BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 13-21

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 13-21

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 13-21 menerangkan bahwa orang musyrik itu tidak akan mudah untuk menerima kebenaran, sebab hati mereka telah mati. Terlebih lagi, hari Kebangkitan adalah peristiwa besar diluar logika mereka, maka akan semakin sulit untuk diterima, meskipun Nabi sudah menunjukkan bukti-bukti adanya hari Kebangkitan, mereka tidak akan beriman, kecuali peristiwa itu terjadi dihadapan mereka sendiri.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 8-12


Ayat 13-15

Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar tadi, maka tidak akan ada manfaatnya apabila mereka diberi nasihat. Karena jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.

Bilamana diperlihatkan kepada mereka dalil-dalil dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran Nabi, mereka pun menertawakan dan memperolok-olokkannya serta menuduh Nabi sebagai seorang tukang sihir yang telah memperdaya pikiran mereka dan ingin menjauhkan mereka dari sembahan-sembahan nenek moyang mereka.

Mereka juga mengatakan bahwa segala dalil-dalil kenabian yang beliau sampaikan dipandang sebagai permainan sihir.

Mereka mengatakan bahwa semua bukti-bukti kebenaran yang dibawa Nabi itu tidak ada artinya sama sekali.

Oleh karena itu, mereka menghindari seruan Nabi dan tetap berpegang kepada agama nenek moyang yang sudah dianut berabad-abad.

Ayat 16-17

Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka.

Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali.

Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali.

Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.


Baca Juga : Bukti Perkembangan Al-Qur’an yang Fleksibel dan Tidak Sepi dari Perdebatan


Ayat 18-19

Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al- Gafir /40: 60)

Dalam ayat lain Allah berfirman:

وَكُلٌّ اَتَوْهُ دَاخِرِيْنَ

… Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87).

Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah.

Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.

Ayat 20-21

Pada ayat ini, Allah menjelaskan keluhan orang-orang yang ingkar akan hari Kiamat.

Ketika mereka melihat azab yang akan menimpanya, mereka menjadi sadar akan ancaman Allah melalui lisan para rasul dan hukuman yang akan mereka terima pada hari itu atas perbuatannya ketika di dunia.

Mereka memperolok-olokkan dan mendustakan para rasul serta mengingkari kebenaran ajaran yang dibawanya.

Pada hari Kiamat mereka menyesali perbuatan dan kata-kata demikian itu terhadap diri sendiri. Mereka sadar bahwa hari pembalasan sudah datang.

Pada hari Kiamat itu akan jelas perbedaan antara orang yang baik dan kebajikan yang dibuatnya dengan orang-orang jelek dengan kejahatan yang dilakukannya.

Orang-orang yang telah berbuat baik akan dimasukkan ke surga Na’im. Sedang orang-orang yang telah berbuat fasik dan durhaka akan dimasukkan ke neraka Saqar. Firman Allah:

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سَقَرُۗ   ٢٧  لَا تُبْقِيْ وَلَا تَذَرُۚ   ٢٨  لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِۚ   ٢٩

Dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia. (al-Muddatstsir/74: 27-29)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 22-28


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...