BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Qasas ayat 86-88

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 86-88

Tafsir Surah Al-Qasas ayat 86-88 menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya Al-Qur’an kepadanya untuk mengetahui berita-berita orang-orang sebelumnya. Dalam Tafsir Surah Al-Qasas ayat 86-88 Allah juga menganjurkan kepada Muhammad agar tidak mengindahkan tipu daya orang-orang kafir.

Baca Lebih Lengkap Tafsir Surah Al-Qasas ayat 86-88


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Qasas ayat 82-85


Ayat 86

Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya Al-Qur’an kepadanya untuk mengetahui berita-berita orang-orang sebelumnya, dan hal-hal yang terjadi sesudahnya, antara lain seperti agama yang mengandung kebahagiaan bagi manusia di dunia dan akhirat, dan juga adab-adab yang meninggikan derajat mereka dan mencerdaskan akal pikiran mereka. Sekalipun demikian, Allah menurunkan semuanya itu kepada Muhammad sebagai rahmat dari-Nya.

Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad dan umatnya untuk membantu perjuangan orang-orang kafir dalam bentuk apa pun. Umat Muhammad justru dituntut untuk membantu memperkuat perjuangan umat Islam.

Oleh karena itu, hendaklah ia memuji Tuhannya atas nikmat yang dikaruniakan kepadanya dengan penurunan kitab suci Al-Qur’an. Nabi saw tidak perlu menolong dan membantu orang-orang musyrik yang mengingkari Kitab suci Al-Qur’an itu, tetapi hendaklah ia memisahkan diri dan berpaling dari mereka sesuai dengan firman Allah:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. (al-Hijr/15: 94)

Ayat 87

Allah menganjurkan kepada Muhammad agar tidak mengindahkan tipu daya orang-orang kafir, dan jangan sekali-kali terpengaruh sehingga mereka berhasil menghalang-halangi penyampaian ayat-ayat suci Al-Qur’an sesudah diturunkan kepadanya. Allah selalu bersamanya dan menguatkan serta memenangkan agama-Nya dari orang-orang kafir.

Bahkan Nabi saw diperintahkan menyeru kaumnya ke jalan Allah dan menyampaikan agama-Nya kepada mereka, menyembah hanya kepada Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Pada akhir ayat ini, Allah menekankan supaya Muhammad jangan sekali-kali meninggalkan dakwahnya, dan selalu menyampaikan risalahnya kepada kaum musyrikin, supaya dia tidak seperti mereka, bermaksiat menyalahi perintah-Nya. Di ayat lain diterangkan:

وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik. (al-An’am/6: 14)

Ayat 88

Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad menyembah sembahan lain selain Allah, karena tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, sebagaimana firman Nya:

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيْلًا

(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung. (al-Muzzammil/73: 9)

Allah itu kekal abadi sekalipun semua makhluk yang ada sudah mati dan binasa. Firman Allah:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ    ٢٦  وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ    ٢٧

Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (ar-Rahman/55: 26-27)

Dan sabda Nabi Muhammad saw:

اَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَهَا الشَّاعِرُ كَلِمَةُ لَبِيْدٍ: اَلاَ كُلُّ شَئٍ مَا خَلاَ اللهََ بَاطِلٌ (رواه البخارى ومسلم عن أبي هريرة)

Ungkapan paling benar yang diucapkan penyair adalah yang diucapkan oleh Labid, yaitu: “Ketahuilah setiap sesuatu selain dari Allah akan binasa.”  (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Allah-lah yang mempunyai kerajaan, dan berbuat sekehendak-Nya. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu yang akan berlaku kepada semua makhluk. Kepada-Nyalah akan dikembalikan semuanya, dan dibalas menurut amal perbuatannya masing-masing. Kalau ia beramal baik, taat, dan patuh kepada perintah Allah, akan dimasukkan ke dalam surga. Sebaliknya kalau ia berbuat maksiat dan bergelimang dosa, akan dimasukkan ke dalam neraka. Nabi saw bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah:

كُلُّ اُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ اِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى، قَالَ مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى. (رواه البخارى عن أبي هريرة)

Semua umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Barang siapa taat kepadaku, maka ia masuk ke dalam surga, dan barang siapa durhaka kepadaku, maka sungguh ia telah enggan. (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).

(Tafsir Kemenag)

 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian I)

0
Diksi warna pada frasa tinta warna tidak dimaksudkan untuk mencakup warna hitam. Hal tersebut karena kelaziman dari tinta yang digunakan untuk menulis-bahkan tidak hanya...