Kejelasan Dalil Surah Al Ikhlas sebagai Sepertiga Alquran

Surah Al Ikhlas sebagai sepertiga Alquran
Surah Al Ikhlas sebagai sepertiga Alquran

Surah Al Ikhlas berisi tentang rukun pertama risalah dari Nabi Saw., yaitu tawḥīd dan tanzīh bagi Allah Swt. Tawḥīd dan tanzīh merupakan rukun yang paling utama, karena hal ini berkaitan dengan inti akidah dalam Islam dan akan mengeluarkan kita dari perbuatan syirk (penyekutuan) serta tasybīh (menyerupakan Allah dengan sesuatu). Karena itulah, Surah Al Ikhlas berisikan asas yang mencerminkan akidah dalam Islam dan menyamai sepertiga isi kandungan Alquran.

Penamaan Surah Al Ikhlas

Kata al-Ikhlāṣ dalam bahasa Arab merupakan turunan dari kata kha-la-ṣa yang artinya murni, bersih, terlepas/terbebas (Al-Munawwir,359). Fakhruddin al-Razi dalam kitab tafsirnya, menyebutkan ada tiga hal mengapa surah ini dinamakan al-Ikhlāṣ, di antaranya ialah; Surah Al Ikhlas murni hanya menyebutkan sifat-sifat Allah Yang Maha Agung; orang yang meyakini kebenaran surah ini akan menjadi orang yang tulus dalam menjalankan agama Allah(mukhliṣ); dan orang yang mati dalam keadaan mukhliṣ akan terbebas dan terlepas (khalāṣ) dari api neraka.

Mohammad Said dalam Tafsir Alquran al-Tibyan, menyebutkan bahwa surah ini dinamakan al-Ikhlāṣ karena surah ini sepenuhnya menegaskan kemurnian dan keesaan Allah Swt. Selain itu, surah ini juga dinamakan al-Ikhlāṣ karena di dalamnya berisi perintah untuk beribadah hanya kepada Allah semata dengan Ikhlas, bukan kepada yang lain selain-Nya.

Baca juga: Inilah Empat Keutamaan Surat Al Ikhlas

Dalil Surah Al Ikhlas Setara Sepertiga Alquran

Banyak periwayat hadis yang meriwayatkan bahwa surah Al Ikhlas sama dengan sepertiga Alquran, di antaranya ialah Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Nasa’i, Ibnu Majah, dan al-Turmudzi. Salah satu redaksi hadisnya sebagaimana yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī pada kitāb fadhā`il al-Qur`ān, nomor hadis 5013.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلًا سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ.

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’shah dari bapaknya dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa terdapat seseorang mendengar orang lain membaca: “Qul huwa Allāh aḥad” (Katakanlah Dia-lah Allah Yang Maha Esa), dan mengulang-ulanginya. Pada pagi harinya, orang itu menemui Rasulullah Saw. dan menceritakan peristiwa itu—sepertinya orang itu menganggapnya remeh—, Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Demi Dzat yang jiwa ini di tangan-Nya, surat Al Ikhlas itu setara dengan sepertiga Alquran.”

Penjelasan Term “Tsuluts al-Qur`ān

Ibnu Hajar dalam kitabnya Fatḥ al-Bārī menjelaskan tentang pengertian tsuluts al-Qur`ān. Beliau menyebutkan sebagian ulama memahaminya sebagaimana makna zahir. Mereka mengatakan bahwa Surah Al Ikhlas dianggap sepertiga Alquran ditinjau dari segi makna yang terkandung di dalam Alquran itu sendiri. Di mana isi kandungan Alquran terdiri dari tiga hal utama, yaitu hukum-hukum (syariat), berita-berita, dan tauhid (akidah). Sementara, Surah Al Ikhlas mencakup pada bagian ketiga tentang tauhid mengesakan Allah Swt., maka, surah Al Ikhlas dianggap sepertiga Alquran.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Tafsir Juz ‘Amma Karya Kh. Masruhan Ihsan

al-Nawawi menyebutkan bahwa kandungan Alquran terdiri dari tiga macam: kisah-kisah, hukum-hukum, dan sifat-sifat Allah. Sedangkan kandungan Surah Al Ikhlas murni tentang sifat-sifat Allah. Oleh karena itulah surah Al Ikhlas dianggap sebagai sepertiga Alquran.

al-Qurthubi, sebagaimana dikutib oleh Ibnu Hajar, menyebutkan bahwa dalam surah Al Ikhlas mengandung dua nama di antara nama-nama Allah. Dua nama yang dimaksud adalah al-Aḥad dan al-Ṣamad. Kedua nama itu mencakup seluruh jenis kesempurnaan yang tidak ditemukan dalam surah-surah yang lain, sebab keduanya menunjukkan keesaan Dzat Yang Suci yang memiliki semua sifat kesempurnaan.

Baca juga: Performasi Surat Al-Ikhlas: Era Nabi Muhammad hingga Kontemporer

Nama al-Aḥad memberi pengertian tentang adanya sesuatu yang khusus tanpa ada sesuatu yang bersekutu dengannya. Sedangkan, nama al-Ṣamad memberi pengertian akan semua sifat-sifat kesempurnaan. Karena Ia adalah penguasa tertinggi, maka kepada-Nya, dikembalikan segala permohonan. Semua itu tidak mungkin sempurna kecuali bagi yang telah meraih semua sifat-sifat kesempurnaan, dan yang demikian tidak patut kecuali hanya bagi Allah Swt semata. Oleh karena surah ini mencakup pengetahuan tentang Dzat Yang Suci, maka ditinjau dari kesempurnaan pengetahuan sifat-sifat dzat dan sifat-sifat perbuatan, dianggap mencakup sepertiga Alquran.

Selain melihat dari makna zahir, sebagian ulama ada juga yang mengartikan tsuluts al-Qur`ān dengan arti perolehan pahala. Mereka mengatakan bahwa pahala membaca surah Al Ikhlas sama seperti pahala orang yang membaca sepertiga Alquran. Berdasarkan pandangan ini, bagi orang yang membaca Surah Al Ikhlas tiga kali, pahalanya sama seperti orang yang mengkhatamkan seluruh Alquran. Wallāhu A’lam bi al-Ṣawāb.[]