BerandaTafsir TematikTafsir EkologiMemperingati Earth Day: Simak Perhatian Al-Quran Terhadap Lingkungan

Memperingati Earth Day: Simak Perhatian Al-Quran Terhadap Lingkungan

Hampir saja lupa, bahwa tanggal 22 April merupakan hari bumi. Setiap tanggal ini kelestarian bumi memang diperingati secara internasional, hal ini dilakukan dalam rangka memberi pengamatan, dukungan serta kesadaran global untuk perlindungan alam dan lingkungan. Mengulik dari sejarahnya, perayaan hari bumi atau yang dikenal dengan earth day pada awalnya disuarakan pada 22 April 1970 silam oleh seorang pecinta lingkungan bernama Gaylord Nelson, asal Amerika Serikat. Menurut berbagai redaksi, gagasan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap planet bumi sebagai rumah bagi manusia.

Dalam Islam, perhatian terhadap lingkungan telah terekam sejak 14 abad yang lalu. Redaksi al-quran tidak sekali dua kali mengumandangkan pesan pelestarian lingkungan. Bahkan, perhatian al-quran tentang ekologi lingkungan tergolong cukup kompleks. Di antara pesan Al-Quran yang secara tegas menyatakan manfaat bumi bagi kehidupan manusia sebagaimana dalam surah Yasin (36:33):

وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan. (QS. Yasin 36: 33)

Tafsir Surat Yasin Ayat 33

Menurut penafsiran Quraish Shihab, ayat ini mengajak manusia untuk memperhatikan alam sekeliling, setelah ayat sebelumnya mengajak untuk memperhatikan pengalaman sejarah. Kemudian, dalam tafsir at-Thabari diterangkan bahwa muatan ayat di atas merupakan petunjuk tentang kekuasaan Allah terhadap hal-hal yang dikehendaki berupa kuasa menghidupkan bumi yang mati akibat kekeringan, kemudian dengan kebesaranNya Allah menurunkan air hujan dari langit agar tumbuhan dapat berbuah dan menjadi makanan pokok bagi manusia. Selanjutnya, tafsir al-Munir seakan mempertegas keterangan di atas, dengan menyebut bahwa berbagai tanaman, dengan variasi warna dan bentuk yang berbeda-beda tidak lain sebagai bentuk cinta Allah kepada para makhluknya.

Baca juga: Surah al-Isra’ [17] Ayat 7: Hakikat Perbuatan Baik Bagi Manusia

Selain ayat di atas, masih banyak tema al-quran yang membahas tentang keserasian alam, misalnya tentang ekosistem bumi sebagaimana dalam surah al-Mukminun (23:19), al-Hijr (15:20), pesan bersikap kasih sayang terhadap binatang dalam surah Hud (11:6), al-An’am (6:38), pesan menghidupkan lahan mati dalam surah Yasin (36:33), pesan menyeimbangkan eksploitasi alam dalam surah al-Mulk (67:3), al-An’am (6:141), serta anjuran agar tidak berbuat kerusakan sebagaimana dalam surah ar-Rum(30:41).

Tidak perlu disangkal lagi, Pesan-pesan Al-Quran terkait lingkungan ini cukup jelas dan prospektif, bahwa bumi diciptakan Allah sebagai bentuk manifestasi kasih sayang-Nya kepada semua makhluk. Sehingga segala sesuatu yang telah diciptakan dan terhampar di muka bumi ini tidak lain untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Melalui ayat-ayat Al-Quran, Allah telah memberikan sinyal untuk bersikap harmonis terhadap bumi disertai dengan pengeloaan yang baik.

Secara historis, dalam kedaan perang pun, Rasulullah menghimbau kepada para sahabat agar tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan. Tentu, dalam keadaan damai sekalipun. Setiap unsur yang mendukung terciptanya kehidupan makmur, damai, bersih dan asri merupakan ajaran pola kehidupan yang islami. Tidak khayal, jika terciptanya keharmonisan manusia dan alam mampu melahirkan kehidupan yang madani dan berkualitas.

Baca juga: Manusia sebagai Makhluk Terbaik dalam Surah At-Tin Ayat 4

Sebagai penutup, ada ungkapan Sayyed Hossein, bahwa alam adalah simbol Allah, maka teciptanya pemahaman terhadap simbol ini akan mengantarkan manusia pada eksistensi dan keramahan Allah. Maka sebagaimana ajaran al-quran dan sunnah marilah kita jadikan peringatan hari bumi ini sebagai refleksi semangat menjaga dengan bumi. Meski sejatinya, setiap hari manusia harus membingkai keharmonisan dengan alam, sehingga rahmatn lil ‘alamin benar-benar dirasakan bagi seluruh penduduk bumi. Wallahu a’lam bi ashshoab

Mufidatul Bariyah
Mufidatul Bariyah
Mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir Institut Kiai Haji Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto, aktif di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...