Ali ibn Hassan menjelaskan dalam karyanya yaitu al-Tafsir fi al-Yaman: ‘Ardlun wa Dirasah bahwa pada periode setelah Atba’ al-tabi’in ini, kajian tafsir di kawasan Yaman mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu penyebab dari berkembangnya kajian tafsir pada periode ini adalah dikarenakan banyaknya pembesar ulama pada masanya yang berkunjung atau menetap di Yaman, kemudian mengembangkan dan menghidupkan kembali kajian keilmuan Islam di kawasan Yaman.
Beberapa pembesar ulama tersebut antara lain adalah Abdul Malik ibn Abdul Aziz ibn Juraij (w. 150 H), Abu Urwah Ma’mar ibn Rasyid al-Bashri (w. 153 H), Sudyan ibn Uyainah (w. 198 H), Ishaq ibn Rawahah (w. 238 H), dan al-Imam Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H). Keberadaan mereka menjadi salah satu penyebab kajian tafsir berkembang, hingga akhirnya memunculkan banyak mufasir dari Yaman.
Tidak hanya itu, perkembangan kajian tafsir di Yaman pada periode ini juga ditandai dengan dihasilkanya banyak karya tentang tafsir Al-Qur’an. Karya-karya tafsir tersebut terdapat yang berbentuk cetakan buku ataupun masih dalam bentuk manuskrip. Dalam hal ini, penulis akan menyampaikan karya-karya tafsir yang muncul mulai dari akhir abad ke-2 H hingga abad ke-14 H, sebagaimana berikut:
Baca juga: Genealogi Kajian Tafsir di Kawasan Yaman: Masa Atibba’ al-Tabi’in (3)
Akhir abad ke-2 H: Tafsir al-Qur’an karya Abu Abdillah Muhammad ibn Tsaur al-Yamani (w. 190 H), dan Tafsir al-Qur’an karya Abu Muhammad Musa ibn Abdurrahman al-Shan’ani (w. 190 H). Abad ke-3 H: Tafsir al-Qur’an karya Abdurrazaq ibn Hammam al-Shan’ani (w. 211 H), Tafsir al-Qur’an al-Qasim ibn Ibrahim al-Rasi (w. 246 H), dan Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Yahya ibn al-Husain al-Hadi (w. 298 H).
Abad ke-4 H: al-Syarh wa al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Muhammad ibn Yahya al-Murtadla (w. 310 H). Abad ke-5 H: Tafsir al-Gharib min Kitab Allah karya al-Husain ibn al-Qasim, al-Burhan fi Tafsir al-Qur’an karya al-Nashir ibn al-Husain al-Dailami (w. 444 H), al-’Ahd al-Akid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid karya al-Nashir ibn al-Husain al-Dailami (w. 444 H), al-Nur al-Sathi’ fi al-Lail al-Bahim fi Tafsir al-Qur’an al-’Adzim karya Ali ibn Muhammad al-Rasi (w. 500 H).
Abad ke-6 H: al-Tibyan fi Tafsir al-Qur’an karya Nisywan ibn Sa’id al-Himyari (w. 573 H), Gharib al-Qur’an karya Nisywan ibn Sa’id al-Himyari (w. 573 H), Lawami’ al-Burhan wa Qawathi’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Muhammad ibn al-Husain al-Mu’ini (w. 584 H).
Baca juga: Genealogi Kajian Tafsir di Kawasan Yaman: Masa Tabi’in (2)
Abad ke-7 H: Mukhtashar Tahdzib al-Hakim al-Jasymi karya Muhammad ibn Ahmad al-’Absyami (w. 623 H), al-Bayan fi al-Tafsir karya ‘Athiyah ibn Muhyiddin al-Sha’di (w. 665 H), ‘Umdah al-Qawiy wa al-Dla’if al-Kasyif lima Waqa’a fi Wasith al-Wahidi min al-Tabdil wa al-Tahrif karya Ismail ibn Muhammad al-Hadhrami (w. 676 H), Tafsir al-Qur’an al-Karim karya al-Hasan ibn Abi al-Baqa’ (w. 679 H), al-Muntaha wa al-Bayan wa al-Manar li al-Hairan fi I’rab al-Qur’an wa Asraruhu al-Mu’rabah wa Ma’anihi al-Mu’jamah karya Muhammad ibn Ali al-Shan’ani (w. 680 H).
Abad ke-8 H: terdapat kurang lebih 16 karya tafsir, seperti al-Manhaj al-Qawim fi Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Ali ibn Yahya al-Shibahi (w. 700 H), al-Bustan fi I’rab Musykilat al-Qur’an karya Ahmad ibn Abi Bakr al-Jibli (w. 717 H), al-Raudhah wa al-Ghadir fi Bayan ma Tahtaj al-Ayat al-Syar’iyah min al-Tafsir karya Izzuddin Muhammad ibn al-Hadi al-Hasani al-Yahyuwi (w. 720 H), dan al-Manhaj al-Qawim fi Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Muhammad ibn Idris ibn al-Nashir Ali (w. 736 H). Selain karya tafsir, pada masa ini juga muncul karya tentang ilmu tafsir, seperti al-Taisir fi ‘Ilm al-Tafsir karya al-Hasan ibn Muhammad al-Shan’ani (w. 791 H).
