BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Az-Zumar Ayat 68

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 68

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 68 mengisahkan tentang hari kiamat yang di awali dengan dua kali tiupan sangkakala. Pada tiupan pertama semua yang bernyawa akan mati dan pada tiupan kedua semua yang telah mati akan dihidupkan kembali.

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 68 ini menjelaskan tentang kekuasaan Allah di hari akhir kelak.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 67


Ayat 68

Pada Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 68 ayat ini, Allah menerangkan bahwa nanti pada hari Kiamat akan terjadi dua kali tiupan sangkakala. Pada tiupan pertama akan mati semua yang hidup baik yang di langit maupun yang di bumi. Karena kedahsyatan suara tiupan itu, semua yang bernyawa menjadi lumpuh tak berdaya dan akhirnya mati seperti orang terkena sambaran petir atau strum listrik bertegangan tinggi. Ada makhluk Allah yang tidak mati pada saat itu karena Allah tidak menghendaki kematiannya, tetapi siapakah mereka itu tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, begitu pula dalam hadis-hadis sahih.

Oleh karena itu, kita serahkan saja pengetahuan tentang ini kepada Allah. Mungkin Dia tidak menyebutkan makhluk-Nya yang tidak mati itu karena suatu sebab atau hikmah yang tidak kita ketahui hakikatnya. Akan tetapi, menurut sebuah riwayat dari Abu Ya’la al-Mushili, makhluk-makhluk yang tidak mati itu ialah Malaikat Jibril, Mikail, dan Izrail. Setelah itu, makhluk-makhluk itu pun meninggal satu per satu.

Sesudah tiupan pertama itu, di mana hampir semua makhluk yang hidup telah mati, maka menyusullah tiupan sangkakala yang kedua. Dengan tiupan yang kedua ini, semua makhluk yang telah mati baik yang mati sebelum terjadinya tiupan pertama maupun yang mati di waktu terjadinya tiupan itu, menjadi hidup kembali. Masing-masing berdiri menunggu apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Ada beberapa hadis mengenai tiupan sangkakala ini di antaranya:

  1. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Sa’id al-Khudri yaitu:

ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَاحِبَ الصُوْرِ وَقَالَ عَنْ يَمِيْنِهِ جِبْرِيْلُ وَعَنْ يَسَارِهِ مِيْكَائِيْلُ

Rasulullah pernah menyebut tentang yang meniup sangkakala dan berkata, “Di sebelah kanannya ada Jibril dan sebelah kirinya ada Mikail.”

  1. Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah al-Bazzar dan Ibnu Mardawaih dari Abu Sa’id al-Khudri yaitu:

إِنَّ صَاحِبَيِ الصُّوْرِ بِأَيْدِيْهِمَا قَرْنَانِ يُلاَحِظَانِ النَّظَرَ مَتٰى يُؤْمَرَانِ

Sesungguhnya di tangan kedua peniup sangkakala itu ada dua buah tanduk yang akan ditiupnya. Mereka berdua selalu mengawasi keadaan sekelilingnya, seraya  kapan keduanya akan  diperintah.

Di samping itu, dalam Al-Qur’an tiupan sangkakala itu disebut dengan az-Zajrah, seperti tersebut dalam ayat:

فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمْ يَنْظُرُوْنَ

Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya. (ash-Shaffat/37: 19)

Dan dalam ayat:

فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌۙ  ١٣  فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ  ١٤

Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). (an-Nazi’at/79: 13-14)

Pada ayat-ayat yang lain disebutkan juga dengan “dakwah” (panggilan), seperti pada ayat:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ تَقُوْمَ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُ بِاَمْرِهٖۗ  ثُمَّ اِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةًۖ مِّنَ الْاَرْضِ اِذَآ اَنْتُمْ تَخْرُجُوْنَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur). (ar-Rum/30: 25)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 69

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...