BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 64-65

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 64-65

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 64-65 berbicara mengenai batas kemampuan Iblis dalam menggoda manusia. Godaan Ibis tidak akan mampu mempengaruhi hamba Allah yang salih.


Baca juga: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 61-63


Ayat 64

Ayat ini menjelaskan lebih jauh, sampai di mana kemampuan Iblis untuk menggoda keturunan Adam di muka bumi ini. Allah swt membiarkan Iblis menghasut siapa saja di antara keturunan Adam, sesuai kesanggupan dan kemampuannya dengan bujukan dan tipu dayanya.

Tipu daya Iblis untuk menggoda keturunan Adam digambarkan seakan-akan panglima yang sedang mengerahkan bala tentara berkuda dan diperkuat dengan tentara yang berjalan kaki. Mereka menyerang musuhnya dengan iringan suara yang gegap gempita guna mengejutkan musuh-musuhnya agar segera tunduk dan takluk di bawah kekuasaannya.

Sehubungan dengan penafsiran ayat ini, Imam Mujahid menjelaskan bahwa setiap tentara berkuda yang digunakan menyerang musuh dengan melanggar hukum-hukum Allah, adalah bala tentara yang tergoda Iblis. Dan bala tentara yang berjalan kaki yang berperang dengan melanggar ketentuan Allah termasuk bala tentara Iblis.

Mufasir lain menjelaskan bahwa setan tidak lagi mempunyai bala tentara berkuda dan bala tentara yang berjalan kaki. Maksud perumpamaan itu ialah sebagai gambaran pengikut-pengikut Iblis dan pendukung-pendukungnya, tanpa mempedulikan keadaannya, apakah yang bertindak sebagai pendukung atau pengikut itu tentara berkuda atau tentara yang berjalan kaki.

Sebagai gambaran yang jelas, Allah mengumpamakan Iblis dan pengikut-pengikutnya dalam menggoda keturunan Adam sebagai orang yang berserikat mengumpulkan harta kekayaan dan anak-anak, yang mendorong mereka terjerumus kepada kemaksiatan dan menuruti hawa nafsu.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Iblis berusaha dengan sekuat tenaga untuk menggoda keturunan Adam, agar mereka terjerumus ke dalam larangan Allah. Iblis menggoda hati mereka agar tertarik pada agama yang tidak diridai Allah, menggodanya supaya berzina, atau senang membunuh dan menguburkan anaknya hidup-hidup.

Allah juga membiarkan Iblis memberikan janji-janji kepada keturunan Adam dengan janji yang dapat memperdayakan mereka sehingga terlena dari perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya.

Akan tetapi, janji-janji setan hanya tipuan belaka, tidak ada satu pun godaan yang bisa mencegah hukum-an Allah yang akan ditimpakan kepada mereka. Janji-janji setan itu hanya tipuan yang memukau sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan mana yang benar dan mana yang batil.

Allah swt berfirman:

وَقَالَ الشَّيْطٰنُ لَمَّا قُضِيَ الْاَمْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَخْلَفْتُكُمْۗ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ

Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, ”Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. (Ibrahim/14: 22)


Baca juga: Penjelasan Al-Quran tentang Orang yang Tidak Bisa Disesatkan Iblis, Siapa Dia?


Ayat 65

Selanjutnya Allah swt menjelaskan keterbatasan godaan Iblis terhadap keturunan Adam dengan menegaskan bahwa sebenarnya hamba-hamba Allah yang selalu menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan terpengaruh oleh godaannya.

Iblis tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksa agar mereka tunduk di bawah tipu dayanya. Kemampuan Iblis hanyalah menggoda saja. Orang-orang yang dapat dipengaruhi ialah mereka yang tidak mempunyai iman yang kuat.

Oleh karena itu, Allah swt menegaskan pada akhir ayat ini bahwa bagi mereka yang mempunyai iman yang kuat itu cukup berserah diri kepada Allah, dan meminta perlindungan kepada-Nya agar terlepas dari godaan dan tipu daya setan.

Dalam ayat ini, terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya tidak mempunyai kekebalan terhadap godaan setan dan tidak mempunyai kontrol pribadi yang menyelamatkan dirinya dari kesesatan. Kekebalan dan kontrol pribadi itu hanyalah perlindungan dan limpahan rahmat Allah swt.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 66-69


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...