BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Nahl Ayat 24-25

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 24-25

Tafsir Surah An-Nahl Ayat 24-25 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai sifat sombong dari orang-orang musyrik ketika mereka menganggap al-Qur’an adalah dongeng kitab kuno. Kedua mengenai dosa dari apa yang mereka perbuat itu.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 22-23


Ayat 24

Allah swt menjelaskan kesombongan orang-orang musyrik, yaitu apabila ditanyakan kepada mereka apakah yang telah diturunkan oleh Allah? Mereka pun menjawab bahwa Allah tidak menurunkan apa pun juga kepada Muhammad. Apa yang dibacakan oleh Muhammad itu tiada lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang dahulu yang ia ambil dari kitab kuno.

Ucapan seperti itu menggambarkan kesombongan mereka terhadap diri Rasulullah dan kepada firman Allah.

Allah swt berfirman :

وَقَالُوْٓا اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلٰى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

Dan mereka berkata, ”(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (al-Furqan/25: 5)

Kesombongan mereka terhadap Nabi Muhammad digambarkan dengan kata-kata seperti tuduhan mereka bahwa Nabi Muhammad itu tukang sihir, penyair, dan tukang tenung. Bahkan ada yang secara berlebih-lebihan menuduhnya sebagai orang gila. Kesombongan mereka kepada Nabi Muhammad saw bukan saja terlihat dari ucapan-ucapan mereka akan tetapi betul-betul telah merasuki jiwa dan darah daging mereka.

Allah swt berfirman:

اِنَّهٗ فَكَّرَ وَقَدَّرَۙ   ١٨  فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ   ١٩  ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ   ٢٠  ثُمَّ نَظَرَۙ   ٢١  ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَۙ   ٢٢  ثُمَّ اَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَۙ   ٢٣  فَقَالَ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ يُّؤْثَرُۙ   ٢٤  اِنْ هٰذَآ اِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِۗ   ٢٥

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? Kemudian dia (merenung) memikirkan, lalu berwajah masam dan cemberut, kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, ”(Al-Qur’an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Ini hanyalah perkataan manusia.” (al-Muddassir/74: 18-25)


Baca juga: Al-Wujuh dan Al-Nazhair Kata Shalat pada Al-Qur’an


Ayat 25

Allah swt menjelaskan bahwa ucapan mereka yang congkak itu menyebabkan mereka harus memikul dosa-dosa mereka sendiri dan dosa orang-orang yang secara taklid buta mengikuti ucapan itu.

Orang yang mengikuti disamakan hukumnya dengan orang yang diikuti karena mereka masing-masing telah diberi akal untuk menilai ucapan orang-orang yang diikuti itu. Akan tetapi, mereka tidak menggunakan akal itu sehingga mereka mengikuti tanpa dasar pijakan sedikit pun.

Sedangkan orang yang diikuti, di samping menanggung dosa sendiri, juga menanggung dosa orang yang disesatkan. Mereka dianggap sebagai penyesat dan penyebab orang-orang lain berkeyakinan seperti keyakinan mereka. Sabda Rasulullah saw:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ لَهُ مِنَ اْلأِثْمِ مِثْلُ اٰثَاِم مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذٰلِكَ مِنْ اٰثَامِهِمْ شَيْئًا.

(رواه أحمد ومسلم عن أبي هريرة)

Barang siapa mengajak orang-orang kepada petunjuk (agama Islam), maka ia memperoleh pahala orang-orang yang mengikutinya, dan hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan ia memperoleh dosa seperti dosa-dosa yang mengikuti, yang hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun. (Riwayat Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dan firman Allah:

وَلَيَحْمِلُنَّ اَثْقَالَهُمْ وَاَثْقَالًا مَّعَ اَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْـَٔلُنَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَمَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ

Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka, dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada-adakan. (al-‘Ankabµt/29: 13)

Mereka diancam dengan ancaman yang berat karena menilai firman Allah yang disampaikan kepada Rasulullah dengan penilaian yang tidak wajar. Mereka telah mengotori pikiran dan jiwa mereka sendiri sehingga mereka berani berbuat berbagai macam tipu daya untuk menjatuhkan pribadi Rasul di hadapan para pengikutnya.

Mereka diberi ancaman keras karena perbuatan dosa yang mereka lakukan. Bahkan mereka memikul dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya pada hari akhir. Lalu Allah menyatakan bahwa dosa yang mereka pikul itu adalah dosa yang paling berat.


Baca setelahnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 26-27


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Keutamaan Waktu antara Maghrib dan Isya

Keutamaan Waktu antara Maghrib dan Isya

0
Dalam Islam, setiap waktu memiliki keutamaan dan keberkahan tersendiri. Salah satunya ialah waktu antara Maghrib dan Isya. Di waktu yang singkat tersebut umat Islam...