Secara etimologi kata qital berakar dari bahasa Arab qatala-yaqtulu-qatlan yang bermakna al-ma’rakah wa al-harb yakni peperangan. Qital dalam bentuk dasarnya qatlu juga bisa bermakna pembunuhan atau menghilangkan nyawa. Dengan demikian, makna qital adalah usaha seseorang untuk menghilangkan nyawa orang lain secara paksa atau peperangan yang bertujuan untuk saling membunuh.
Makna qital dalam konteks tertentu sering diasosiasikan dengan berperang, terutama berkenaan dengan ayat-ayat jihad. Padahal jihad dalam term Al-Qur’an tidak selalu – hanya sebagian kecil – merujuk kepada qital atau peperangan. Meskipun makna qital mirip dengan jihad pada konteks tertentu, namun secara umum keduanya berbeda. Jihad merujuk kepada perjuangan sungguh-sungguh di jalan Allah, sedangkan qital mengarah pada pertumpahan darah.
Kata qital dalam Al-Qur’an memiliki derivasi sebanyak 20 bentuk kata yang terdiri dari fi’il madhiy, fi’il mudhari’, fi’il amr dan ism al-mashdar. Bentuk-bentuk kata tersebut tersebar pada 170 tempat dalam Al-Qur’an. Terkadang pada satu ayat kata qital ada yang disebutkan lebih dari kali. Biasanya makna kata qital yang disebutkan belakangan berkaitan erat dengan makna kata qital yang pertama.
Makna-Makna Kata Qital dalam Al-Qur’an Menurut Al-Husain Al-Damaghaniy
Menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy dalam kitabnya qamus al-qur’an aw ishlah al-wujuh wa al-nazhair fi al-qur’an al-karim, makna qital atau qatlu dalam Al-Qur’an setidaknya ada delapan makna berdasarkan konteks ayat (siyaq al-kalam) yang memuatnya. Berikut makna-makna qital dalam Al-Qur’an menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy:
1. Qatlu bermakna Qital atau peperangan
Makna qatlu yang pertama adalah qital yakni peperangan atau berperang. Ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah swt dalam surat al-bAqarah [2] ayat 191 yang berbunyi:
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ ١٩١
“Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 191).
Pengertian faqtuluhum pada ayat ini adalah faqatiluhum (perangilah mereka). Hal ini senada dengan pandangan as-Sa’adi dalam tafsirnya Taisir al-Karim al-Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan. Menurutnya, ayat ini adalah perintah untuk memerangi kaum kafir setiap kali mereka bertemu dalam kondisi peperangan – bukan situasi biasa – dengan tujuan untuk membela diri atau bersifat defensif hingga tercapai kedamaian.
2. Qatlu berarti pembunuhan
Makna qatlu yang kedua adalah pembunuhan sebagaimana firman Allah swt dalam surat an-Nisa [4] ayat 93 yang berbunyi:
وَمَنْ يَّقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاۤؤُهٗ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيْهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيْمًا ٩٣
“Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
3. Qatlu bermakna melaknat
Makna qatlu yang ketiga adalah melaknat. Hal ini disebutkan Allah dalam surat al-Muddassir [74] ayat 19 dan 20 yang berbunyi:
فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ ١٩ ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ ٢٠
“Maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?”
Qatlu dengan makna melaknat juga disebutkan Allah pada surat al-Buruj [85] ayat 4 yang berbunyi:
قُتِلَ اَصْحٰبُ الْاُخْدُوْدِۙ ٤
“Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman).”
Dari tiga ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa qatlu pada konteks tertentu juga bisa bermakna la’ana atau melaknat. Menurut as-Sa’adi kata qatlu pada tiga ayat tersebut bermakna “du‘aun ‘alaihim bi al-halaq” yakni mendoakan atau mengharapkan kebinasaan mereka (yang dilaknat).
