Tafsir Surah Hud Ayat 93-95 masih berbicara mengenai keingkaran Kaun Nabi Syu’aib. Namun kali ini sudah mencapai batasnya. Pada akhirnya mereka di azab oleh Allah sama halnya dengan keadaan kaum Samud.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Hud Ayat 89-92
Ayat 93
Kemudian Nabi Syu’aib a.s. dengan tegas menentang mereka dan mengatakan kepada mereka, “Berbuatlah sekehendak hatimu, lakukanlah apa yang dapat kamu lakukan, dan kumpulkanlah segala kekuatan yang ada pada kamu, aku akan tetap berpegang teguh kepada akidahku, dan aku tetap beriman kepada-Nya dan aku percaya dan yakin bahwa Dia akan melindungiku dan memeliharaku dari segala marabahaya.
Kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab dan malapetaka, siapa di antara kita yang berbohong dan berdusta, tunggulah nasib yang akan menimpamu, aku pun bersamamu menunggu.”
Ini adalah suatu tantangan yang berani dari seorang yang tak berdaya, tak mempunyai penolong dan pembela dari kalangan kaumnya dan tidak mempunyai kekuatan yang dapat diandalkan, tetapi penuh keyakinan dan kepercayaan bahwa Allah selalu menyertainya dan tidak akan mengabaikan atau menyia-nyiakannya.
Inilah tantangan terhadap orang-orang yang sombong dan takabur, selalu membanggakan materi tetapi lupa bahwa di atas kekuatan materi ada kekuatan gaib yang dapat menghancurleburkan mereka yaitu kekuatan dan kekuasaan Allah swt.
Baca juga: Tafsir Tarbawi: Belajar Tawadhu dari Kisah Nabi Sulaiman
Ayat 94
Sudah menjadi ketetapan dan sunnah Allah bagi umat-umat yang dahulu bahwa setiap umat yang durhaka dan menolak seruan rasul-Nya akan ditimpa malapetaka dan dibinasakan kecuali orang-orang yang beriman dan patuh serta taat kepada Allah.
Akhirnya siksaan dan malapetaka itu ditimpakan pula kepada penduduk Madyan dan dengan rahmat dan kasih sayang Allah, Nabi Syu’aib a.s. beserta orang-orang yang beriman diselamatkan dari malapetaka berupa suara yang keras mengguntur yang menggoncangkan hati setiap orang dan menimbulkan goncangan dan gempa bumi yang maha hebat sehingga penduduk negeri itu dengan sekejap mata hilang ditelan bumi, persis seperti malapetaka yang menimpakan kaum Samµd, kaum Nabi Saleh a.s. yang ingkar dan durhaka pula.
Ayat 95
Negeri Madyan sesudah malapetaka itu menjadi sunyi sepi seakan-akan belum pernah didiami manusia. Sungguh celaka nasib mereka dan terjauhlah mereka dari rahmat dan kasih sayang Allah karena keingkaran dan kedurhakaan mereka sama halnya dengan nasib kaum Samµd.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Hud Ayat 96-98
(Tafsir Kemenag)