BerandaTafsir TematikTiga Golongan Manusia dalam Surah Albaqarah (Bag. 1)

Tiga Golongan Manusia dalam Surah Albaqarah (Bag. 1)

Surah Albaqarah merupakan surah terpanjang dalam Alquran. Surah yang terdiri dari 286 ayat ini mengandung banyak sekali pelajaran dan prinsip agama seperti dasar-dasar ibadah, akidah, muamalah, dan hukum. Bahkan, Syaikh Muhammad Gazali mengatakan bahwa keseluruhan kerangkan dari kesatuan agama Islam ditunjukkan oleh surah Albaqarah [Tafsir Tematik dalam Alquran, hal. 11]

Dalam surah ini, Allah Swt. memaparkan tiga klasifikasi umat manusia berikut ciri-cirinya. Setelah menegaskan keautentikan Alquran, Allah Swt. menjelaskan bahwa berdasarkan sikap dan pandangannya terhadap kitab suci Alquran, manusia terbagi menjadi tiga golongan. Tiga kelompok manusia tersebut adalah orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang ingkar, dan kelompok orang munafik.

Diriwayatkan dari Imam Mujahid bahwa di permulaan surah Albaqarah, terdapat empat ayat mengenai karakteristik orang-orang beriman (ayat 2-5), dua ayat tentang orang kafir (ayat 6-7) dan tiga belas ayat menjelaskan tentang ciri-ciri dan kepribadian orang-orang munafik (ayat 8-20) [Tafsir al-Thabari, juz 1, hal. 245].

Baca juga: Serba-serbi Seputar Surah Albaqarah

Bahkan, Sa’id Hawwa melakukan simplifikasi terhadap isi kandungan surah Albaqarah dengan mengklasifikasikan seluruh ayat-ayatnya menjadi tiga bagian. Bagian pertama yakni mukadimah yang menjelaskan tiga golongan manusia berikut karakteristik masing-masing golongan.

Bagian kedua berisi aturan-aturan dan prinsip-prinsip agama yang kemudian dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu; penguatan akidah dan ketakwaan, pemantapan keimanan dan keislaman dengan dijelaskannya rukun-rukun Islam, dan ajakan untuk berislam secara totalitas dengan dijelaskannya aturan-aturan bermuamalah dan melakukan interaksi sosial. Dan bagian ketiga, yakni penutup berupa dua ayat terakhir dari surah Albaqarah [Al-Asas fi al-Tafsir, juz 1, hal. 61-64].

Golongan Pertama; Orang-Orang Bertakwa

Kelompok manusia pertama yang disebutkan dalam surah Albaqarah adalah orang yang bertakwa. Istilah takwa secara bahasa diambil dari kata wiqayah yang berarti menjaga. Takwa dapat dimaknai sebagai usaha untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dinamakan takwa karena ia dapat melindungi seseorang dari azab Allah Swt. [Al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-‘Aziz, juz 1 hal. 84].

Orang-orang yang bertakwa adalah merka yang mampu menjadikan Alquran sebagai petunjuk pada saat dua golongan yang lain malah berpaling dan bahkan menolak petunjuk Alquran. Ketakwaan sendiri dapat dipahami sebagai komitmen seseorang untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah Swt.

Baca juga: Tafsir Surah Fatir Ayat 32: Tiga Golongan Pewaris Alquran

Takwa sendiri merupakan kedudukan yang sangat mulia. Bahkan dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13, Allah Swt. menyebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang paling tinggi tingkat ketakwaanya.

Syaikh Ibrahim bin Adham, seorang sufi besar, pernah mengatakan bahwa takwa adalah kondisi ketika manusia tidak menemukan aib dalam ucapannya, malaikat tak menjumpai cacat dalam tindakannya dan Allah Swt. tidak mendapati noda dalam hatinya.

Dalam ayat ke ke-3 dan ke-4 surah Albaqarah, Allah Swt. menyebutkan setidaknya ada lima ciri-ciri orang bertakwa. Pertama, mengimani serta meyakini hal-hal gaib seperti surga, neraka, ruh, jin, malaikat, dan lain-lain. Kedua, mendirikan salat lengkap dengan rukun, syarat, serta adab-adab dalam salat seperti khusyu’, tadabbur makna, dan seterusnya.

Baca juga: Makna Khalifah dalam Tafsir Surah Albaqarah Ayat 30

Ketiga, menginfakkan sebagian hartanya (baik dalam bentuk zakat, sedekah, dan lain sebagainya) untuk kebaikan dan membantu mereka yang membutuhkan. Keempat, meyakini kebenaran hari akhir. Kelima, beriman dan meyakini kitab Alquran beserta kitab-kitab suci lainnya yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. [Tafsir al-Munir, juz 1, hal. 75].

Orang-orang dengan karakter dan ciri tersebutlah yang dapat mengambil manfaat dan petunjuk dari kitab suci Alquran. mereka senatiasa mendapat bimbingan dari Allah Swt. berupa hidayah serta keberuntungan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

Baca juga: Stunting dan Kajian Tafsir Surah Albaqarah Ayat 233

Menurut Imam al-Razi, penyebutan orang bertakwa dalam surah Albaqarah tersebut adalah dalam rangka untuk memuji, sebab hanya merekalah yang menerima dan menerapkan petujuk Alquran dalam kehidupan sehari-hari. tentu saja Alquran juga merupakan pedoman dan petunjuk bagi seluruh umat manusia termasuk orang-orang kafir dan munafik [Mafatih al-Ghaib, juz 2, hal. 266].

Betapa banyak para pemikir dan kaum orientalis yang menemukan kebenaran dan hidayah Islam justru ketika mereka mencari kelemahan Islam dalam Alquran. Berkat hidayah Allah, mereka berpeluang menjadi orang yang bertakwa jika tulus dan taat kepada aturan Allah Swt. akan tetapi, mereka yang ingkar akan jauh dari hidayah meski mereka meyakini kebenaran Islam dan isi kandungan Alquran.

Muhammad Zainul Mujahid
Muhammad Zainul Mujahid
Mahasantri Mahad Aly Situbondo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...