BerandaUlumul QuranUlumul Qur'an : Sejarah dan Perkembangannya

Ulumul Qur’an [2]: Sejarah dan Perkembangannya

Tafsiralquran.id – Di masa pemerintahan khalifah ‘Ali bin Abi Thalib, diperintah seorang tokoh untuk meletakkan kaidah-kaidah bahasa Arab, yakni Abu al-Aswad al-Duwali. Pada perkembangan selanjutnya, ini dikenal dengan ilmu I’rab al-Qur’an. Sedangkan upaya dalam pembukuan pembahasan-pembahasan ‘Ulumul Qur’an tetap dilakukan hingga abad kedua. Hanya saja, para ulama pada waktu itu lebih terfokuskan pada kajian-kajian tafsir. Tafsirnya pun mayoritas merujuk pada pendapat sahabat dan tabi’in. Salah satu mufasirnya adalah Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H).

Pada abad ketiga, pembahasan ‘Ulumul Qur’an telah ditulis, namun masih dalam satu tema sendiri-sendiri. Di antaranya adalah tulisan yang berjudul asbabun nuzul, karangan dari ‘Ali al-Madini (w. 234 H). Abu Ubaid al-Qasim ibn Sallam (w.224 H) menyusun kitab naskh  wal mansukh.  Kemudian, Ibnu Qutaibah (w.276 H) menyusun kitab musykil al-Qur’an, Muhammad bin Ayyub al-Darls (294 H) menyusun kitab yang membahas terkait ayat yang turun di Mekah dan Madinah. Dan Muhammad ibn Khalf ibn al-Mirzaban (w.309) menyusun kitab al-Hawiy fi ‘ulumul Qur’an.

Perkembangannya terus berlangsung hingga abad keempat. Hal ini terbukti dengan karya-karya yang dihasilkan oleh para ulama. Di antaranya adalah Ajai’b ‘ulumul Qur’an karya dari Abu Bakar Muhammad ibn al-Qasim al-Anbary (w.328 H). Al-Anbary memaparkan penjelasan tentang kemuliaan dan kelebihan Alquran, jumlah kata, ayat dan surat dalam Alquran, dan yang lainnya.

Lalu, ada Abu al-Hasan al-Asy’ary (w.324 H) menyusun kitab al-Mukhtazan fi ‘ulumul Qur’an. Kemudian, kitab Gharib al-Qur’an karya dari Abu Bakar al-Sajastaniy (w.330 H). Serta, Abu Muhammad al-Qasab Muhammad ibn Ali al-Karkhiy (w. 360-an H) menyusun kitab Nakt al-Qur’an al-Dallah al-Bayan fi Anwa al-‘Ulum wa al-Ahkam al-Munabbiah’an Ikhtilaf al-Anam. Dan juga, Muhammad ibn Ali al-Adfawiy (w.388 H) yang menyusun tulisan al-Istigna’ fi ‘Ulum al-Qur’an.

Di abad kelima, sudah ada karya yang membukukan ‘ulumul Qur’an, yakni ‘Ali bin Ibrahim ibn Sa‘id al-Hufiy (w. 430 H) dengan judul al-Burhan fiy ‘Ulum al-Qur’an. Ulama pun menetapkan al-Hufiy sebagai tokoh pertama yang membukan pembahasan-pembahasan ‘ulumul Qur’an.

Pada abad keenam hingga ke kesepuluh, pembukuan serta pembahasan yang lebih komprehensif kian digerakkan. Bahkan beberapa karyanya, hingga kini tetap menjadi rujukan para pengkaji Alquran, di antaranya adalah kitab Funun al-Afinan fi ‘Ulum al-Qur’an karya dari Ibn al-Jauziy (w.597 H), serta kitab al-Mujtaba fi ‘Ulum Tata’allaq bi al-Qur’an.

Selanjutnya, di abad ketujuh, Alamuddin al-Sakhawiy (w.641 H) menyusun kitab yang berjudul Jamal al-Qurra wa Kamal al-Iqara. Lalu, Abu Syamah (w.665 H) menyusun kitab al-Mursyid al-Wajid fiy Ma Yata’allahq bi al-Qur’an al-Aziz.

Pada abad ke 8, al-Zarkasyi (w.794 H) menyusun kitab al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an. Lalu pada abad 9, Jalal al-Din al-Bulqniy (w.824 H) menyusun kitab Mawaqi’ al-‘Ulum fi Mawaqi al-Nujum. Dan, di awal adab kesepuluh, Jalal al-Din al-Suyutiy (w.911 H) menyusun kitab al-Tahbir fi ‘Ulum al-Tafsir  dan kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an.

Kemudian, terjeda dalam waktu yang cukup lama, kajian-kajian ‘ulumul Qur’an ada dalam tahap stagnan. Dan, mulai muncul kembali di abad keempat belas. Pembahasan ‘ulumul Qur’an mencakup sebagian besar cabang-cabangnya, seperti, al-Tibyan li Ba’d al-Mabahis al-Muta’alliqah bi al-Qur’an karya dari Tahi al-Jazayiri di tahun 1335 H. Ada juga, Syekh Mahmud Abu Daqiqah, seorang ulama besar al-Azhar yang menyusun kitab tentang ulum al-Qur’an.

Setelah itu, Muhammad ‘Ali menyusun kitab Manhaj al-Furqan fi ‘Ulum al-Qur’an. Dan, disusul oleh Muhammamd Abd al-Adzim al-Zarqaniy dengan bukunya Manihil ‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an. Serta, Ahmad ‘Ali yang menyusun kitab Muzakkirah ‘Ulum al-Qur’an dan Subhi Salih menyusun kitab Mabahits fi ‘Ulum Qur’an.

Di samping itu, juga ada karya dari Manna’ al-Qattan yakni Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an karya ‘Ali al-Sabuni. ‘Ulum al-Qur’an wa al-Hadits karya Ahmad Muhammad ‘Ali Daud. Ada juga dalam bahasa Indonesia yakni karya dari T.M. Hasbi ash-Shiddieqy dengan judul Ilmu-Ilmu Alquran. []

Miatul Qudsia
Miatul Qudsia
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

penamaan surah Alquran

Penamaan Surah Alquran: Proses Penamaan Nonarbitrer

0
Penamaan merupakan proses yang selalu terjadi dalam masyarakat. Dalam buku berjudul “Names in focus: an introduction to Finnish onomastics” Sjöblom dkk (2012) menegaskan, nama...