta ini. Akan tetapi dalam Tafsir Surah Al-Mulk ayat 15 part 2 ini Allah menegaskan kepada manusia akan pentingnya mencari rezeki untuk kelangsungan hidup terutama rezeki yang halal.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 15 Part 1


Dengan memahami ayat ini, dapat dikemukakan hal-hal yang berikut:

  1. Allah memerintahkan agar manusia berusaha dan mengolah alam untuk kepentingan mereka guna memperoleh rezeki yang halal. Hal ini berarti bahwa tidak mau berusaha dan bersifat pemalas bertentangan dengan perintah Allah.
  2. Karena berusaha dan mencari rezeki itu termasuk melaksanakan perintah Allah, maka orang yang berusaha dan mencari rezeki adalah orang yang menaati Allah, dan hal itu termasuk ibadah. Dengan perkataan lain bahwa berusaha dan mencari rezeki itu bukan mengurangi ibadah, tetapi memperkuat dan memperbanyak ibadah itu sendiri.

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Umar bin Khathab, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا. (رواه الترمذي وأحمد والبيهقي وأبو داود عن عمر بن الخطاب)

Jika kalian benar-benar bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana Allah memberikan rezeki-Nya kepada burung. Pergi mencari rezeki dengan perut yang kosong, dan petang hari ia kembali ke sarangnya dengan perut yang berisi penuh. (Riwayat at-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, dan Abµ Dawud dari ‘Umar bin al-Khathaab).

Hadis ini menunjukkan bahwa waktu sejak pagi hari sampai petang adalah waktu untuk mencari rezeki, seperti yang telah dilakukan burung. Jika manusia benar-benar mau berusaha sejak pagi sampai petang pasti Allah memberinya rezeki. Mereka tidak akan kelaparan. Dari hadis ini juga dapat dipahami bahwa orang yang tidak mau berusaha tidak akan diberi rezeki oleh Allah.

Diriwayatkan oleh al-Hakim dan at-Tirmidzi dari Mu’awiyah bin Qurrah, ia berkata, “Pada suatu hari Umar bin Khathab lewat di perkampungan suatu kaum, lalu beliau bertanya kepada kaum itu, “Siapakah kamu?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah.” Umar berkata, “Kamu bukanlah orang-orang yang bertawakal kepada Allah, melainkan orang-orang yang telah dimakan karat. Adapun orang yang bertawakal kepada Allah ialah orang yang menanamkan benih ke dalam tanah, lalu ia bertawakal kepada Allah.”

Dalam mencari rezeki ajaran Islam memberikan beberapa pedoman:

  1. Agar setiap manusia berusaha mencukupkan keperluan dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu, orang yang berangkat dari rumahnya pagi hari untuk mencari rezeki, termasuk orang yang didoakan oleh Nabi Muhammad agar diberkahi Allah.

َقالَ الَّنِبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ :اَللَّهُمَّ بَارِكْ ِلاُمَّتِىْ فِى بُكُوْرِهَا. (رواه الترمذي عن صخر الغامدي)

Bahwa Nabi Muhammad saw berkata, “Wahai Allah, berkatilah umatku yang berangkat berusaha pagi-pagi.” (Riwayat at-Tirmidzi dari Sakhr bin al-Gamidi)

  1. Dalam berusaha itu hendaklah mencari yang halal. Maksudnya ialah mencari rezeki dengan cara-cara yang halal, tidak dengan mencuri, menipu, korupsi, dan sebagainya. Rezeki yang dicari itu adalah rezeki yang halal, bukan yang haram, seperti khamar, bangkai, dan sebagainya, sesuai dengan hadis:

عَنْ عَلِيٍّ أََنَّّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ: إِِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ اَنْ يَرَى عَبْدَهُ يَعْنِى فِى طَلَبِ اْلحَلاَلِ. (رواه الطبراني)

Dari Ali bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya, dalam mencari yang halal.” (Riwayat at-Thabrani).

Hadis yang lain menerangkan:

عَنْ أََنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: طَلَبُ الْحَلاَلِ وَاجِبٌ عَلَ كُلِّ مُسْلِمٍ. (رواه الطبراني)

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Mencari rezeki yang halal wajib bagi setiap orang muslim.” (Riwayat at-Thabrani)

Pada akhir ayat, Allah memberi peringatan kepada manusia bahwa semua makhluk akan kembali kepada-Nya pada hari Kiamat, dan pada waktu itu akan ditimbang semua perbuatan manusia. Amal baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, sedangkan perbuatan buruk akan dibalas dengan azab neraka.

Oleh karena itu, hendaklah manusia selalu mawas diri, berusaha melaksanakan amal saleh sebanyak mungkin dan menilai serta meneliti perbuatan-perbuatan yang akan dikerjakan, berusaha memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang telanjur dilakukan atau yang tanpa disadari bahwa perbuatan itu termasuk perbuatan yang dilarang Allah. Maka setiap muslim seyogyanya mencari rezeki yang halal saja, jangan sekali-kali memakan rezeki yang diperoleh dengan cara yang haram atau bendanya sendiri adalah benda yang haram. Ingatlah bahwa semua makhluk tanpa ada kecualinya akan kembali kepada-Nya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 16-18