4. Qatlu bermakna azab
Makna qatlu yang keempat adalah azab. Hal ini tertuang pada firman Allah swt dalam surat al-Ahzab [33] ayat 61 yang berbunyi:
مَلْعُوْنِيْنَۖ اَيْنَمَا ثُقِفُوْٓا اُخِذُوْا وَقُتِّلُوْا تَقْتِيْلًا ٦١
“Dalam keadaan terlaknat. Di mana saja mereka dijumpai, mereka akan ditangkap dan dibunuh tanpa ampun.”
Menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy, makna qatlu pada ayat di atas adalah azab. Dengan demikian, pengertian “waqtulu taqtila” adalah “wa’azabu ta’ziba” yakni dan azablah mereka dengan sebenar-benarnya azab. Wallahu a’lam.
5. Qatlu bermakna ilmu atau mengetahui
Makna qatlu yang keempat adalah adalah al-ilmu atau mengetahui sebagaimana yang terdapat pada firman Allah swt dalam surat an-Nisa’ [4] ayat 157 yang berbunyi:
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ ١٥٧
“Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 157).
Menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy dalam kitabnya qamus al-qur’an aw ishlah al-wujuh wa al-nazhair fi al-qur’an al-karim, makna qatlu pada ayat ini adalah al-ilmu atau mengetahui. Jadi, pengertian wama qutilu yaqinan memiliki makna wama ‘allamahu yaqinan annahu qutila (dan mereka tidak mengetahui dengan yakin bahwa dia – Isa as – telah dibunuh.
6. Qatlu berarti mengubur hidup-hidup
Makna qatlu yang keenam adalah mengubur hidup-hidup sebagaimana tertuang pada firman Allah swt dalam surat al-an’am [6] ayat 51 yang berbunyi:
قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ١٥١
Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.
Menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy makna wala taqtulu awladakum adalah wala tadfanu awladakum ahya (janganlah kalian mengubur hidup-hidup anakmu). Hal ini didasarkan pada masyarakat Arab jahiliyah yang memiliki kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup karena malu atau takut miskin. Pada waktu itu – pada kabilah kecil – anak perempuan dianggap beban keluarga dan tidak dihargai.
7. Qatlu berarti qishash
Makna qatlu yang ketujuh adalah qishash atau balasan setimpal sebagaimana yang termaktub pada firman Allah swt dalam surat al-Isra’ (17) ayat 33 yang berbunyi:
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا ٣٣
“Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.”
Menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy, makna fala yusrifu qatli pada ayat ini adalah fi al-qashahs yakni janganlah kamu membunuh dua orang karena membunuh satu orang atau janganlah membunuh lebih dari yang dilakukan dan balaslah dengan setimpal.
8. Qatlu bermakna dzabhu (menyembelih)
Makna qatlu yang kedelapan adalah menyembelih sebagaimana tertuang pada firman Allah swt dalam surat al-A’raf [7] ayat 141 yang berbunyi:
وَاِذْ اَنْجَيْنٰكُمْ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَسُوْمُوْنَكُمْ سُوْۤءَ الْعَذَابِۚ يُقَتِّلُوْنَ اَبْنَاۤءَكُمْ وَيَسْتَحْيُوْنَ نِسَاۤءَكُمْۗ وَفِيْ ذٰلِكُمْ بَلَاۤءٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَظِيْمٌ ࣖ ١٤١
“Dan (ingatlah wahai Bani Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun) dan kaumnya, yang menyiksa kamu dengan siksaan yang sangat berat, mereka membunuh anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.”
Menurut al-Husain bin Muhammad al-Damaghaniy, makna yuqattoluna abna’akum adalah yuzabbihuna abna’akum (mereka menyembelih anak-anakmu). Penafsiran ini didasarkan pada ayat lain yang menggunakan kata yuzabbihuna (menyembelih). Demikian beberapa makna-makna qital dalam Al-Qur’an. Wallahu a’lam.