Tangerang Selatan (24/12), Bayt Al-Quran Pusat Studi Al-Quran (BQ-PSQ) menghelat reuni akbar kedua dengan tema “Bergerak Kolektif untuk Berdampak.” Acara ini berlangsung di Masjid Bayt Al-Quran, South City, Pondok Cabe, Tangerang Selatan pada tanggal 23-24 Desember. Dalam rangka membekali para santri alumni untuk dapat berdampak di masyarakat, acara diisi dengan rangkaian seminar dan workshop secara paralel oleh Dewan Pakar PSQ.
Acara tersebut dihadiri oleh Quraish Shihab –muassis PSQ- beserta keluarga, Najeela Shihab, dan Najwa Shihab. Di samping itu, hadir pula dewan pakar PSQ meliputi Muchlis M. Hanafi, Ahsin Sakho Muhammad, A. Husnul Hakim, Ali Nurdin, serta para alumni Bayt Alquran lintas angkatan.
Baca juga: Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Tafsir Nuzuli Karya Quraish Shihab
Pada pembuka acara (23/12), Ahmad Fikri Assegaf, ketua Yayasan Lentera Hati Indonesia menyampaikan urgensi relasi antara alumni dan almamater, Dia menyatakan bahwa relasi erat alumni dengan almamater akan berbuah manfaat yang besar. Suami dari Najeela Shihab ini juga mengimbau para alumni untuk memberi arahan kepada santri yang baru lulus agar berkiprah di tengah masyarakat.
“Hubungan yang erat antara alumni dan almamater membawa manfaat besar, khususnya dalam mendukung santri baru untuk berinteraksi dengan masyarakat setelah lulus. Alumni itu tulang punggung, yang dapat membimbing santri baru untuk terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat. Peran sentral alumni menjadi kunci keberhasilan integrasi santri baru di lingkungan sekitar,” tegasnya.
Disambung dengan sambutan Ahsin Sakho Muhammad, beliau memberi apresiasi kepada para alumni Bayt Al-Quran. Pakar Qira’ah Sab’ah tersebut menyampaikan rasa bangganya terhadap para alumni yang telah berkontribusi di pesantren maupun desa masing-masing. Beliau menyebut, eksistensi yayasan tak lain adalah berkat dedikasi Quraish Shihab, yang merupakan cerminan seorang pecinta Alquran sejati.
Baca juga: Adab Lahiriah dan Adab Batiniah dalam Membaca Al-Qur’an
“Al-Mishbah karya Prof. Quraish diharapkan menjadi perantara untuk menjadikan Alquran sebagai cahaya kehidupan di Indonesia. Alumni Bayt Al-Quran dan Pusat Studi Al-Quran perlu menjadi solusi dalam menanggapi berbagai persoalan masyarakat, karena tantangan dan solusi semuanya terdapat dalam Alquran. Alumni mesti terus berkiprah dalam bidang ke-Alquran-an, memberikan jawaban yang baik dan penuh hikmah terhadap berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat,” Ujarnya.
Selain itu, Ahsin Sakho mengajak semua alumni untuk berjuang bersama di Indonesia dengan pendekatan Qurani. Alquran diposisikan sebagai pedoman dalam proses penyelesaian setiap permasalahan. “Teruslah mengembangkan diri, baik dalam ilmu maupun skill, agar diterima dengan baik oleh masyarakat,” pungkas salah satu dewan pakar BQ tersebut.
Acara dilanjut dengan sesi webinar dan workshop. Seminar diisi oleh Najwa Shihab, dengan tajuk “Santri Muda Bisa Apa?” sementara workshop diisi oleh Najeela Shihab dengan tajuk “Bergerak Berdampak Kolektif.” Dua tema ini bertujuan melecut semangat alumni untuk berani berkontribusi seluas-luasnya di masyarakat yang mereka hadapi serta merevitalisasi jejaring alumni untuk saling bahu-membahu dalam berdampak. Salah satu hal yang disampaikan pada sesi tersebut ialah pentingnya memulai gerakan perubahan dari akar rumput, alih-alih dari meja pemerintahan.
“Saat kita ingin melakukan gerakan perubahan sosial, jangan menunggu program pemerintah,” tegas Najeela yang juga pendiri Sekolah Cikal.
Baca juga: Peran Nabi Saw Sebagai Agen Sosial: Memupus Kesenjangan Antar Kelas
Di hari berikutnya, diadakan acara Kajian Islam bersama M. Quraish Shihab, dengan tema “IKA-BQ Menyambut Generasi Emas 2045 Perspektif Alquran.” Sesi ini sekaligus menjadi momen bagi alumni untuk bersua dan bertanya jawab dengan muassis BQ.
Acara dilanjut dengan sesi ramah-tamah. Sebagai pemungkas acara, alumni mengikuti agenda sowan Habib Ali dan Habib Husain.
Reuni Akbar II Bayt Al-Quran turut mengundang dan bekerjasama dengan Dewan Pakar PSQ, Cariustadz.id, Koalisi Ekonomi Membumi, Yayasan Guru Belajar, dan Pusat Studi Pendidikan & Kebijakan.
Sebagai informasi, Bayt Al-Quran (BQ) merupakan Pesantren Pascatahfiz sebagai bagian dari Pusat Studi Al-Quran (PSQ) yang didirikan M. Quraish Shihab. Pesantren tersebut merupakan pesantren khusus santri yang sudah tuntas menghafal Alquran.
Para santri terseleksi di Pesantren BQ belajar dan digembleng selama enam bulan di setiap angkatan dengan pengetahuan ilmu Alquran, tafsir, dan entrepreneurship. Sejak berdiri pada tahun 2009, Pesantren BQ telah menghasilkan lebih dari 1000 alumni yang tersebar di berbagai wilayah.