Abad ke-9 H: pada masa ini terdapat 11 karya tafsir yang mayoritasnya fokus mengkaji ayat-ayat ahkam, seperti Taisir al-Bayan li Ahkam al-Qur’an karya Muhammad ibn Nuruddin al-Muza’i (w. 825 H), al-Tsamarat al-Yani’ah wa al-Ahkam al-Wadlihah al-Qathi’ah karya Yusuf ibn Ahmad al-Tsalatsi (w. 832 H), Hashr Ayat al-Ahkam dan al-Qawa’id fi al-Tafsir karya Ibnu al-Wazir (w. 840 H), al-Intiqad li al-Ayat al-Mu’tabarah fi al-Ijtihad karya Ahmad ibn Yahya al-Yamani (w. 840 H), dan Syafi al-’Alil fi Syarh al-Khamsimiah Ayah min al-Tanzil karya Abdullah ibn Muhammad al-Najri (w. 877 H)
Baca juga: Membaca Urgensi Konteks Al-Qur’an dari Tiga Karya Fenomenal Imam Jalaluddin As-Suyuthi
Abad ke-10 H: pada masa ini ditemukan sebanyak 4 kitab tafsir, yaitu Alfiyyah fi Gharib al-Qur’an karya Hamzah ibn Abdillah al-Nasyiri (w. 926 H), al-Tafsir al-Kabir dan al-Takmil al-Syaf fi Ma’ani Kasyf al-Kasyaf karya Muhammad ibn Yahya atau Ibnu Bihran (w. 957 H), serta al-Bayan al-Muwadldlih bi al-Dalil lima Waqa’a min al-Alfadz al-Musykilah fi Ma’alim al-Tanzil karya Jamaluddin Muhammad al-Zabidi (w. 991 H).
Abad ke-11 H: pada masa ini terkumpul sebanyak 10 karya kita tafsir, diantaranya adalah Tafsir al-Khaulani karya Abdurrahman ibn Abdillah al-Khaulani (w. 1003 H), Syudur al-Ibriz fi Lughat al-Kitab al-’Aziz karya Muhammad ibn Abdil Qadir al-Jubani (w. 1015 H), Tafsir Ayat al-Ahkam karya al-Imam al-Qasim ibn Muhammad al-Zaidi (w. 1029 H), al-Dlanain fi Takmilah Tafsir al-Qur’an karya Ali ibn Muhammad al-’Absi (w. 1041 H), dan al-Mashabih al-Sati’ah al-Anwar al-Majmu’ah min Tafsir al-Aimmah al-Athar karya Abdullah ibn Ahmad al-Syarafi (w. 1062 H),
Abad ke-12 H: pada masa ini terdapat 10 karya tafsir, diantaranya adalah Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalain karya Ali ibn Muhammad al-Uqaibi (w. 1101 H), al-Ithaf li Thalabah al-Kasyaf karya Shalih ibn Mahdi al-Muqbili (w. 1108 H), ‘Ishmah al-Afham ‘an Mukhalafah al-Auham karya Hasyim ibn Yahya al-Shan’ani (w. 1157 H), dan Mafatih al-Ridlwan fi Tafsir al-Dzikr bi al-Atsar wa al-Qur’an karya Muhammad ibn Ismail al-Shan’ani (w. 1182 H).
Baca juga: Tafsir Al-Jalalain tentang Surah Al-Ahzab Ayat 37 dan Beberapa Komentar Atasnya
Abad ke-13 H: pada masa ini ditemukan sebanyak 6 karya tafsir, diantaranya adalah Fath al-Rahman fi Tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an karya Ibrahim ibn Muhammad al-Shan’ani (w. 1213 H), Taisir al-Manan Tafsir al-Qur’an karya Ahmad ibn Abdilqadir al-Kaukabani (w. 1222 H), Fath al-Qadir al-Jami’ baina Fanniy al-Riwayah wa al-Dirayah min ‘Ilm al-Tafsir karya Muhammad ibn Ali al-Syaukani (w. 1250 H), dan Muqaddimah fi ‘Ilm al-Tafsir karya Ahmad ibn Abdirrahman al-Shan’ani (w. 1281 H).
Abad ke-14 H: pada masa terakhir ini, Ali ibn Hassan menyebutkan sebanyak 7 karya tafsir. Beberapa karya tafsir tersebut antara lain adalah al-Tuhfah fi al-Tafsir karya Abdulkarim ibn Abdillah (w. 1309 H), al-Anwar al-Shadi’ah fi al-Tafsir karya Hasan ibn Yahya al-Qasimi al-Dlahyani (w. 1343 H), Ridha Allah al-Akbar kaya Muhammad ibn Ali al-Ghasym (w. 1355 H), al-Ta’liq al-Manba’ li al-Anam ‘an Adillah Syarh Ayat al-Ahkam li al-Najri karya Yahya ibn Muhammad (w. 1370 H), dan al-Burhan fi I’rab Ayat al-Qur’an karya Ahmad Muqiri ibn Ahmad Husain al-Ahdali (w. 1390 H).
Demikian paparan singkat mengenai periode terakhir dari genealogi kajian tafsir di kawasan Yaman. Periode ini ditandai dengan pesatnya perkembangan kajian tafsir beserta munculnya berbagai ulama yang memiliki karangan di bidang tafsir Al-Qur’an maupun ilmu tafsir, mulai akhir abad ke-2 H hingga abad ke-14 H. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.