BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 52-53

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 52-53

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 52-53 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai penjelasan tentang hari kiamat. Kedua berbicara mengenai perintah untuk selalu berkata yang baik.


Baca juga: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 50-51


Ayat 52

Kemudian dijelaskan bahwa hari kebangkitan itu adalah hari ketika Allah swt memanggil semua manusia, lalu mereka akan mematuhi panggilan itu sambil memuji-Nya.

Maksudnya ialah bahwa pada hari itu Allah dengan kemahakuasaan-Nya memanggil seluruh manusia. Lalu mereka bangkit dari kuburnya sambil memuji kekuasaan Allah yang telah membangkitkan mereka sesuai dengan janji yang telah ditetapkan.

Allah swt berfirman:

وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَّكَانٍ قَرِيْبٍ   ٤١  يَوْمَ يَسْمَعُوْنَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُرُوْجِ   ٤٢

Dan dengarkanlah (seruan) pada hari (ketika) penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari (ketika) mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur). (Qaf/50: 41-42)

رُوِيَ عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوْعًا: لَيْسَ عَلَى أهل: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْشَةٌ فِى قُبُوْرِهِمْ، كَأَنِّيْ بِأَهْلِ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ يَقُوْمُوْنَ مِنْ قُبُوْرِهِمْ يَنْفُضُوْنَ التُّرَابَ عَنْ رُؤُوْسِهِمْ، يَقُوْلُوْنَ: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ. وفى رواية الطبراني عن ابن عمر: يَقُوْلُوْنَ اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ. (رواه الطبراني)

Diriwayatkan dalam sebuah hadis marfu’ dari Anas bahwa beliau berkata, “Orang-orang yang mengucapkan, “Tiada tuhan selain Allah,” tidaklah merasa kesepian di alam kubur. Seolah aku bersama mereka keluar dari kuburnya dengan menyeka debu tanah dari kepala mereka, seraya berkata, “Tiada tuhan selain Allah.” Dalam riwayat a¯-°abr±n³ dari Ibnu Umar bahwa mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami.” (Riwayat at-Tabrani)

Pada saat bangkit dari kubur, mereka mengira bahwa mereka hidup di dunia tidak lama, tetapi hanya sebentar saja.

Allah swt berfirman:

كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا ࣖ

Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari. (an-Nazi’at/79: 46) (Perhatikan pula Yµnus/10: 45)

Al-Hasan al-Basri memberi penjelasan bahwa yang dimaksud dengan dekatnya hari kebangkitan itu ialah di hari itu kamu merasa seolah-olah pernah berada di dunia, (padahal kamu sekian lama berada di sana), dan tiba-tiba kamu sekarang telah berada di akhirat dan dalam menjalani proses penghitungan amal baik dan buruk.


Baca juga: Ingin Dikenang Baik di Dunia dan Akhirat? Amalkan Doa Nabi Ibrahim Ini!


Ayat 53

Allah memerintahkan kepada Rasulullah agar mengatakan kepada semua hamba-Nya supaya mengucapkan perkataan yang lebih baik pada saat berbicara atau berdebat dengan orang-orang musyrik ataupun yang lainnya.

Agar mereka tidak menggunakan kata-kata yang kasar dan caci-maki yang akan menimbulkan kebencian, tetapi hendaklah menggunakan kata-kata yang benar dan mengandung pelajaran yang baik.

Allah swt berfirman:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik. (an-Nahl/16: 125).

Perhatikan pula al-‘Ankabµt/29: 46. Allah swt menjelaskan alasan larangan-Nya itu, yaitu setan bisa merusak suasana dan menyebarkan bencana di antara kaum Mukminin dengan orang-orang musyrik ketika mereka berbicara kasar dan berselisih. Perselisihan di kalangan mereka bisa menimbulkan pertentangan, bahkan perkelahian.

Dalam hal ini, Rasulullah saw pernah melarang seorang laki-laki Muslim menudingnya dengan menggunakan sepotong besi, karena khawatir kalau-kalau setan melepaskan senjata itu dari tangannya lalu meluncur mengenai Rasul. Hal ini akan menyebabkan orang itu berdosa dan dimasukkan ke dalam neraka.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

وَلاَ يُشِيْرَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَى أَخِيْهِ بِالسِّلاَحِ. فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى لَعَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ فِى يَدِهِ فَيَقَعُ فِى حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ. (رواه أحمد عن أبي هريرة)

Janganlah seorang di antara kamu mengacung- acungkan senjata kepada saudaranya, karena sesungguhnya ia tidak mengetahui, boleh jadi setan melepaskan senjata dari tangannya, sehingga dia akan masuk ke lembah neraka. (Riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

Kemudian Allah menegaskan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Permusuhan di antara keduanya sudah berlangsung lama. Dalam ayat lain Allah swt berfirman:

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ

Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. (al-A’raf/7: 17)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 54-55


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...